Pengangkutan Sampah Terkendala Akses, Pengelola DTW Labuan Sait Kerahkan Katrol

 Pengangkutan Sampah Terkendala Akses, Pengelola DTW Labuan Sait Kerahkan Katrol

MANGUPURA – baliprawara.com

Proses evakuasi sampah kiriman yang menepi di Pantai Labuan Sait, Desa Pecatu, Kuta Selatan, terkendala ketiadaan akses memadai. Sebagai solusi, untuk mempermudah evakuasi sampah yang didominasi batang kayu ini, sebuah alat katrol listrik dikerahkan, atas koordinasi pengelola DTW Labuan Sait, Rabu (20/1).

Manajer Pengelola DTW Labuan Sait, I Wayan Wijana menuturkan, ini merupakan kali pertama pihaknya melakukan evakuasi sampah kiriman dengan alat katrol. Karena menurutnya, baru kali ini Pantai Labuan Sait ‘diserbu’ sampah kiriman dengan volume yang cukup tinggi. “Kalau di periode-periode sebelumnya, volumenya itu terbilang sangatlah kecil. Paling-paling hanya 10 hingga 15 persen dari volume saat ini,” kata Wijana saat ditemui disela evakuasi sampah.

Sesungguhnya kata Wijana, sampah kiriman ini sudah mulai terlihat sejak Sabtu (16/1). Kata dia, saat itu, ada banyak sampah yang terlihat mengambang di perairan dekat pantai berpasir putih itu. Kemudian, sampah-sampah tersebut terdampar pada hari Minggu. “Saat itu, nyaris seluruh tepian pantai tertutup sampah, bakan pasir pun tak terlihat karena tertutup sampah,” bebernya. 

Untuk membersihkannya, berbagai unsur masyarakat turut terlibat melakukan aksi bersih pantai dengan memprioritaskan sampah jenis plastik. Baik itu unsur dari desa dinas dan desa adat, pemuda, nelayan, lifeguard, pedagang, komunitas wisatawan asing di Pecatu, para penyedia jasa transportasi wisata, hingga Orari lokal Pecatu. 

Namun sambung Wijana, medan yang curam dan ketiadaannya akses langsung armada ke pantai, menjadi kendala pengangkutan sampah ini. “Tapi tentu kita tidak boleh menyerah, sehingga akhirnya kita coba kerahkan sistem katrol. Dan untuk pengangkutannya, kita dibantu pula oleh DLHK Badung yang telah menerjunkan armada dan personil,” sambung Wijana.

See also  Tukang Sapu dan Warga Kurang Mampu di Tabanan Dapat Bantuan Sembako dari Polri

Tingginya antusiasme masyarakat untuk turut berpartisipasi melakukan pembersihan sampah, disebut sebagai bukti bahwa pariwisata di Pecatu berbasiskan pada masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). Dimana masyarakat sangatlah menyadari bahwa Pantai Labuan Sait yang berstatus sebagai DTW, merupakan penggerak perekonomian. Sehingga harus senantiasa dijaga kebersihannya, termasuk dari serbuan sampah kiriman. “Rasa memiliki ini yang kita apresiasi dan terus pupuk di masyarakat. Karena pada prinsipnya, hasil dari pariwisata akan dinikmati oleh masyarakat, sehingga di sisi lain masyarakat juga wajib untuk turut berpartisipasi dalam menjaganya,” sebutnya. 

Namun karena datangnya sampah kiriman rutin terjadi di setiap tahun, maka dirinya mengakui bahwa Pantai Labuan Sait membutuhkan pola penanganan sampah permanen. Termasuk diantaranya melalui penerapan teknologi, kaitan sulitnya akses evakuasi. (MBP1)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *