500 Ribu Vaksin AstraZeneca Didistribusikan di Bali, Kadiskes Pastikan Aman

 500 Ribu Vaksin AstraZeneca Didistribusikan di Bali, Kadiskes Pastikan Aman

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya

DENPASAR – baliprawara.com

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menegaskan vaksin AstraZeneca yang didistribusikan untuk masyarakat terutama warga Bali selama ini aman. Mengenai berita penghentian vaksin tersebut, ia menyebut hanya untuk vaksin AstraZeneca batch (kumpulan produksi) CTMAV547.

Kadiskes memastikan, semua vaksin AstraZeneca untuk Bali tidak termasuk yang ditarik pemerintah. Sehingga masyarakat tidak perlu ragu, panik, apalagi termakan hoax karena vaksin untuk Bali tidak termasuk yang dihentikan.

Lebih lanjut Kadiskes menyebut jika vaksin AstraZeneca yang pernah didistribusikan dan digunakan di Bali memiliki nomor batch CTMAV514, batch CTMAV516, batch CTMAV539, dan batch CTMAV544. “Nomor batch vaksin tersebut sudah teruji aman untuk masyarakat,” kata dr Suarjaya, Selasa (18/5/2021).

Untuk di Bali, sebanyak 500 ribu vaksin AstraZeneca dari pemerintah pusat telah dibagikan ke sejumlah kabupaten/kota di Bali pada 4 Mei 2021 lalu. Pihaknya berharap, ratusan vaksin AstraZeneca yang sudah didistribusikan ini, bisa habis digunakan paling lambat tanggal 20 Mei 2021.

Selain itu, dr. Ketut Suarjaya juga menambahkan, dari laporan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Bali dengan menggunakan vaksin AstraZeneca, pihaknya juga belum pernah menemukan adanya keluhan berat pasca vaksinasi. Sementara penarikan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 merupakan bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin. 

Seperti diketahui, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memang menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca untuk batch tertentu. Penghentian distribusi dan penggunaan vaksin oleh pemerintah hanya khusus untuk vaksin AstraZeneca batch (kumpulan produksi) CTMAV547. Penghentian sementara ini dilakukan sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu. (MBP1)

See also  Anak dan Remaja, Menjadi Kelompok dengan Peningkatan Jumlah Perokok Paling Signifikan

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *