Sempat Anjlok Akibat Pandemi, Kunjungan ke ITDC Nusa Dua Mulai Merangkak Naik
MANGUPURA – baliprawara.com
Selama triwulan 1 tahun, yakni Januari – Maret 2022, tingkat occupancy atau hunian di kawasan ITDC Nusa Dua, tercatat secara berturut-turut sebesar 20,15%, 12,78% serta 30,77% atau rata-rata mencapai 21,23%. Selama 3 bulan tersebut, total jumlah kunjungan wisatawan mencapai 60.388 orang.
Jumlah ini meningkat sebesar berturut-turut 7,71%, 5,08% dan 9,80% atau rata-rata sebesar 7,53%, dibanding tingkat hunian periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 26.913 orang. Dengan demikian, tingkat hunian rata-rata The Nusa Dua pada Triwulan 1 2022, tumbuh 182% dibandingkan tahun 2021. Sedangkan kunjungan wisatawan, yang didominasi oleh wisatawan domestik, tumbuh juga lebih dari 100% yaitu sebesar 124%.
Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, tingkat occupancy kawasan selama periode Januari – Maret 2022 kembali menunjukkan tren positif. Peningkatan occupancy ini antara lain didorong oleh meningkatnya kegiatan event, kunjungan wisatawan domestik, jumlah pertemuan yang diselenggarakan di dalam kawasan. Selain itu, juga adanya kebijakan bebas karantina dan Visa on Arrival (VOA) untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang masuk ke Indonesia melalui Bali. “Kami harapkan peningkatan ini dapat terus terjaga seiring dengan meningkatnya kegiatan kepariwisataan,” kata Ardita, Selasa 5 April 2022.
Menurut Ardita, pada periode Januari – Maret 2022, memang ada beberapa event dan konferensi yang digelar di The Nusa Dua. Antara lain, Goldcoin Conference, COP-4 Minamata Convention on Mercury, serta 144th Assembly of The Inter Parliamentary Union (IPU) yang diikuti oleh lebih dari 1.000 orang. Pada akhir Maret lalu, Pulau Peninsula The Nusa Dua kembali menjadi lokasi event outdoor dengan jumlah peserta mencapai 1.000 orang setelah vakum selama 2 tahun akibat pandemi.
Ke depan kata Ardita, beberapa event juga telah terjadwal dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua pada tahun 2022, diantaranya event Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada bulan Mei 2022, Bali and Beyond Travel Fair 2022 pada bulan Juni 2022 serta rangkaian event KTT G20 pada akhir tahun 2022.
Sebagai sebuah destinasi wisata berkonsep world class tourism complex, Kawasan The Nusa Dua memiliki kelengkapan akomodasi lebih dari 5.000 kamar hotel serta fasilitas MICE yang mampu menampung lebih dari 20.000 delegasi. Sampai Maret 2022, tercatat sebanyak 18 hotel dan villa sudah beroperasi dari total 21 hotel dan villa yang ada di kawasan.
Selain kelengkapan fasilitas MICE, The Nusa Dua juga menyediakan berbagai fasilitas dan atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang menginap di The Nusa Dua, seperti shopping center, Museum Pasifika, theater (Devdan Show), dan golf course, DTW Water Blow Peninsula Nusa Dua serta mobil listrik sebagai alternative transportasi di Kawasan. The Nusa Dua juga memiliki outdoor space yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pendamping MICE, yaitu Pulau Peninsula seluas 5 hektar dengan fasilitas open stage, helipad standard Chinook, stage Kecak untuk menampung 500 orang, serta toilet sebanyak 2 unit.
Sementara, sebagai kawasan yang ditetapkan menjadi Green Zone Destination, The Nusa Dua telah menerapkan sejumlah tata kelola kawasan berbasis protokol kesehatan. Selain itu, juga mewajibkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) bagi kawasan dan tenant, menyelesaikan program vaksinasi dan booster Covid-19 bagi seluruh pekerja di dalam kawasan, serta mendorong pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi sebagai upaya untuk memitigasi penyebaran Covid-19 di kawasan dan sekitarnya.
Pada awal tahun ini, 5 hotel di The Nusa Dua juga menjadi lokasi program Bali Warm Up Vacation yang merupakan program khusus bagi PPLN yang baru datang ke Bali agar dapat menjalani karantina mandiri dalam hotel dengan sistem bubble.
“Saat ini tingkat kunjungan dan occupancy rate The Nusa Dua belum normal seperti sebelum pandemi, namun kami optimistis tren pertumbuhan akan terus terjaga hingga akhir tahun ini. Semoga saja dengan kebijakan pemerintah terkait karantina dan VOA bagi PPLN, wisatawan mancanegara dapat kembali datang ke Bali, sehingga upaya pemulihan pariwisata Indonesia, khususnya Bali dapat berjalan dengan baik,” tutup Ardita. (MBP)