“Kadet 1947”, Kisah Inspiratif Perjuangan Angkatan Udara dalam Mempertahankan Kemerdekaan

 “Kadet 1947”, Kisah Inspiratif Perjuangan Angkatan Udara dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Nonton Bareng Film Kadet 1947, bersama keluarga besar Lanud Ngurah Rai.

MANGUPURA – baliprawara.com

Kisah inspiratif yang berasal dari perjuangan para pendahulu Angkatan Udara dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, diangkat ke dalam sebuah film. Film garapan sutradara Rahabi Mandra dan Aldo Swastiya, dengan judul  “Kadet 1947” ini,  mengisahkan perjuangan Kadet Angkatan Udara dalam misi serangan udara pertama Angkatan Udara ke Markas Pertahanan Belanda pada 29 Juli 1947.

Untuk mengenang dan menginspirasi prajurit TNI AU dan juga generasi saat ini, keluarga besar Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) I Gusti Ngurah Rai, menggelar kegiatan nonton bareng (nobar), Bertempat di Cinepolis, Sidewalk Jimbaran, Bali, Selasa 30 November 21.

 

Komandan Lanud (Danlanud) I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Reza, R.R. Sastranegara, S.Sos., M.A.P., usai acara nobar mengatakan, film Kadet 1947, merupakan kisah inspiratif yang berasal dari perjuangan para pendahulu Angkatan Udara dalam mempertahankan kemerdekaan. Danlanud berharap, dengan adanya kegiatan nobar ini prajurit Lanud I Gusti Ngurah Rai dapat memupuk jiwa patriotisme yang rela berkorban jiwa dan raga demi keutuhan bangsa dan negara khususnya melalui TNI Angkatan Udara.

“Seperti yang kita ketahui tadi, sudah kita saksikan bersama, banyak esensi yang memang bisa diambil yaitu jiwa heroik. Beberapa pemuda yang masih berstatus kadet penerbang, yang saat itu masih dalam status sebagai siswa tapi mampu melaksanakan operasi udara pertama yang dilaksanakan oleh angkatan udara semenjak berdirinya tahun 1946,” kata Danlanud menyampaikan.

See also  AMSI Meluncurkan E-Learning 8 Jurus Jitu Mengelola Media Siber

Danlanud menilai, film yang berdurasi 110 menit tersebut, dikemas dengan begitu baik,  sehingga menggugah semangat generasi muda untuk berjuang dan berkarya bagi negara dan bangsa. “Kita bisa lihat bahwa dengan terbang dengan pesawat seadanya, peralatan yang minim, namun dapat memberikan daya kejut dengan menyerang apa yang kita kenal sebagai pengeboman 3 kota yaitu Salatiga, Ambarawa dan Semarang,” terang Danlanud. (MBP)

 

redaksi

Related post