Rawan Bencana dan Kecelakaan, Kesigapan Tim Penolong Diperlukan untuk Memberikan Bantuan

 Rawan Bencana dan Kecelakaan, Kesigapan Tim Penolong Diperlukan untuk Memberikan Bantuan

Pelatihan teknis pertolongan pertama/ Medical First, di Pos SAR Buleleng.

SINGARAJA – baliprawara.com

Kabupaten Buleleng, termasuk kabupaten yang rawan akan terjadinya bencana dan kecelakaan. Untuk itu diperlukan kesigapan tim penolong dalam memberikan pertolongan pertama/medical first responder terhadap korban bencana atau kecelakaan yang memerlukan bantuan. Sehingga, dengan harapan, semakin cepat response time, maka akan semakin besar pula kemungkinan korban bisa diselamatkan. 

“Kesigapan tim penolong dalam memberikan pertolongan pertama/medical first responder, terhadap korban bencana atau kecelakaan sangat dibutuhkan. Tentu dengan semakin cepat response time, maka akan semakin besar pula kemungkinan korban bisa diselamatkan,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada, S.E., M.A.P., saat penutupan pelatihan teknis pertolongan pertama/ Medical First Responder, Minggu 27 Maret 2022,  di halaman Pos SAR Buleleng, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. 

Dikatakan Darmada, pelatihan teknis pertolongan pertama ini, cenderung lebih sulit dibandingkan pelatihan-pelatihan yang lain. Pelatihan teknis ini adalah pelatihan yang setingkat lebih tinggi dari pelatihan dasar, diharapkan peserta dapat mengaplikasikan seluruh materi pelajaran yang didapat saat memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis datang. “Benar, pelatihan ini lebih sulit dibandingkan pelatihan SAR lainnya, karena peserta harus mengingat bagian-bagian dari anatomi tubuh manusia agar dapat memberikan pertolongan pertama dengan baik,” ucapnya.

 

Pelaksanaan pelatihan teknis pertolongan pertama yang sejatinya dilaksanakan hingga tanggal 28 Maret 2022, dipadatkan satu hari lebih awal yaitu pada Minggu, 27 Maret 2022. Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, baik materi dan praktek yang diberikan oleh Instruktur profesional. Kriteria sertifikasi yang telah ditetapkan oleh Basarnas adalah peserta mampu mengikuti jam pelajaran hingga mencapai 72 jam. “Saya sangat terkesan dengan semangat para peserta, mau belajar dari pagi hingga malam hari, semoga kedepannya semangat ini tetap ada demi memberikan pelayanan SAR secara cepat kepada masyarakat dengan keberadaan potensi SAR, khususnya di Kabupaten Buleleng,” terang Darmada. 

See also  Korban Terseret Arus di Pantai Petitenget Ditemukan Masih Kenakan Celana Pendek

Setelah tersertifikasi  peserta diharapkan mampu melakukan teknik-teknik pertolongan diantaranya penilaian korban, pemindahan korban, bantuan hidup dasar, resusitasi jantung paru, terapi oksigen, penanganan patah tulang, cedera jaringan lunak dan organ dalam, penanganan luka bakar dan cedera kepala, dada dan tulang belakang. 

Sebagai simbolis telah berakhirnya pelatihan, Kepala Kantor Basarnas Bali melakukan pelepasan tanda peserta yang diwakilkan oleh 2 orang peserta. “Dengan berakhirnya pelatihan potensi teknis pertolongan pertama ini, nantinya dari 50 orang peserta 48 orang akan memperoleh sertifikasi  langsung dari Basarnas dan dianggap telah memiliki kemampuan di bidang pertolongan pertama. Disayangkan ada 2 orang lainnya dinilai belum mampu dalam memenuhi kriteria sertifikasi Basarnas,” tutup Darmada. (MBP)

 

redaksi

Related post