Bupati Nengah Tamba, Launching Green Land Sekaligus Mencoba SUP
JEMBRANA – baliprawara.com
Bupati I Nengah Tamba, SH., menjadi satu-satunya Bupati Se-Indonesia saat ini yang telah mencoba sensasi nikmatnya bermain Stand Up Paddle (SUP) di kawasan wisata Green Land, Desa Budeng, Jembrana, Bali pada Selasa 16 Agustus 2022.
Bupati Tamba menyusuri sungai di kawasan ini bersama dengan komunitas SUP Bali usai meresmikan kawasan wisata Green Land di restoran milik Pokdarwis Desa Budeng. Ketua Pokdarwis Desa Budeng, Gede Wijaya yang dijumpai di Restoran Green Land mengungkapkan bahwa Green Land ini merupakan kawasan wisata baru di Kabupaten Jembrana. “Kita ingin mengelola kawasan ini menjadi kawasan baru dengan melibatkan masyarakat nelayan yang ada di Desa Budeng dan desa-desa sekitarnya,” ujar Gede Wijaya.
Kawasan hutan mangrove yang menjadi lokasi kawasan wisata Green Land merupakan kawasan hutan mangrove terluas di Bali dan didapati berbagai jenis bakau yang secara signifikan mensuplai oksigen di Kabupaten Jembrana. Karena itu Pokdarwis berkeinginan melestarikan kawasan ini dengan mengembangkan pariwisatanya.
Di kawasan wisata ini, akan dikembangkan wisata alam dengan berbagai atraksi, bisa menyusuri aliran sungai dengan menggunakan perahu tradisional masyarakat, bisa juga menggunakan SUP yang saat ini mulai diperkenalkan dan dikembangkan di kawasan wisata Green Land kerjasama antara Pokdarwis Mangrove Village Desa Budeng dan komunitas SUP Bali. Selain itu ada juga jogging trek dan dalam waktu dekat juga akan dikembangkan kawasan perkemahan.
Selain wisata alam, Green Land juga menawarkan wisata religi. Bahwa di kawasan Green Land itu merupakan pertemuan 7 muara sungai besar di Bali. Dan di kawasan itulah dihayati sebagai kawasan suci. Wisatawan dapat mengalami vibrasinya ketika berada di kawasan ini.
Upaya mengembangkan kawasan wisata Green Land ini juga sudah dipikirkan matang oleh Pokdarwis Mangrove Village Desa Budeng dengan melibatkan komunitas para nelayan. Hutan mangrove yang luas tentu menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai biota laut. Kepiting akan menjadi salah satu wisata kuliner andalan di kawasan wisata Green Land. Karena itu Gede Wijaya mengatakan akan bekerjasama dengan para komunitas nelayan untuk mengembangkan wisata kuliner. Dengan berbagai atraksi yang ditawarkan nantinya, Gede Wijaya berharap kawasan Green Land akan menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Jembrana, maupun masyarakat Bali, bahkan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sementara peresmian Kawasan Wisata Green Land juga dihadiri Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, Dandim 1617 Jembrana, Letkol Inf. Teguh Dwi Raharja serta sejumlah undangan lainnya yang ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pengguntingan pita oleh Bupati Jembrana Nengah Tamba, SH.
Dalam sambutannya, Bupati Tamba mengapresiasi Pokdarwis Mangrove Village Green Land yang telah menginisiasi pengembangan dan pelestarian kawasan wisata di Desa Budeng. Ini menjadi tonggak sejarah baru buat kita dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Jembrana. “Mari kita jaga kawasan ini agar tetap lestari, tetap bersih dengan alam yang indah sehingga makin banyak wisatawan yang mau mengunjungi Jembrana khususnya kawasan Green Land,” tegas Tamba.
Bupati Tamba menambahkan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Jembrana dirinya tidak mau mengikuti apa yang sudah populer di kabupaten lainnya di Bali. Dirinya mau menonjolkan hal yang unik di Jembrana seperti jegog yang memang khas dan hanya ada di Jembrana. Demikian juga dengan makepung, satu-satunya atraksi yang ada di Indonesia. Sirkuitnya sudah ada tinggal pengembangannnya saja, demikian Bupati Tamba.
