66 Ton Beras Digelontorkan Desa Adat Pecatu, Ringankan Kebutuhan Warga Jelang Galungan dan Kuningan

 66 Ton Beras Digelontorkan Desa Adat Pecatu, Ringankan Kebutuhan Warga Jelang Galungan dan Kuningan

Pembagian beras kepada krama Desa Adat Pecatu, Minggu (20/4) siang. 

MANGUPURA – baliprawara.com
Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, di bawah kepemimpinan Bendesa, I Made Sumerta, SH., kembali menunjukkan komitmennya memperkuat kebersamaan dan meringankan kebutuhan warga. Terutama dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, melalui program rutin tahunan yang tentunya sangat dinantikan.

Sebagai bentuk dukungan untuk warga, prajuru Desa Adat Pecatu, menyalurkan lebih dari 66 ton beras kepada krama (warga) di seluruh wilayah desa Pecatu, Minggu 20 April 2025 pagi, yang dipusatkan di Wantilan Desa Adat Setempat.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta mengatakan, kegiatan ini diawali dengan gotong royong, yang dilanjutkan dengan rapat internal di Banjar Tengah, dan diakhiri dengan pembagian beras kepada krama. Kegiatan ini kata Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini, sebagai bentuk nyata kepedulian Desa untuk Krama.

Lebih lanjut dikatakan, 66 ton beras tersebut dibagikan kepada krama dari tiga banjar dan 19 tempekan. Baik itu kepada KK Pengarep, Serep, Pensiunan, KK Mandiri, Duda, Janda, Penyandang Disabilitas. Selain itu, pembagian beras juga untuk Prajuru, Kelian Sekaa Teruna, Kelian Pecalang, dan Kelian Paiketan di Pecatu. Adapun jumlah beras yang diterima setiap keluarga bervariasi antara 10 hingga 25 kilogram, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

“Yang berstatus suami istri atau yang sudah berstatus single parent, disabilitas, tidak mampu, lansia, semua kami berikan. Masing-masing disesuaikan, kami berikan 25kg per KK,” katanya.

Untuk jumlah beras yang dibagikan tersebut, total dana yang digelontorkan mencapai lebih dari Rp 500 juta. Adapun anggaran yang digunakan bersumber dari retribusi pembagian Pemkab Badung, serta dukungan dari LPD Desa Adat Pecatu.

Sumerta menegaskan, kepedulian Desa untuk krama nya, tidak hanya pada program sembako, namun pihak Desa Adat Pecatu, juga rutin memberikan santunan kematian untuk setiap prosesi ngaben atau nyelosang. Selain itu, juga dukungan dana saat upacara pujawali dan pemelastian.

Sementara, dalam.upaya pelestarian seni dan budaya, Desa Adat Pecatu kata Sumerta, juga rutin memberikan dana yang didistribusikan ke masing-masing banjar dan tempekan, termasuk anggaran untuk pemuda untuk pelestarian Seni dan budaya.

Ke depan pihaknya berharap agenda berbagi seperti ini, bisa terus dilakukan untuk meringankan beban krama. Sehingga harapannya pelaksanaan hari Suci Galungan dan Kuningan dapat berjalan dengan lancar, serta kerukunan dalam rumah tangga maupun keluarga semakin terjaga dan meningkat.

“Rahajeng nyanggra Rahina Galungan lan Kuningan, kami berharap dengan adanya agenda seperti ini, mudah-mudahan bisa meringankan, dan pelaksanaan rahina suci ini bisa berjalan dengan baik, kerukunan berumah tangga atau keluarga lebih terjaga dan bisa ditingkatkan,” harapnya.

Kelian Baga Pawongan Desa Adat Pecatu, I Nyoman Taka, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme krama dan kelancaran program. Taka menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan meringankan beban krama dan memperkuat kerukunan rumah tangga serta kehidupan sosial.

“Kami sangat bersyukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena program ini bisa terwujud. Ini bentuk nyata perhatian desa terhadap masyarakat yang membutuhkan dan senantiasa bisa meringankan dari beban krama,” pungkasnya. (MBP)

 

redaksi

Related post