Prof. Ardika, Muliakan FIB Unud Sebagai Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia

 Prof. Ardika, Muliakan FIB Unud Sebagai Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia

Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (Unud). (Foto: Hms Unud)

DENPASAR – Baliprawara.com

Guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (Unud), Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., masuk dalam Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia. Prof. Ardika menduduki peringkat ke-47 dalam daftar tersebut. Guna mendorong agar semakin meningkat jumlah dosen di lingkungan Unud yang masuk Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia, maka Prof. Ardika dengan senang hati untuk berbagi seputar tips dan trik.

Top 100 Ilmuwan Sosial merupakan ajang bergengsi dalam konteks lingkungan dunia akademis. Jajaran ilmuwan yang masuk Top 100 ini pun berasal dari berbagai negara, meliputi Afrika, Asia, Eropa, Amerika Utara, Oceania, Arab League, ECCA, BRICS, Amerika Latin dan COMESA. Peringkat Top 100 sebagaimana dimaksud, meliputi beberapa rumpun keilmuan, yaitu Pertanian dan Kehutanan, Seni, Desain dan Arsitektur, Bisnis dan Manajemen, Ekonomi dan Ekonometrika, Pendidikan, Teknik dan Teknologi, Sejarah, Filosofi, Teologi, Hukum dan Ilmu Hukum, Kedokteran, IPA dan Ilmu Sosial.

Untuk sampai masuk di dalam jajaran TOP 100 juga bukan perkara mudah. Tidak ada unsur manipulasi dalam proses seleksinya, mengingat mekanisme perangkingannya didasarkan atas H-indeks dan Citation dari personal ilmuwan itu sendiri.

 

”Senang dan tidak menyangka bisa masuk peringkat 48 dari Top 100 Peneliti Keilmuan Sosial di Indonesia,” ungkap Prof. Ardika.

Sebagai dosen yang pernah dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Dekan Fakultas Sastra Unud selama 2 periode jabatan, Prof. Ardika juga dikenal sebagai pribadi yang sangat senang bergaul.

See also  Indonesia Luncurkan Global Blended Finance Alliance untuk Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Tidak heran, selama berkarir sebagai akademisi, Prof. Ardika juga terlibat aktif dalam bebeberapa organisasi nasional dan internasional, seperti Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Perhimpuanan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI), dan Indo Pacific Prehistory Association (IPPA).

Guru besar yang pernah menempuh studi magister dan doktoral di Canberra, Australian National University ini juga berbagi tips dan trik kepada rekan-rekan dosen di Unud agar dapat menyusul untuk masuk dalam jajaran Top 100 Ilmuwan Sosial.“Kepada sejawat Guru Besar dan dosen Unud agar tetap memperhatikan kebaruan/novelty dalam penelitian dan segera menerbitkannya dalam jurnal yang bereputasi,” imbuh Prof. Ardika.

Sebagai penutup, Prof. Ardika juga menegaskan agar seluruh dosen Unud dapat membina hubungan baik dengan jaringan keilmuan, baik di dalam maupun luar negeri guna kebutuhan penerbitan dan/atau konferensi di bidang keilmuan masing-masing. (MBP/Unud.ac.id)

 

tim redaksi

Related post