“Saya menunggu realisasi dari keberadaan jalan tol yang direncanakan akan groundbreaking pada September ini. Bila itu terealisasi maka Menuju Jembrana Emas 2026 menjadi sangat mudah. Wisatawan saya pastikan akan berbondong-bondong ke Jembrana karena keunikan-keunikan yang ditawarkannya.
Apalagi ke depan bila Jembrana mengembangkan SUP dan mengundang para pecinta SUP di Indonesia maupun di dunia untuk menikmati alam Jembrana sambil bermain SUP. Dan itu tidak sulit ketika jalan tol sudah jadi. Itu akan sangat memudahkan komunitas SUP Bali bekerjasama dengan Pemda Jembrana untuk mengorganisir, mengembangkan dan membawa pencinta SUP ke Jembrana,” papar Bupati yang terkenal ramah ini.
Selain me-launching Green Land dan bermain SUP, Bupati Tamba juga melepas lomba dayung tradisional yang diikuti sekitar seratus peserta dengan menempuh rute sekitar 10 km . Ada juga pemberian penghargaan kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran serta pemberian penghargaan kepada pengusaha yang disiplin bayar Iuran BPJS Kesehatan.
Lomba Dayung Tradisional
Usai meresmikan kawasan wisata Green Land, Bupati Tamba melepas lomba dayung tradisional. Lokasi tepatnya di Kawasan Perancak, Desa Budeng. Jarak tempuh lomba 10 kilometer dan diikuti 100 pendayung lokal. Titik startnya dari Green Land dan finish di Desa Sangkaragung.
Menurut I Gede Wijaya, Ketua Pokdarwis Mangrove Village Desa Budeng, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat nelayan serta menjaga eksistensi sampan tradisional serta melestarikan tanaman mangrove. Selain itu juga Memasyarakatkan olahraga rekreasi sekaligus memperingati ke-127 dan Dirgahayu RI ke-77 Teknis perlombaan, masing-masing sampan diisi dua pendayung. Untuk kedua pedayung saat mendaftar diberikan fee lomba Rp 200 ribu
Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp 28 juta. Acara ini jadi kalender dinas pariwisata kabupaten Jembrana dan diadakan tiap tahun. Acara ini didukung oleh komunitas Stand Up Paddle (SUP) untuk membantu menumbuhkan iklim pariwisata di Kabupaten Jembrana Bali.
Sementara Gustin Direktur Paradise Stand Up Paddle Indonesia menjelaskan, Stand Up Paddle (SUP) diharapkan dapat terus bersinergi dengan Kabupaten Jembrana untuk mengembangkan destinasi pariwisata di Kabupaten Jembrana.
“Kami dari Paradise Stand Up Paddle Indonesia selaku industri yang menjual perlengkapan Stand Up Paddle yang berbasis di Jakarta & Bali. Produk yang kami jual berupa board, dayung, fin, pompa, dan lain lain,” katanya.
Harapan kami bisa bersinergi dengan pemerintah kabupaten Jembrana dan masyarakat setempat agar sama-sama menjadi pioner kegiatan stand up paddle yang bertujuan untuk pengembangan destinasi pariwisata baik lokal maupun mancanegara.
Sementara menurut Ketua SUP Bali, Arie Jembrana salah satu kabupaten yang sangat berpotensi dalam pengembangan SUP dikarenakan terdapat banyak spot-spot yang bisa dimainkan SUP seperti di teluk Gilimanuk, Bendungan Palasari dan juga sungai. Yang perlu dilakukan saat ini adalah pengenalan atau edukasi tentang SUP bahwa olah raga ini sangat menyenangkan terutama aktivitasnya di atas air. “Semoga dengan diadakannya kegiatan SUP di wilayah Bali dan sekitarnya bisa lebih meningkatkan pariwisata,” ucap Arie. (MBP)