Dukungan CCEP Indonesia, TPST-3R Seminyak Sukses Tangani Sampah Hingga Tuntas

 Dukungan CCEP Indonesia, TPST-3R Seminyak Sukses Tangani Sampah Hingga Tuntas

Suasana pengolahan sampah di TPST-3R Seminyak Clean, yang juga menghasilkan produk daur ulang.

MANGUPURA – baliprawara.com

Permasalahan sampah di Bali dewasa ini, semakin pelik akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat serta masih minimnya tepat pengolahan sampah yang memadai. Bila permasalahan ini tidak ditangani secara serius dan sesegera mungkin, tentu ancaman sampah ini, akan menjadi “bom waktu” bagi kehidupan masyarakat di Bali, yang tentunya juga akan berdampak buruk pada citra Bali sebagai destinasi wisata dunia.

Terkait permasalahan sampah, meski pemerintah saat ini telah mengeluarkan regulasi untuk penanganan mulai dari sumbernya, namun implementasi di lapangan, ternyata terganjal akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat, untuk itu. Oleh karenanya, menggugah kesadaran masyarakat untuk mulai menyelesaikan permasalahan sampah dari sumbernya, harus terus dilakukan. Kalau bisa, edukasi terhadap penanganan sampah, harus dimulai pada siswa atau sejak usia dini. 

Terkait penanganan masalah sampah, TPST-3R Seminyak Clean, yang ada di Desa Adat Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, patut diacungi jempol dan di ketokularkan. Pasalnya, pengelolaan sampah yang telah berjalan sejak tahun 2003 ini, kini “menjelma” menjadi tempat pengelolaan yang boleh dikatakan layak ditiru. Karena seperti diketahui, sistem pengelolaan sampah yang dilakukan, merupakan tempat pengolahan sampah berbasis kearifan lokal terpadu pertama yang dikelola secara mandiri di Bali dan juga di Indonesia. Apalagi dengan dukungan yang tak pernah terputus dari Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, yang turut andil dalam kesuksesan untuk penanganan sampah hingga tuntas, di wilayah Seminyak.

 

Ketua TPST-3R Seminyak Clean, I Komang Ruditha Hartawan.

Menurut Ketua TPST-3R Seminyak Clean, I Komang Ruditha Hartawan, keberadaan TPST-3R Seminyak Clean saat awal terbentuk, hanya beroperasi dengan menggunakan gerobak, bersama 6 orang tim. Tentu saat itu kata dia, penanganan sampah sangat berat dan pastinya sangat Kewalahan. Pasalnya, setiap musim angin barat, sampah kiriman selalu memenuhi pantai. Setelah adanya support dari pihak Coca-cola, dengan alat berat serta dari pemerintah kabupaten badung, penanganan sampah di pantai kemudian mulai sedikit terbantu. 

Dulu di pantai Seminyak kata dia, banyak tumpukan sampah akibat belum adanya sistem pengelolaan sampah yang dimiliki. Namun sekarang ini saat musim sampah, sudah mulai  jarang Seminyak ada sampah. Karena, dalam penanganan sampah di Pantai, pihaknya bekerja sama dengan pedagang pantai, hotel maupun restoran, untuk berpartisipasi dalam pembersihan sampah. Dengan kondisi pantai seminyak yang menjadi lokasi pariwisata yang setiap saat mendapat sampah kiriman, tentu merupakan pertaruhan pada wisatawan bila tak ditangani dengan baik.

See also  Warga Banjar Teba Jimbaran Bersukacita Melalui Tradisi Siat Yeh di Hari Ngembak Geni

Seiring berjalannya waktu, dengan komitmen tinggi untuk membuat wilayah Seminyak menjadi bersih, keberadaan TPST 3R Seminyak Clean ini, kini terus berkembang. Untuk operasional pengangkutan sampah, telah memiliki armada sebanyal 20 truk, 2 pick-up, dua loader, dan alat penunjang lainnya, dengan jumlah tanaga kerja sebanyak 48 orang. Selain itu, TPST 3R Seminyak Clean kini mampu mengolah sampah hingga puluhan ton per hari. Total sampah yang dikelola tersebut sebagian besar sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah serta dicacah kemudian dijual.

