Perkembangan AI Jadi Pembahasan di APMF ke-10 di Nusa Dua

 Perkembangan AI Jadi Pembahasan di APMF ke-10 di Nusa Dua

Suasana peserta di ajang APMF ke-10, di ( BNDCC Nusa Dua.

MANGUPURA – baliprawara.com

Di tengah revolusi teknologi serta perkembangan pesat kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), sangat berpengaruh pada dinamika dan tren industri pemasaran, media, dan komunikasi saat ini. Hal itu menjadi pembahasan penting pada Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF) ke-10, yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua selama tiga hari, yakni 1-3 Mei 2024. Melalui pertemuan ini, diharapkan pemanfaatan AI bisa mendekatkan dengan konsumen tanpa menghilangkan suatu pekerjaan tertentu.

Chairman of APMF, Andi Sadha, menjelaskan, perkembangan teknologi saat ini, tentu perlu untuk mewaspadai AI. Apalagi dengan adanya teknologi AI saat ini, tentu muncul ketakutan sejumlah pekerjaan yang akan tergantikan.

“Kita sebagai pelaku industri, harus mendapat manfaat dari perubahan teknologi. Saya selaku seorang pekerja, kami semua di industri untuk bisa memanfaatkan teknologi ini untuk lebih dekat dengan konsumen,” katanya saat memberi keterangan pers, Kamis 2 Mei 2024 di Nusa Dua.

Lebih lanjut dikatakan Andi, pada APMF ini, membahas tantangan masa depan industri, dengan munculnya AI. Berbeda dengan di tahun 2005 yang saat itu, perubahan teknologi baru terjadi dari analog ke digital. Namun sekarang, digital sudah menjadi sesuatu yang normal, bahkan, ada yang namanya generasi AI. “Saya melihat dari sisi sekarang ada pekerjaan yang digantikan, sehingga dalam APMF ini mengundang semua stakeholder industri untuk lebih relevan. Sehingga AI tidak membuat kita tergantikan melainkan terbantukan,” ucapnya.

Even ini lanjut dia, merupakan ajang berkumpulnya stakeholder di bidang pemasaran, kreatif, dan media, dengan skala Asia Pasifik. Hadir pada APMF ini, sejumlah pembicara dari berbagai kota di beberapa negara, yakni New York, Los Angeles, Vietnam, malaysia, dan juga Jakarta. “Untuk di Bali ini, tujuannya kami ingin center of excellence di Asia Pasifik. Jadi berbicara ingin membuat Indonesia memiliki titik excellent,” harapnya.

See also  Gubernur Koster Minta Bali Diprioritaskan Buka Pariwisata Khusus Wisman

Lebih lanjut ia menambahkan, kemungkinan hingga 10 tahun kedepan, AI bekerja dengan tanpa empati. Sehingga apa yang dilakukan oleh AI tidak sepenuhnya benar. Namun ia tidak memungkiri AI juga merupakan teknologi yang penting. “Jadi masih sangat penting kita sebagai pelaku yang tidak tergantikan ini bisa mengerti menggunakan hati dan kreatifitas. Make us as a human being (membuat kita sebagai manusia) tidak tergantikan,” terangnya.

Sementara itu, Co-Chairwoman of APMF, Devi Attamimi, mengungkapkan, sesuai tema yang diangkat “Make Your Mark”, APMF 2024 mengajak para peserta untuk membangun legacy berkelanjutan. Terutama yang berdampak di tengah dinamika industri dan perilaku konsumen yang terus berubah. Setiap individu kata dia, berperan penting dalam membentuk masa depan industri. Bahkan tidak bisa sekadar berfokus pada kesuksesan jangka pendek. (MBP)

 

redaksi

Related post