Three Bali Spirit, Kolaborasikan Tari Kecak dengan Sanghyang Jaran
MANGUPURA – baliprawara.com
Dengan kembali dibukanya pariwisata dan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, pada Sabtu 27 November 2021, secara perdana, Sanggar Semara Ratih, Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung, kembali mementaskan tari kecak yang biasanya mereka tarikan dihadapan wisatawan mancanegara saat sebelum Pandemi melanda.
Pementasan tarian Kecak yang dikolaborasikan dengan Sanghyang Jaran ini, mengambil tema, “Three Bali Spirit”, mengambil lokasi di jaba Pura Ratu Sakti, Banjar Tanggayuda, Bongkasa. Pementasan ini digelar atas semangat kebersamaan dari para penari itu sendiri. Tentu hal ini memberikan semangat kembali kepada para seniman, karena setelah lama vakum, akhirnya mereka bisa kembali berekreasi.
Meski hampir dua tahun tak pernah pentas akibat pandemi Covid-19, namun gerakan penari dari Sanggar Semara Ratih ini, masih terlihat sangat memukau. Meski satu dari puluhan penari, sesekali lupa dengan gerakan yang dibawakan akibat terlalu lama vakum. Dengan kembali diadakan pementasan, para seniman ini, merasa sangat senang bisa kembali tampil.
Seperti penuturan Ni Luh Meriyanti sebagai seorang penari dari sanggar tersebut mengaku sangat senang dapat kembali tampil menari di hadapan penonton. Sebab sejak awal pandemi Covid-19 hingga kini, dirinya baru pertama kali pentas menari.“Hampir dua tahun lalu, sekarang pertama kali kembali pentas. Kalau dulu waktu pariwisata ramai seminggu sekali dapat pentas. Ini pakaian sampai pudar warnanya,” kata Meriyanti menuturkan.
Untuk pementasan perdana ini, dirinya mengaku hanya mendapatkan waktu latihan hanya sekali saja. Akibatnya, karena minimnya latihan, masih ada beberapa gerakan yang menurutnya kurang sesuai seperti alur cerita tarian kecak. Meriyanti pun berharap, kedepannya pagelaran seni semakin sering dapat diselenggarakan. Lantaran melalui pementasan tari ini menurutnya, dapat memberikan hiburan kepada masyarakat, sekaligus baginya yang berprofesi sebagai penari dapat menambah pendapatan.
Ditemui usai pementasan, Ketua Sanggar Semara Ratih I Ketut Lastra mengungkapkan, pada pementasan ini, pihaknya mengkolaborasikan Tari Kecak dan Sanghyang Jaran. Tujuannya untuk memberikan pertunjukkan yang lebih menarik. Perpaduan yang dilakukan ini juga merupakan persiapan dari para penari untuk ngayah di Pura. Sehingga kedepannya latihan dari penari juga akan digeber. “Seharusnya itu Tari Kecak saja, tapi inisiatif saya sendiri untuk memadukan dengan Tari Sanghyang Jaran. Nanti juga kami berencana akan menambah lawakan Bali supaya lebih menarik,” kata Lastra.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19 pertunjukan seni juga dihentikan. Akibatnya para penari pun harus bersabar lantaran penghasilannya juga ikut berkurang. “Walaupun ini (menari) merupakan pekerjaan sampingan mereka juga sangat berdampak pada penghasilan. Dari yang awalnya seminggu sekali tampil sekarang setelah dua tahun baru sekali. Ini dampaknya luar biasa,” jelasnya.
“Mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu, dan pariwisata cepat pulih, sehingga kami dapat berkreasi lebih matang lagi,” imbuhnya (MBP1)