Ruditha yang sering disapa Koming ini, disela acara Coke Tour 2.0 “Komitmen Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat” bersama jurnalis, Rabu 31 Agistis 2022, menjelaskan, TPST 3R Seminyak Clean ini, berdiri tahun 2003 di atas lahan seluas 15 are dengan status tanah 3 are milik desa adat dan 12 are milik Pemprov Bali, dengan status sewa. Saat ini TPST 3R Seminyak Clean berkembang amat pesat dengan jumlah pelanggan sekitar 1.800 pelanggan. TPST-3R ini melayani transportasi langsung berbasis sumber seperti sampah rumah tangga, hingga sampah wisata seperti hotel, vila, resto dan usaha lainnya di Desa Adat Seminyak dan sekitarnya.

“Dengan berbasis sumbernya langsung maka pemilahan sesuai jenisnya mudah dilakukan, yaitu sampah organik dan anorganik. Hal ini temtu bisa mengurangi dampak residu di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),” ucapnya.

Dari hasil pemilahan tersebut di atas, pihaknya melakukan pengolahan untuk sampah organik menjadi pupuk kompos yang kemudian disalurkan ke berbagai akomodasi wisata yang memiliki kebun. Selain itu, ada yang dipilah untuk pakan ternak yang disalurkan kepada kelompok ternak di sekitaran TPA Suwung sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap peternakan dengan keberadaan TPA tersebut.

TPST-3R ini memiliki tugas melayani sampah di 478 rumah tangga dan 874 akomodasi wisata wilayah Seminyak dan sekitarnya tentu memilik beban operasional yang tidak ringan. Tetapi melalui pengelolaan yang tepat maka semuanya dapat teratasi. “Sumber dana kami dapat dari iuran masyarakat serta subsidi dari usaha-usaha besar seperti perhotelan dan pengganti biaya produksi kompos, dengan pendapatan mencapai Rp180 juta perbulan yang kami gunakan untuk membiayai operasional yang melibatkan sebanyak 48 orang tenaga yang mengoperasikan armada pengangkut dan pengoperasian peralatan TPST,” bebernya.

Sementara itu, dengan adanya bantuan mesin yakni mesin pemilahan otomatis dan mesin pengolah plastik, tentunya melengkapi peralatan yang telah ada untuk pengolahan sampah menjadi lebih baik lagi. Mesin tersebut kata dia, dapat menghasilkan langsung berupa produk jadi yaitu pupuk organik dan produk baru berupa papan dan balok yang juga bisa dikembangkan menjadi produk lainnya. “Balok dan Papan yang kami hasilkan langsung kami buat ornamen atau karya seni seperti seni pahat, seni ukir dan seni lukis serta lainnya. Produk hasil output pengolahan sampah dari mesin dalang yang berupa papan dan balok ini merupakan media baru bagi para seniman Bali, khususnya di wilayah kami di Seminyak, Badung,” katanya menambahkan.

Selain membuat wilayah Seminyak menjadi bersih, dengan adanya mesin baru yaitu mesin dalang (daur ulang), hal ini juga bisa meningkatkan produktifitas pengelolaan sampah secara optimal. Yang mana, selain menghasilkan produk baru dari daur ulang, ini juga dapat berdampak positif melahirkan usaha-usaha UMKM baru yang dapat menambah penghasilan tiap daerah.

Tidak hanya mengelola sampah saja, menurut Komang Ruditha beragam manfaat juga dihadirkan, salah satunya berupa program lingkungan pendidikan yang menyasar siswa SD, SMP, SMA dan berbagai kelompok swadaya masyarakat di Bali, bertujuan memberikan pentingnya sampah dikelola dengan baik agar tidak mempengaruhi lingkungan.

