Kejadian di Perairan dan Pegunungan Menjadi Atensi Basarnas saat Nataru

MANGUPURA – baliprawara.com

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar (Basarnas Bali), Rabu 17 November 2021. Kedatangan Kabasarnas yang didampingi pimpinan tinggi madya dan pimpinan tinggi pratama ini adalah untuk mengecek kesiapan personil serta peralatan yang dimiliki Basarnas Bali. 

Dalam sambutanya Kabasarnas menekankan akan pentingnya meningkatkan kompetensi para rescuer, dimana akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan serta respon time. Kabasarnas juga mengingatkan kepada para personil Basarnas Bali untuk selalu menjaga Alut dan peralatan SAR yang dimiliki agar siap dikerahkan. “Menjaga selalu kesiapan Alut agar saat pelaksanaan operasi SAR bisa segera digerakkan sewaktu-waktu,” tegasnya. 

Sementara itu, dalam Menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru), Basarnas akan siagakan sebanyak 3.800 personel di seluruh Indonesia. Termasuk juga dari potensi lain seperti TNI dan Polri dan pemerintah daerah Sehingga kekuatan SAR sebanyak 6 ribu personel saat Nataru. Untuk di Bali, akan disiapkan puluhan personel yang disebar di 4 pos, termasuk yang ada di Nusa Penida, dibantu dengan potensi yang ada seperti TNI Polri serta potensi dari pemadam kebakaran. 

 

Lebih lanjut dikatakan Alfiandi, selama Nataru, yang menjadi fokus atensi pihak Basarnas di Bali adalah di perairan. Pasalnya sekitar 80 persen kecelakaan atau kondisi membahayakan di Bali, memang terjadi di perairan. Oleh karena itu, pihaknya akan mempersiapkan terutama Kapal serta peralatan-peralatan yang mendukung untuk memberikan pertolongan atau penyelamatan  di perairan. “Secara statistik, sebesar 80 persen kejadian itu terjadi di laut,” ucapnya. 

See also  Bertambah 6 Orang, Total 31 Orang Pasien Covid-19 di Denpasar Yang Dinyatakan Sembuh

Meski fokus pada kasus di perairan, tak menutup kemungkinan pihak Basarnas juga akan mengatensi kondisi membahayakan di Pegunungan. Karena menurutnya seperti biasanya, untuk merayakan tahun baru, banyak yang melakukan perjalanan atau hiking ke gunung. Untuk mereka yang mau mendaki gunung, pihaknya menyarankan agar wajib membawa peluit. Sehingga apabila tersesat, akan lebih mudah menemukannya. “Orang yang tidak bisa teriak, tinggal semprit aja, sehingga mudah mencarinya. Tahun baru rata-rata orang ingin itu (mendaki-red). Untuk itu kecelakaan di air dan di pegunungan, itulah yang kami fokuskan saat Nataru nanti,” bebernya. 

Terkait penanganan kecelakaan di air, selama ini menurutnya untuk proses pencarian masih dilakukan secara manual. Namun kedepan pihaknya akan menyiapkan peralatan canggih, yang bisa mendeteksi keberadaan orang sampai 25-50 meter. Alat ini kata dia dinamakan Aqua Eye, yang fungsinya seperti sonar atau radar. Saat pencarian orang tenggelam, alat ini akan dipancarkan di sekitar area. Bila ada benda mencurigakan, begitu alat ini menunjukkan tanda menyilang maka dipastikan itu adalah manusia. “Peralatan ini, kami harapkan akhir tahun ini sudah ada,” harapnya

Pada kunjungan tersebut, Kabasarnas juga mengapresiasi atas diluncurkannya aplikasi Semeton SAR yang dapat mempercepat respon time dan merupakan hasil karya dari pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar. Ia berharap aplikasi itu dapat dipublikasikan kepada masyarakat. (MBP1)

 

redaksi

Related post