Di Lokasi Temuan Mayat Membusuk, Desa Adat Pecatu Gelar Pecaruan untuk Pembersihan

MANGUPURA – baliprawara.com

Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Selasa 4 Januari 2022, menggelar prosesi pecaruan alit, dengan memakai sarana ayam brumbun di atas tebing Karang Boma. Pecaruan ini, digelar pascatemuan mayat membusuk di kawasan tebing Karang Boma, beberapa waktu lalu. Prosesi pecaruan ini, dilaksanakan untuk membersihkan kembali area yang termasuk disucikan itu. 

Menurut Bandesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, pelaksanaan pecaruan ini digelar untuk membersihkan kembali secara sekala dan niskala, atas petunjuk dari sang yajamana karya, sebelum satu bulan 7 hari piodalan di Pura Luhur Uluwatu. Karena lokasi kejadian penemuan mayat membusuk merupakan lahan milik pribadi, maka pihaknya juga mengundang pemilik lahan saat prosesi upacara.

 

Sumerta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Badung ini mengatakan, meski lokasi penemuan mayat merupakan milik pribadi, namun Desa Adat memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembersihan secara niskala. Mengingat, kawasan tersebut, merupakan kawasan yang disucikan, karena berdekatan dengan pura Goa Batu Metandal dan Pura Luhur Uluwatu.

Pelaksanaan upacara ini lanjut Sumerta, digelar pihak Desa Adat, bersama pihak Puri Jro Kuta, selaku Pengempon Pura Uluwatu. “Meski ini merupakan lahan pribadi, namun karena lokasinya berada berdekatan dengan pura Goa Batu Metandal dan Pura Luhur Uluwatu, tentu ini menjadi tanggung jawab Desa Adat untuk melakukan pembersihan,” ucapnya. 

 

Kawasan tebing Karang Boma dikatakannya,  memang sering dilalui nelayan setempat untuk menuju pantai. Namun, karena ketinggian tebing mencapai 200 meter, tentu aksesnya sangat terjal dan sulit dilalui. “Biasanya akses tersebut dipakai oleh pemancing maupun nelayan untuk turun ke bawah. Mereka biasanya turun menggunakan tali, karena akses jalan sangat minim,” bebernya.

Terkait temuan mayat membusuk tersebut, pihaknya menduga, orang tersebut mencoba turun melalui jalur yang biasa dilalui nelayan. Namun saat itu, diduga orang tersebut terpeleset dan terbentur, sehingga mengakibatkan meninggal dunia. Ke depan, dirinya berharap  agar hal-hal semacam itu tidak lagi terjadi di wilayah Pecatu yang berkaitan dengan salah pati ataupun ulah pati. “Di sana sesungguhnya sudah dipasang tali agar tidak ada yang melintas. Namun nyatanya tetap ada temuan. Jadi kami benar-benar berharap agar hal-hal seperti itu tidak terjadi kembali,” harapnya. (MBP1) 

 

redaksi

Related post