Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali: Langkah Awal Transformasi Ekonomi Indonesia

 Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali: Langkah Awal Transformasi Ekonomi Indonesia

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa.

DENPASAR – baliprawara.com

Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera serta Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ulapan, resmi diluncurkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Pemerintah Provinsi Bali, pada Jumat 3 Desember 2021, di Three Mountains, Kura Kura, Serangan, Denpasar Selatan, Bali. Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera disusun berlandaskan kepada Visi Indonesia 2045 dan kearifan lokal Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang bersumber dari nilai-nilai filosofi lokal Sad Kerthi dan semangat ajaran Hindu, Tri Hita Karana.

Pada sambutannya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan, Peta Jalan Transformasi Ekonomi Bali dan Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ulapan, sesuai penugasan dari Presiden Joko Widodo, untuk menyusun transformasi ekonomi Indonesia pasca Covid-19. Bali sebagai Barometer Indonesia dimata dunia, menurutnya harus segera pulih dan bangkit serta harus bertransformasi menjadi Bali era baru. “Untuk itu kami telah menyusun enam strategi besar transformasi ekonomi Bali yang selaras dengan nilai-nilai filosofi kearifan lokal,” katanya.

 

Lebih lanjut menurutnya, selama ini, Bali memiliki tantangan kesehatan yang cukup besar. TBC dan HIV merupakan penyakit menular tertinggi. Angka kematian bayi berada di atas rata-rata nasional. Mayoritas tenaga kerja di Bali berpendidikan SMP ke bawah sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas. “Dengan strategi Bali pintar dan sehat, Bali akan memiliki sumber daya manusia yang sehat, cerdas, berkarakter kuat, kreatif, dan memiliki kemampuan inovasi yang tinggi,” ucapnya.

See also  Sekda Adi Arnawa Olahraga Bersama Serangkaian Hari Bhayangkara ke-76

Sementara, terkait dengan produktivitas, Bali saat ini memiliki tantangan minimnya penggunaan teknologi di sektor pertanian, terbatasnya keterkaitan rantai pasok komoditas dari hulu hingga hilir, terbatasnya keragaman subsektor industri, dan rendahnya kontribusi sektor industri terhadap total ekspor. Untuk itulah, dengan strategi Bali produktif, Bali akan memiliki tenaga kerja setara pekerja kelas menengah, pertanian modern menuju Bali Organic, industri hijau berorientasi ekspor, serta pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

 

Ditambahkannya, pengembangan pariwisata berkualitas tersebut juga akan didukung Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ulapan yang mengembangkan tiga zonasi. Zona pertama, pengembangan produk wisata berbasis keluhuran warisan budaya Ubud. Zona kedua, pengembangan produk wisata berbasis budaya keseharian masyarakat Ubud. Zona ketiga, pengembangan produk wisata berbasis wisata alam dan petualangan.

Menurutnya, Bali saat ini juga menghadapi permasalahan lingkungan seperti peningkatan emisi, kenaikan permukaan laut, tingginya konsumsi energi non-terbarukan, dan permasalahan pengelolaan sampah. Dengan strategi Bali Hijau, pihaknya berharap Bali dapat mewujudkan penurunan emisi pada sektor pertanian, pengelolaan sampah dengan teknologi maju, transportasi ramah lingkungan, implementasi Blue Economy sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan luas tutupan mangrove yang ideal. 

“Bali saat ini juga menghadapi masalah keterbatasan infrastruktur konektivitas serta minimnya infrastruktur logistik. Melalui strategi Bali terintegrasi, Bali akan menjadi hub logistik udara yang menghubungkan Bali dengan pasar domestik dan pasar global,” ucapnya.

See also  Asal Munculnya Buaya di Pantai Legian, Ini Penjelasan BKSDA

Suharso mengatakan, peranan digital juga menjadi penting terutama pada saat pandemi. Tantangan Bali saat ini masih terdapat blank spot dan kecepatan jaringan yang rendah. Layanan operator seluler masih terkonsentrasi di Bali bagian selatan, dan pemanfaatan digital internet yang relatif rendah. “Maka, melalui strategi Bali Smart Island, Bali akan memiliki 100% digital coverage dengan kualitas jaringan prima, menjadi destinasi start-up global, serta memiliki sistem digital terintegrasi antara lain smart goverment dan smart economy,” bebernya.

 

Menurutnya, strategi Bali Kondusif hadir untuk menciptakan kemudahan berusaha dan birokrasi yang efisien. Menteri PPN mengungkapkan, saat ini intervensi terintegrasi yang sudah dilakukan terhadap Bali antara lain pembiayaan dana alokasi khusus tahun 2021 untuk transformasi persampahan yang akan berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Kemudian, pengembangan kawasan khusus pariwisata kesehatan di Sanur. Ada pula pembangunan Pelabuhan Benoa sebagai hub kapal pesiar. Pembangunan jalan bebas hambatan Gilimanuk-Mengwitani, serta bantuan hibah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Bali.

“Dengan transformasi ekonomi Bali, maka diharapkan produktivitas tenaga kerja akan meningkat hingga empat kali lipat dan ekonomi tumbuh rata-rata 7,4 persen. PDRB perkapita akan meningkat hingga delapan kali lipat, tingkat kemiskinan menurun ke level 0,18 persen, serta tingkat pengangguran menurun ke level 0,5 persen, dan akan tercipta sustainability yang didukung produk hijau,” tambahnya. (MBP)

 

See also  Peringati World Glaucoma Week 2023, RS Unud Beri Penyuluhan

redaksi

Related post