“Selain itu program ‘Beach Clean Up’ dengan memberdayakan masyarakat pesisir Seminyak untuk menjaga kebersihan, mengingat pantai merupakan salah satu daerah tujuan wisata dan juga sejak tahun 2007 kami mendapatkan dukungan dari Coca Cola berupa traktor, mesin pembersih pantai serta dana operasional hal ini sebagai bentuk sinergi dalam menjaga kebersihan lingkungan,” terangnya.

Manfaat hadirnya TPST-3R ini tidak hanya dirasakan oleh warga dan pelaku usaha di empat banjar wilayah Desa Adat Seminyak saja tetapi tetangga mereka di lingkungan Banjar Segara, Kuta, turut serta merasakannya. Seperti yang disampaikan Kepala Lingkungan Banjar Segara, Kuta, Nyoman Water. Sejak tahun 2018 warga wilayah Banjar Segara juga merasa terbantu dalam pengelolaan sampah. Mengingat, di Desa Adat Kuta dengan kondisi kepadatan wilayah, tentu sangat tidak mungkin membangun TPST-3R.

Corporate Affairs Manager Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Balinusa Operations, I Made Pranata Wibawa.

Pada kesempatan sama, Corporate Affairs Manager Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Balinusa Operations, I Made Pranata Wibawa mengungkapkan, Bali saat ini sedang berbenah untuk melakukan berbagai penyesuaian akibat pandemi Covid-19. Upaya ini tentu dilakukan untuk mengangkat kembali citra Bali sebagai ikon pariwisata ternama di Indonesia dan dunia. Apalagi, Indonesia saat ini memegang presidensi G20, yang mana Bali akan menjadi tuan rumah puncak perhelatan KTT G20 pada November mendatang. “Sebagai tuan rumah presidensi G20, salah satu poin penting yang harus segera diselesaikan mencakup penanganan dan pengelolaan sampah,” katanya.

See also  Posyandu Paripurna, Diharapkan Selalu Membawa Manfaat Baik Bagi Semua Warga Masyarakat

Seluruh desa di Bali saat ini terus didorong untuk bisa melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle), yang implementasinya diproses oleh Tempat Pengelolaan Sampah berbasis 3R (TPS-3R). Namun efektivitas sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat tersebut, memang diakui masih menemui banyak kendala dalam penerapannya. Terutama berkaitan dengan aktivitas pemilahan sampah pada sumbernya.

Sementara, dari sisi edukasi dan sosialisasi juga berperan penting dalam tata kelola penanganan sampah. Pengetahuan, perilaku, serta ekspektasi masyarakat terhadap penerapan prinsip 3R harus sudah benar-benar dipahami terlebih dahulu yang dapat dijalankan berbarengan dengan penerapan sistemnya.

“Kebutuhan untuk mengurangi pemrosesan sampah di TPA akan berhasil jika masyarakat sudah maksimal dalam menerapkan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga dengan metode pengurangan penggunaan barang sekali pakal (reduce), pemanfaatan kemball barang yang masih bernilal (reuse), dan pengolahan sampah menjadi produk baru yang bermanfaat (recycle). Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia sebagai salah satu usaha yang beroperasi di Provinsi Bali menyadari bahwa sinergi, kolaborasi dan kontribusi merupakan aspek penunjang keberlanjutan usaha (sustainability),” ucapnya. 

Untuk itulah, strategi sustainability CCEP Indonesia di masyarakat antara lain menginvestasikan waktu, keahlian dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas hidup dan menumbuhkan itikad baik bersama komunitas melalui inisiatif lokal yang relevan dan selaras dengan berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. “Sejalan dengan eksekusi dan tindakan nyata yang terus kami lakukan, salah satu upaya yang dapat kami lakukan dalam wujud membangun harmonisasi hubungan dan kerjasama positif bersama komunitas antara lain melalui wadah edukasi dan studi lapangan di komunitas, yang telah melakukan proses pengelolaan dan penanganan sebagai Komitmen Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat,” tegasnya. (MBP1)

Corporate Affairs Manager Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Balinusa Operations, I Made Pranata Wibawa (kiri) saat berfoto bersama.

 

redaksi

Related post