Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Momentum untuk Menjaga Ekosistem Laut

 Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Momentum untuk Menjaga Ekosistem Laut

MANGUPURA – baliprawara.com

Pembersihan kawasan hutan mangrove (Bakau) dari sampah plastik maupun limbah, menjadi sangat penting untuk menjaga ekosistem laut. Karena, kondisi hutan bakau yang tercemar sampah maupun limbah, tentu dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan di dalamnya.

Oleh karena itu, dalam rangka menyambut hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, melakukan aksi bersih-bersih bakau, Jumat (4/6/2021). Aksi peduli lingkungan ini dilaksanakan di areal hutan Mangrove tepatnya di kawasan Tahura Tuban, Kuta. Kegiatan ini juga dilakukan untuk menjaga ekosistem bakau agar biota di dalamnya dapat berkembang dengan baik. “Ketika kondisi laut dan bakau yang banyak sampah ada limbah, tentu berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kepiting,” Koordinator Kelompok Nelayan Wanasari I Made Sumasa, disela aksi bersih lingkungan.

Dalam memperingati hari lingkungan hidup ini, pihaknya mengajak anggota kelompok untuk melakukan pembersihan di kawasan hutan bakau. Hal ini juga dilakukan lantaran beberapa hari lalu banyak sampah plastik yang terbawa air pasang. “Disini kami melakukan pembersihan, kami pungut satu persatu sampah plastik yang saban hari terbawa oleh air pasang,” ujarnya.

Pihaknya juga menyampaikan kalau Kelompok nelayan yang tergabung dalam ekowisata mangrove juga melakukan pembersihan bakau setiap minggunya. Menurut Sumasa, kegiatan bersih-bersih bakau ini untuk mengajarkan kepada generasi penerus bahwa pentingnya menjaga ekosistem bakau. Dirinya juga mengajak komunitas lingkungan dan akademisi untuk menanamkan pentingnya menyikapi sampah plastik kepada generasi penerus bangsa. “Kegiatan kami tidak hanya hari ini, tapi setiap hari minggu kami membersihkan bakau secara berkala. Melalui aksi ini kami mengajak masyarakat untuk menanamkan pentingnya menjaga kebersihan,” ungkap Sumasa.

See also  Pihak Imigrasi Nyatakan Siap Apabila Bandara Ngurah Rai Dibuka untuk Penerbangan Internasional

Nelayan kampung kepiting ini, juga memiliki program breeding kepiting yang berfokus kepada tekstur daging yang sehat dan layak konsumsi. Untuk mengetahui kondisi kepiting, kelompok ini melakukan beberapa penelitian di laboratorium yang mereka miliki. Kepiting juga diberikan makanan khusus. “Kami dalam breeding kepiting melakukan uji coba memberikan pakan ekstrak ulat maggot. Jadi magot yang kami berikan ternyata dapat mempercepat pertumbuhan kepiting dan menciptakan tekstur daging yang bagus,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sumasa juga mengungkapkan, bahwa sebagai nelayan kelompoknya tidak hanya mencari keuntungan dari hasil budidaya. Ia menuturkan sejak awal melakukan budidaya kepiting sebanyak 50 persen larva kepiting dilepaskan ke hutan bakau. Dengan harapan kepiting tetap lestari di alamnya. (MBP1)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *