Bentuk Pelestarian Budaya, Desa Adat Pecatu Kembali Gelar Lomba Ogoh-ogoh
MANGUPURA – baliprawara.com
Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, kembali menggelar lomba sekaligus parade Ogoh-ogoh, dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Caka 1946, Minggu 10 Maret 2024, di lapangan Kurusetra desa setempat. Pada lomba ini, sebanyak 16 Ogoh-ogoh beradu kreativitas. Bahkan, kegiatan ini mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara yang tinggal di lingkungan pecatu untuk menyaksikan.
Lomba ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, Wayan Adi Arnawa ditandai pemukulan Gong. Turut mendampingi pada pembukaan ini, Camat Kuta Selatan, Perbekel Desa Pecatu, Bendesa Adat Pecatu. Pada kesempatan ini, pihaknya menyerahkan dana dari pemerintah Kabupaten Badung sebesar Rp 15 Juta, dan secara pribadi Sekda Adi Arnawa juga menyerahkan dana motivasi kepada masing-masing peserta sebesar Rp 1 juta.
Ditemui usai pembukaan, Sekda Adi Arnawa mengatakan, kehadirannya pada kegiatan pembukaan lomba ogoh-ogoh ini adalah untuk memberikan dukungan serangkaian kegiatan menyambut hari Raya Nyepi Caka 1946. Pada kesempatan tersebut, pihaknya bersama-sama menyaksikan kegiatan budaya, sekaligus bagian dari kegiatan adat yang dirangkaikan dalam bentuk lomba.
Pelaksanaan kegiatan ini menurutnya sangat tepat sebagai bentuk pelestarian budaya. Untuk itu, terkait pelestarian budaya, pihaknya berharap agar sebisa mungkin bagaimana di setiap momen, agar dijadikan event-event budaya. Pasalnya, seperti diketahui bersama, Badung sebagai daerah pariwisata tentu langkah-langkah seperti ini harus terus digencarkan.
Pihaknya dari pemerintah, akan terus mendukung, mensupport baik materil maupun moril. Kegiatan seperti ini, di samping untuk mendapatkan kreatifitas anak-anak muda dalam membuat ogoh ogoh, di sisi lain ini juga sebagai upaya pelestarian dan sekaligus untuk menjaga keamanan dan ketertiban. “Karena bagaimanapun juga, melalui lomba ini, keamanan dan ketertiban harus dikedepankan. Kalau itu bisa dilakukan dengan baik, tentu tujuan kita dalam rangka menjaga kenyamanan orang yang datang ke Bali juga terwujud,” ucapnya.
Karena menurutnya, saat ini banyak orang datang ke Bali, hanya untuk menyaksikan ogoh-ogoh yang dirangkaikan dengan hari raya nyepi. “Mudah-mudahan, event-event seperti ini terus dimodifikasi, dibuat sedemikian rupa agar lebih menarik, sehingga orang akan semakin banyak datang ke Bali,” harapnya.
Untuk itu, pihaknya atas nama pemerintah megajak warga masyarakat yang sedharma, termasuk yang lain, untuk bersama sama menjaga bagaimana catur brata penyepian bisa berjalan lancar, aman, dan yang paling penting, semua bisa menjalankan dengan baik, tidak ada satu kejadian yang tidak diinginkan. “Karena bagaimanapun juga ini sebagai bentuk pertanggung jawaban dan sekaligus juga untuk menunjukkan kepada dunia Internasional, bawa rangka perayaan nyepi ini, satu-satunya kegiatan Istirahat di dunia, agar bisa dilaksanakan dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, SH., menyampaikan, untuk peserta lomba, jumlahnya sebanyak 16 Ogoh-ogoh. Dari total jumlah itu, sebanyak 3 Ogoh-ogoh dilibatkan pada lomba di tingkat Kabupaten.
Secara teknis kata Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung ini mengungkapkan, untuk pelaksanaan lomba, tetap mengikuti aturan dari pemerintah Kabupaten Badung, yakni pukul.22.00 wita, parade sudah harus selesai. “Terkait lomba ogoh ogoh, persiapan sudah dilakukan sejal 3 bulan terakhir,” terangnya.
Pihaknya berharap agar kegiatan seperti ini, bisa terus dilakukan untuk mempererat komunikasi antar pemuda. Sehingga dengan harapan, para pemuda dari Desa Pecatu, tidak melakukan kegiatan Negatif yang tidak perlu dilakukan. “Melalui ini, mereka bisa berkumpul, berkomunikasi saling mengenal satu dengan yang lain, untuk mewujudkan kreativitas melalui seni. Sehingga hubungan erat antar pemuda terua terjalin,” harapnya.(MBP)