Pop Plant Market, Kolaborasikan Seni Dengan Botani
GIANYAR – baliprawara.com
Meningkatnya tren tanaman hias belakangan ini, berimbas dengan meningkatnya nilai ekonomi dari tanaman hias tersebut. Selain itu memelihara tanaman hias sudah menjadi gaya hidup.
Untuk menampung para pecinta seni dan penghobi tanaman ini, Handmad Campah Bali berkolaborasi dengan Bali House Plant Community menggelar Pop Plant Market. Acara yang melibatkan 17 stand tanaman ini diadakan pada Sabtu 12 – Minggu 13 Februari 2022, di Kedai D’Sawah – Kemenuh, Gianyar.
“Pop Plant Market menjadi ajang kolaborasi antara pecinta seni dan penghobi tanaman hias Bali. Event ini sebagai ajang bertukar pikiran dan menunjukkan bahwa tanaman bukan sekedar hobi namun sudah menjadi lifestyle. Juga sebagai edukasi tentang tanaman endemik Indonesia yang tidak kalah eksotis dengan tanaman dari luar negeri. Total ada 17 stand yang ikut untuk acara perdana ini,” jelas Nyoman Budi Arsana selaku Ketua Panitia didampingi oleh Putu Wijaya.
Budi Arsana menambahkan acara yang berlangsung selama dua hari ini,, diisi dengan Meet and Greet, Talkshow, Weekend Market, pameran koleksi, lelang dan live music. Selain itu setiap tiket masuk akan diundi untuk mendapatkan hadiah berupa tanaman jenis Colocasia pharaoh mask.
“Ada berbagai jenis tanaman disini, mulai dari anggrek, kaktus, monstera, vilodendrom, colocasia, simbar dan perlengkapan bercocok tanam. Dan yang paling menarik dan mahal tentu saja jenis tanaman yang memiliki kelainan genetik atau varigata, yang harganya capai 300 juta,” ungkapnya.
Salah seorang pedagang tanaman, Adi Pande dari Mentik Bali mengatakan prospek bisnis tanaman hias saat ini sangat menjanjikan. Karena pembeli tanaman hias ini tidak saja dari lokal tapi juga dari luar negeri. Seperti ditempatnya, banyak pembeli dari luar negeri yang khusus datang ke Bali hanya untuk membeli tanaman. Jadi ini juga bisa sebagai salah satu daya tarik wisatawan. “Tanaman ini bisnis menjanjikan, selain bisa ekspor ini juga bisa sebagai penarik wisatawan untuk ke Bali. Karena iklim Bali sangat baik untuk mengembangkan tanaman hias,” katanya.
Adi Pande juga mengapresiasi Handmad Campah Bali sebagai salah satu brand pakaian jadi yang sudah menyelenggarakan Pop Plant Market ini. Tanaman hias tidak saja milik para pecinta tanaman, tetapi culture ini sudah menjadi lifestyle. Culture tanaman hias, banyak subculture yang bisa digabungkan dengan tanaman tersebut, misal seni mural, musik dan clothing. Karena sudah menjadi lifestyle tentu tidak lepas dari dunia fashion, inilah bentuk kolaborasinya.
“Terimakasih kepada Handmad Campah Bali, semoga ini bisa berkelanjutan. Kita majukan botani Bali bersama – sama,” tutupnya. (MBP)