MIROS Demonstrasikan ABS Sepeda Motor Sebagai Teknologi Keselamatan

 MIROS Demonstrasikan ABS Sepeda Motor Sebagai Teknologi Keselamatan

MANGUPURA – baliprawara.com

Menurut Global Status Report on Road Safety yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2018, hampir 1,35 juta jiwa hilang setiap tahun karena kecelakaan jalan di seluruh dunia. Di ASEAN, hampir setengah dari kematian di jalan, terkait dengan penggunaan sepeda motor. Oleh karena itu, intervensi khusus terhadap sepeda motor sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasi tantangan keselamatan sepeda motor ini.

Pasar sepeda motor di ASEAN masih terus berkembang, sepeda motor berkapasitas kecil (di bawah 250cc), mendominasi pasar saat ini. Meskipun dianggap rentan, sepeda motor tetap menjadi moda transportasi paling populer karena harga, penghematan bahan bakar, dan keunggulan ukurannya.

Terlepas dari popularitasnya, pengendara sepeda motor rentan karena kurangnya perlindungan dibandingkan dengan penumpang mobil. Berdasarkan kurangnya perlindungan ini, sangat penting untuk memfokuskan semua upaya pada teknologi mengantisipasi kecelakaan untuk meningkatkan keselamatan pengendara sepeda motor. Oleh karena itu, penggunaan Anti-lock Braking System (ABS) pada sepeda motor, menjadi penting untuk meningkatkan keselamatan berkendara. 

 

Untuk itu, Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), sebuah lembaga di bawah Kementerian Tranportasi Malaysia, Sabtu 15 Oktober 2022, melakukan Demonstrasi Anti-lock Braking System (ABS) Sepeda Motor, bersamaan dengan Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54 yang diadakan di Nusa Dua Bali. Dalam acara tersebut dirangkai pula dengan test kendaraan di atas landasan berair yang terbukti hasilnya sangat memuaskan.

MIROS sebagai Pusat Keselamatan Jalan ASEAN telah menyelenggarakan demonstrasi, bekerja sama dengan mitra keamanan kendaraannya yang terdiri dari Kemitraan Sepeda Motor ABS, Global NCAP, dan Kemitraan Stop The Crash.

See also  Roadshow AHM Best Student 2022, Gaet Siswa SMA Multitalenta Bali Untuk Ikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah

see

Director General Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), Dr. Khairil Anwar Bin Abu Kassim, menjelaskan, tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk menunjukkan kepada para pimpinan ASEAN STOM, tentang manfaat dan efektivitas teknologi anti-lock braking system untuk menghindari kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, meminimalkan cedera serius jika terjadi kecelakaan.

Untuk diketahui, ABS sepeda motor adalah salah satu teknologi keselamatan sepeda motor paling efektif yang tersedia hingga saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa, sepeda motor yang dilengkapi dengan teknologi tersebut, mampu mengurangi 26-33% kejadian kecelakaan, mengurangi lebih dari 30% kematian, dan 20% cedera pengendara.

Hingga saat ini, penggunaan ABS sepeda motor diwajibkan di beberapa kawasan Asia Pasifik seperti India, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Saat ini, baru Thailand dan Malaysia negara ASEAN yang mewajibkan sepeda motor ABS demi mempercepat penyerapan teknologi ini. 

Untuk, Thailand telah mengambil langkah berani dengan mengumumkan kewajiban penggunaan ABS sepeda motor mulai tahun 2024, dan Malaysia baru-baru ini mengumumkan bahwa pemasangan ABS wajib akan dimulai pada tahun 2025 untuk sepeda motor 150cc ke atas. “Meskipun efektif, ternyata penetrasi teknologi di ASEAN masih rendah. Proporsi sepeda motor baru yang dijual di ASEAN yang dilengkapi dengan ABS diperkirakan bervariasi antara 1-5%, dan mayoritas dipasang pada sepeda motor bermesin besar 250cc ke atas,” katanya.

 

Hal ini sangat disayangkan karena sepeda motor berkapasitas mesin kecil di bawah 250cc adalah yang paling populer di kawasan ini dan mendominasi pasar di sebagian besar negara ASEAN. Namun demikian, melalui studi terbaru, MIROS dan mitranya menemukan bahwa ada permintaan konsumen yang besar untuk sepeda motor ABS di ASEAN. “Survei menunjukkan bahwa 75% responden percaya bahwa semua sepeda motor harus dilengkapi dengan ABS. Selain itu, hampir 80% responden mendukung peraturan ABS sepeda motor yang akan diperkenalkan di seluruh ASEAN, dengan sebagian besar mendukung peraturan tersebut segera diterapkan atau dalam lima tahun ke depan,” ucapnya.

Dalam acara demonstrasi tersebut, MIROS selaku sekreteriat New Car Assessment Program of Southeast Asian Countries (ASEAN NCAP) juga mengadakan upacara pemberian rating plate untuk merilis hasil penilaian terbaru. Hasil penilaian ada pada dua model terbaru Honda, yakni Honda HR-V dan Honda BR-V. Kedua model ini dianugerahi peringkat 5-Star ASEAN NCAP (dengen 5 Star sebagai yang terbaik). Kedua model tersebut dinilai berdasarkan protokol ASEAN NCAP 2021-2025 terbaru yang mencakup empat domain penilaian, yang terdiri dari yaitu Adult Occupant Protection (AOP) 40.00 point dari nilai keseluruhan. Sedangkan Child Occupant Protection (COP), Safety Assit (SA) dan Motorcyclist Safety (MS) masing-masing 20,00 poin dari nilai keseluruhan. Dalam penilaian tersebut, Honda HRV baru memperoleh total nilai sebesar 81,38 poin dan Honda BR-V memperoleh 77.02 poin Informasi detail kedua hasil tersebut dapat diperoleh dari situs resmi ASEAN NCAP (www aseancap.org) atau dari aplikasi telepon selular, yang dapat diunduh dari Google Play dan Apple Apps Store. (MBP)

 

redaksi

Related post