Selama PPKM Darurat, Lalulintas Jalan Tol Bali Mandara Turun 30 Persen Dibanding LHR Semester I 2021
MANGUPURA – baliprawara.com
Satu tahun lebih Indonesia dilanda Pandemi Covid-19 yang tentunya berdampak kepada seluruh sektor usaha. Khusus di Bali sektor Pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19, mengingat 70% penggerak ekonomi Bali berasal dari sektor pariwisata.
Jalan Tol Bali Mandara merupakan salah satu sektor pendukung Pariwisata yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, pada semester I tahun 2021, PT Jasamarga Bali Tol selaku pengelola Jalan Tol Bali Mandara mencatat volume Lalu Lintas transaksi sejumlah 1,9 juta kendaraan atau rata-rata 10.700 kendaraan/hari. Jumlah ini masih turun sebesar 76% atau 34.000 kendaraan/hari dibandingkan rata-rata tahun 2019.
Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol I Ketut Adiputra Karang menyampaikan bahwa penurunan volume lalu lintas tersebut, disebabkan karena belum pulihnya sektor Pariwisata khususnya wisatawan mancanegara. Pihaknya juga mengatakan bahwa, selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat 3 Juli – 20 Juli 2021, kendaraan yang melintasi di Jalan Tol Bali Mandara mencapai 7.500 kendaraan/hari atau turun sebesar 30% dibandingkan dengan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) Semester I 2021.
“Jalan Tol Bali Mandara sebagian besar penggunanya dari sektor pariwisata. Karena sektor ini paling terdampak oleh Covid-19, jadi Jalan Tol Bali Mandara juga ikut terdampak. Kami tidak bisa berharap banyak akan ada lonjakan atau kenaikan mobilitas dengan situasi pandemi Covid-19 khususnya di tengah PPKM darurat ini, namun kami berharap pandemi covid-19 ini segera berakhir,” ucapnya melalui siaran pers, Kamis 22 Juli 2021.
Adiputra menyampaikan bahwa, turunnya volume lalu lintas di Jalan Tol Bali Mandara tentu berdampak juga pada turunnya pendapatan jalan tol. Dalam hal ini, pihaknya juga harus bisa mempertahankan cashflow perusahaan.
“Kami melakukan upaya-upaya berupa efisiensi beban operasional expenditure (opex) dengan skala prioritas serta capital expenditure (capex) yang difokuskan hanya untuk pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) Jalan Tol khususnya terkait layanan operasi jalan tol dengan fokus utama menjaga keberlangsungan layanan operasional dan pemenuhan SPM yang berkaitan dengan keamanan (safety) bagi pengguna jalan tol,” terangnya.
Adiputra juga menyampaikan bahwa untuk penyerapan Capex dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal, pihaknya akan melakukan beberapa kegiatan di bulan Juli-September 2021. “Pada bulan Juli ini kami sudah melakukan peremajaan peralatan transaksi tol seperti server, sensor deteksi kendaraan dan peralatan tol lainnya serta pada bulan September 2021 kami akan mulai melakukan kegiatan pemeliharaan jalan tol Scraping, Filling, Overlay (SFO) yang mana kegiatan ini akan difokuskan di KM 0.00 s.d KM 1.00 Nusa Dua,” tambahnya.
Adiputra menyampaikan bahwa pihaknya mendukung pelaksanaan PPKM Darurat Jawa- Bali agar segera dapat memutus penyebaran virus, serta pandemi Covid-19 bisa segera berakhir serta roda perekonomian dapat segera membaik. Selain itu, Adiputra meminta dukungan dari masyarakat seperti tetap menerapkan protokol Kesehatan 6M dan selalu memperhatikan protokol ventilasi, durasi dan jarak (VDJ). (MBP)