Pembangunan Pelabuhan Sanur Akan Fasilitasi Tempat Khusus untuk  Nelayan

 Pembangunan Pelabuhan Sanur Akan Fasilitasi Tempat Khusus untuk  Nelayan

DENPASAR – baliprawara.com

Proyek pembangunan Pelabuhan Sanur, saat ini sedang memasuki tahap Pekerjaan Breakwater 1 (Sisi Selatan) berupa Pemasangan Geotextile yang progresnya sudah mencapai 79 persen, Pemasangan Batu Core dengan progress mencapai 27 persen, serta Pemasangan Secondary Layer yang progresnya baru 6 persen. Sedangkan untuk Pekerjaan Breakwater 2 (Sisi Utara) juga sudah menunjukan progress 72 persen berupa Pemasangan Geotextile, Pemasangan Batu Core 54 persen, dan Pemasangan Secondary Layer yang progres baru mencapai 9 persen.

“Selain Pekerjaan Breakwater 1 dan Breakwater 2, kedepan proyek pembangunan Pelabuhan Sanur akan memasuki tahapan pekerjaan pengerukan, pekerjaan talud, pekerjaan dermaga apung hingga pekerjaan fasilitas darat dengan target penyelesaian di Bulan Mei 2022,” ujar Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko dihadapan Gubernur Bali, Wayan Koster saat meninjau perkembangan Pembangunan Pelabuhan Sanur, Rabu 8 September 2021.

 

Gubernur Bali, Wayan Koster menjelaskan, Pembangunan Pelabuhan Sanur merupakan salah satu dari tiga pelabuhan yang dirancang, yaitu Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan yang dibangun sekaligus secara bersamaan dengan anggaran penuh dari APBN Kementerian Perhubungan RI.  Total anggaran Pembangunan mencapai Rp 560 Miliar. Dengan rincian, anggaran Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida senilai Rp 87 Miliar; Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan sejumlah Rp 97 Miliar; dan Pelabuhan Sanur di Denpasar anggarannya paling besar, yakni mencapai Rp 376 Miliar.

Gubernur Koster menegaskan, pelabuhan Sanur akan menjadi pelabuhan yang sangat bagus.  Ini akan menjadi pelabuhan yang sangat baik untuk penyeberangan warga Bali yang akan ke Nusa Penida, Nusa Ceningan dan ke Nusa Lembongan, atau melaksanakan upacara keagamaan pada saat piodalan di Pura Ratu Gede, Dalem Ped, serta berwisata karena Pulau Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan sangat terkenal di dunia sebagai objek wisata. “Saya kira ini akan menjadi ikon baru di Kota Denpasar yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, termasuk sebagai bangunan yang monumental penanda Bali Era Baru,” kata Gubernur Koster.

See also  Pemberantasan Korupsi Dibutuhkan Upaya-upaya Fundamental dan Komprehensif

 

Berdasarkan aspirasi dari Walikota Denpasar, Ketua DPRD Kota Denpasar, Perbekel, hingga Nelayan, kelompok nelayan di sekitar Pelabuhan Sanur meminta untuk disiapkan tempat secara khusus. Merujuk informasi tersebut, Gubernur Koster sangat setuju dengan hal itu. Karena suatu pembangunan pada prinsipnya tidak boleh menggusur atau mematikan sumber kehidupan masyarakat lokal. 

“Jadi prinsip dasar itu, yang mana pembangunan harus harmonis dengan wilayah disini beserta masyarakat dengan kehidupannya. Disini karena sejarahnya nelayan, maka harus Kita jaga agar sejarah nelayan di Sanur ini terjaga dengan baik. Kemudian juga perlu Bale atau tempat berkumpul untuk Kelompok Nelayan, dan hal ini sudah diakomodir dengan meminta para pelaksana untuk memastikan arealnya,” ucapnya.

Gubernur Koster juga meminta kepada pelaksana proyek untuk memastikan tempat suci yang ada di Kawasan Pembangunan Pelabuhan Sanur terjaga dengan baik. Jangan sampai terganggu, termasuk juga tempat melasti-nya harus diberikan ruang untuk memperlancar pelaksanaan upacara yang dilakukan oleh masyarakat di Sanur. “Saya akan memantau pembangunan ini setiap bulan sekali, supaya betul-betul sesuai rencana pembangunannya,” ujarnya. 

 

Sementara, Ketut Sukarja yang mewakili Kelompok Nelayan KUB Mina Sari Asih, Sanur Kaja, Denpasar Selatan di hadapan Gubernur Bali menyampaikan terimakasih, karena sudah memperhatikan nasib nelayan di tengah pembangunan Pelabuhan Sanur. Sejak dari awal Kami meminta difasilitasi tempat khusus untuk nelayan. Jangan sampai nanti ketika pelabuhan ini berdiri bagus, Kami para nelayan malah menjadi penonton disini. “Kami sebagai nelayan yang tergabung di Kelompok Nelayan KUB Mina Sari Asih yang memiliki 40 anggota, memohon agar selalu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali untuk diberdayakan. Karena selain menjadi nelayan, Kami juga hadir sebagai penyelamat masyarakat, apabila ada musibah di laut,” ujar Ketut Sukarja.

See also  Dampingi Kunjungan KSP Moeldoko ke Pelabuhan Sanur, Pj. Gubernur Ajukan Tiga Skema Solusi Kemacetan

Pada peninjauan tersebut, turut mendampingi Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Wayan Samsi Gunarta, Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko, Perbekel Sanur Kaja dan Bendesa Adat Sanur. (MBP)

 

redaksi

Related post