Sawer Nite Menuju “Bali Yang Binal #9” Komunitas Pojok

 Sawer Nite Menuju “Bali Yang Binal #9” Komunitas Pojok

DENPASAR – baliprawara.com

Komunitas pojok akan menggelar Sawer Nite, mengawali setiap gelaran “Bali Yang Binal”. Ini adalah kegiatan penggalangan dana secara swadaya melalui penjualan karya dari para seniman yang mendukung kegiatan “Bali Yang Binal”. Sawer Nite kali ini, akan diisi dengan pemutaran film dan diskusi serta ditutup dengan Lelang Karya. 

“Kegiatan ini akan berlangsung selama seminggu, dimulai pada hari Minggu, 2 Mei 2021 dan ditutup pada hari Sabtu, 8 Mei 2021, di Jl. Sedap Malam, Kesiman, Denpasar. Seluruh dana yang terkumpul nantinya akan digunakan sepenuhnya untuk pelaksanaan Bali Yang Binal #9. Beberapa waktu setelah Sawer Nite, kami akan mengadakan mural jamming, sebagai pemanasan sebelum menginjak acara utama,” kata anggota Komunitas Pojok, Wahyu. 

Bali Yang Binal merupakan acara dua tahunan yang sudah digelar oleh Komunitas Pojok. Berawal di tahun 2005 ketika Bali Biennalle digelar., dimana Bali Yang Binal merupakan sebuah respon terhadap pelaksanaan Bali Biennalle yang dirasa sarat nepotisme. Sebagai sebuah acara kolektif yang diinisiasi oleh Komunitas Pojok, Bali Yang Binal mengutamakan pembiayaan secara swadaya dan dukungan jaringan pertemanan.

Bali Yang Binal selalu mengusung tema yang berbeda, menyesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi. Tema yang diusung Bali Yang Binal #9 adalah “Normal is Boring”. Tema ini diangkat untuk merespon ketidaksiapan manusia menghadapi pandemi yang menghantam dunia secara tiba-tiba. 

“Sebelum pandemi hampir semua orang ingin menjadi berbeda dengan caranya masing-masing, tidak ada yang ingin sama atau disamakan dengan orang lain. Namun ketika pandemi menghantam, semua orang berjuang dengan caranya untuk kembali menjadi normal,” kata anggota Komunitas Pojok, Dewa Ketha. 

See also  Direktorat Jenderal Imigrasi, Keluarkan Kebijakan Visa Multiple Entry 5 Tahun untuk Tujuan Bisnis dan Wisata

Sebagai nilai baru, kata Dewa Ketha, kondisi ini tentu menghadirkan polemik. Saat pandemi yang diamini sebagai kenormalan adalah hidup dengan masker. “Dalam konteks pemakaian masker misalnya, menjadi kontekstual adalah menggunakan masker pada saat yang tepat, dan tidak menggunakannya juga pada saat yang tepat. Bukan berarti oportunis, tapi lebih menggunakan common sense,” menurutnya. 

Dewa Keta menambahkan, bisa jadi, normal dalam suatu kondisi adalah tidak normal dalam kondisi lainnya. Tidak ada yang berhak menjadi hakimnya, karena hal seperti itu tidak mudah diputuskan benar dan salahnya.

Bali Yang Binal ke-9 akan diselenggarakan dengan konsep Art Camp yang akan dipusatkan di Banjar Sampalan, Desa Batununggul, Nusa Penida. rencananya akan diadakan selama seminggu dari tanggal 10-16 Juni 2021. (MBP5)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *