Prodi D4 Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil PNB, Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Kedisan

 Prodi D4 Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil PNB, Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Kedisan

Pengabdian Masyarakat, Prodi D4 Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali, di Desa Kedisan, Tegalalang, Kabupaten Gianyar.

GIANYAR – baliprawara.com

Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi, disamping dharma pendidikan dan pengajaran serta dharma penelitian. Dalam hal ini, di tahun 2021 ini, Program Studi (Prodi) D4 Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali, menggelar program pengabdian kepada masyarakat untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan yang digelar pada 27 November  2021 lalu, diisi dengan Pemetaan (masterplan) Desa Wisata di Desa Kedisan, Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Kegiatan pengabdian ini melibatkan segenap sivitas akademika, yakni Dosen, Mahasiswa, Tenaga Kependidikan serta Alumni Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali dan aparat Desa, Bendesa Adat serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Melalui pengabdian kepada masyarakat ini, perguruan tinggi diharapkan hadir ditengah-tengah masyarakat, serta memberi solusi bagi masyarakat. 

Ketua Panitia Pelaksana PKM, Made Sudiarsa didampingi anggotanya Gede Sastra Wibawa mengatakan, Desa Kedisan merupakan suatu desa agraris yang saat ini sedang berkembang dimana masyarakatnya saat ini, secara umum mata pencahariannya lebih banyak mengandalkan di bidang pertanian. Selain daerahnya sentra pertanian dan pengrajin kayu, daerah Kedisan ini juga terdapat sentra pariwisata yang sudah sangat maju dan berkembang dengan pesat.

Lebih lanjut menurutnya, masyarakat Desa Kedisan, sangat dekat dengan sosio historis sebagai manusia yang berbudaya. Sebagai penghuni daerah labil tersebut, masyarakat desa Kedisan sangat religius dengan diekspresikan lewat seni budaya yang sangat menarik. Di daerah ini menurutnya, hidup aneka macam kesenian seperti tarian Klasik, maupun wayang kulit, Tarian penyalonarangan, dan seni budaya lainnya. 

See also  RS Mata Bali Mandara, Raih Akreditasi A

“Pada sisi lain ada obyek wisata yang sudah di bangun yang diberi nama Ulu Petanu Waterfall, dan Rice Terrace Kebon. Maka sangatlah tepat bila daerah ini di kembangkan menjadi Desa Wisata melihat dari faktor potensi pendukung Obyek dan Daya Tarik wisata (ODTW) diatas juga daerah ini adalah jalur wisata ke pengeleburan Sebatu dan dekat dengan obyek wisata Tirta Empul sebuah kawasan wisata religi dan edukasi perjalanan Ida Pedanda Sakti Wawu rauh Manuaba,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu 8 Desember 2021.

Pelaksanaan kegiatan dengan Alat Sondir.

Berdasarkan pengembangannya, kondisi objek wisata Ulu Petanu Waterfall dan Rice Terrace Kebon menurutnya, belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata. Yaitu (something to do) belum memenuhi infrastruktur dan fasilitas yang mendukung untuk kegiatan wisata. Namun demikian, keunikan sejarah, keragaman budaya serta pesona alam Desa Kedisan sudah merupakan modal besar untuk pengembangan Desa Wisata yang berbasis kelestarian alam dan kearifan lokal (spiritualitas). Sehingga pengembangannya haruslah melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Kedisan. 

“Harapannya masyarakat tidak saja sebagai objek, melainkan berperan besar sebagai subjek pariwisata itu sendiri. Untuk mewujudkan pariwisata yang berkesinambungan, diharapkan dukungan pemerintah mampu berkontribusi terhadap pengembangan desa wisata tersebut untuk mengakselerasi pertumbuhan pengembangan sesuai yang diharapkan,” harapnya.

Sesuai dengan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 429/E-02/HK Tahun 2017, tentang penetapan Desa Kedisan Sebagai Desa Wisata, Membangun desa wisata yang menjunjung tinggi keberlanjutan alam serta membangun masyarakat yang lebih peduli pada kelestarian lingkungan serta nilai-nilai budaya lokal. Pengembangan Tempat Wisata Ulu Petanu merupakan suatu program penyelamatan kawasan yang memiliki sejarah yang kuat dan sudah barang tentu sangat memperhatikan kebersihan lingkungan khususnya sungai. Dalam pengembangan obyek wisata ini perlu didukung oleh infrastruktur yang memadai seperti lahan parkir, Gapura dan posko Entry Ticket, Toilet & Gudang, gedung serbaguna dan sebagainya.

See also  Puri Agung Jro Kuta Beri Dukungan Sekala Niskala Kepada Bacalon Bupati Badung Wayan Adi Arnawa

Dari analisis situasi yang dilakukan pada lokasi, diketahui bahwa sebagai mitra dalam hal ini Aparatur desa  khususnya  Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), ternyata tidak tahu  bagaimana cara memetakan wilayah yang akan dikembangkan. Selain itu, masyarakat juga  ingin mengetahui Penataan Obyek Wisata Ulu Petanu dan Trekking Rice Terrace Kebon. Dalam hal ini, Aparatur desa  khususnya  Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan masyarakatnya ingin kondisi tanah  dan gambar rencana Pembangunan Gedung Serba Guna di areal Parkir Ulu Petanu

Untuk itu, solusi  dan target luaran Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini diantaranya, prioritas utama dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan pemetaaan terkait dengan rencana lahan parkir, Penyelidikan tanah  di lokasi rencana Gedung. “Adapun Target luaran adalah gambar hasil ukur yang berupa peta dan Hasil Uji Tanah,” ucapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post