Lima Rumah Warga dan Satu Gereja Terdampak Gempa M7,0 di Kepulauan Talaud

 Lima Rumah Warga dan Satu Gereja Terdampak Gempa M7,0 di Kepulauan Talaud

SULAWESI – baliprawara.com

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud melaporkan sejumlah rumah warga dan bangunan terdampak gempa dengan magnitudo 7,0. Gempa yang terjadi pada Kamis malam (21/1), pukul 19.23 WIB berada 132 km timur laut Melonguane, Sulawesi Utara.  

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati menyampaikan, dari data yang dihimpun BPBD setempat, sebanyak 2 unit rumah mengalami rusak ringan dan 3 unit terdampak. Tingkat kerusakan pada ketiga unit rumah tersebut masih dalam proses pendataan petugas di lapangan. “Dua unit rumah rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara, sedangkan rumah terdampak lainnya diidentifikasi masing-masing di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala, Kecamatan Melonguane dan Desa Bantik, Kecamatan Beo,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/1).

Di samping tempat tinggal, gempa juga mengakibatkan 1 unit gereja terdampak di Desa Ganalo, Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Melonguane. Pantauan sementara BPBD menyebutkan kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD. Laporan tingkat kerusakan bangunan masih dalam pendataan petugas di lapangan. Berdasarkan data BPBD per 22 Januari 2021, pukul 08.00 WIB tersebut, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut. 

Pascagempa, tim BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud melakukan pendataan, koordinasi dengan instansi terkait, serta evakuasi keluarga terdampak.

Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut. 

Dilihat dari sisi risiko, sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud dengan luas bahaya 75.479 hektar. Masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa dengan magnitudo besar, seperti pada 1914, 1957, 1969, dan 2009.

See also  Masyarakat Sempidi Siap Menangkan Adi-Cipta di Pilkada Badung, Target Minimal 80 Persen

Data  bencana gempa menunjukkan bahwa korban jiwa terjadi dikarenakan reruntuhan bangunan dan bukan guncangan gempa. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. (MBP)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *