Karya Maestro Almarhum Nyoman Gunarsa Akan Dipamerkan di Griya Santrian

 Karya Maestro Almarhum Nyoman Gunarsa Akan Dipamerkan di Griya Santrian

Istri Nyoman Gunarsa, Indrawati, berdiri di depan lukisan berjudul “Mr.Jokowi in Traditional Market” ikut dipamerkan di Griya Santrian Art Gallery.

DENPASAR – baliprawara.com

Untuk kali pertama, puluhan karya maestro almarhum Nyoman Gunarsa, akan dipamerkan di Griya Santrian Art Gallery, Sanur, Denpasar. Dengan mengangkat tema “In Honor of Nyoman Gunarsa (Mengenang Nyoman Gunarsa)”, pameran ini akan berlangsung selama sebulan penuh, mulai 24 Februari 2023, hingga 31 Maret 2023 mendatang. Rencananya, pameran ini akan dibuka langsung oleh Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana.

Pengelola Griya Santrian Art Gallery, Dollar Astawa menyebut, ada sebanyak 17 karya dari Nyoman Gunarsa sang pelukis bertangan emas, yang akan dipajang di pameran. Tetapi ada lebih dari 30 lukisan yang dapat dilihat di e-catalog untuk mengenang dedikasi sang maestro di dunia seni, khususnya seni lukis. Pameran ini, juga untuk mengobati kerinduan pencinta dan penikmat seni lukis di Nusantara. 

“Yang dipajang ini tidak mewakili semua periode dari karya beliu, tetapi di e-catalog, sudah masuk semua periode. Periode yang kita tampilkan di sini (pameran-red), ada periode tarian, aringgit, watercolor, itu sangat spesial, karena belum pernah tampil. Ini sangat luar biasa dan sudah seharusnya diapresiasi,” kata Dollar Astawa saat memberikan keterangan pers, Kamis 23 Februari 2023, di Griya Santrian Art Gallery.

Pengelola Griya Santrian Art Gallery, Dollar Astawa (tengah) saat memberi keterangan pers terkait pameran lukisan.

Sepanjang karier sebagai perupa, Nyoman Gunarsa memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian dan pengembangan seni serta memfasilitasi berbagai kegiatan budaya. 

Menurut perwakilan dari Museum Gunarsa, Nengah Arianta, sejak Nyoman Gunarsa berpulang, ini merupakan pameran kali pertama yang diadakan di Bali. Pameran ini kata dia, memiliki arti penting, tidak sekedar menampilkan kembali karya Nyoman Gunarsa tapi jauh dari itu untuk mengingatkan warga Bali serta masyarakat pencinta seni di Nusantara, kalau sosok Nyoman Gunarsa hidupnya total didedikasikan untuk seni dan budaya. “Nyoman Gunarsa terus mendedikasikan dirinya untuk berbagai hal dalam seni dan budaya,” ujarnya.

See also  Yudisium Periode Ke-153, FT Unud Lepas 94 Calon Wisudawan

Nyoman Gunarsa merupakan maestro seni lukis berasal dari Dusun Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali. Lahir pada 15 April 1944, Gunarsa muda mengasah bakat seni melukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Saat bergabung dengan Sanggar Dewata Indonesia, beberapa kali memberikan penghargaan Lempad Prize kepada seniman dan budayawan Indonesia.

Perjalanan hidup dan proses berkesenian Nyoman Gunarsa yang terlahir dengan talenta seni dijalaninya cukup panjang. Gunarsa yang dijuluki “pelukis bertangan emas” melukis dinamika dan ekspresi penari Bali dalam seni lukisannya. 

Nyoman Gunarsa pemilik Museum Nyoman Gunarsa yang berdiri di Dusun Banda, Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung ini merupakan legenda seni rupa di Bali. Tokoh penting pendiri Sanggar Dewata Indonesia ini juga dikenal memiliki kecerdasan sosial. Itu terlihat dari pergaulan Nyoman Gunarsa dengan banyak kalangan hingga pejabat tinggi di negeri ini. 

Misalkan saja, presiden Ir. Soekarno pun berkesempatan memberikan tanda tangan pada sebuah karya sketsa Nyoman Gunarsa. “Presiden Joko Widodo juga mengkoleksi lukisan Nyoman Gunarsa yang bercerita Jokowi Minum Jamu. Dan beliau bersama istri diundang ke istana untuk menyerahkan lukisan tersebut,” jelasnya.

Lukisan Jokowi Minum Jamu ini pun dipajang di ruang rapat kepresidenan di Istana Negara. Tidak berhenti sampai disitu, Nyoman Gunarsa juga mengukir sejarah sebagai pejuang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)  karya seni lukis di Indonesia. “Sosok Nyoman Gunarsa adalah pejuang sekaligus pahlawan dalam seni lukis modern. Memiliki dedikasi tinggi untuk kemajuan peradaban Bali yang diterima dunia internasional,” bebernya.

See also  Salahgunakan Izin Tinggal dengan Berjualan Properti, Imigrasi Ngurah Rai Pulangkan WNA Kroasia

Istri Nyoman Gunarsa, Indrawati mengatakan, suaminya merupakan pribadi yang sangat dicintai banyak orang dan menjadi guru bagi semua kalangan. “Pak Nyoman juga memiliki banyak gagasan cemerlang dan mendedikasikan dirinya untuk kemajuan kebudayaan secara luas. Hingga kini kami sangat kehilangan sosok seperti beliau,” kenangnya.

Indrawati mengenang, Nyoman Gunarsa adalah pengagum dari Kumbakarna dan terlihat jiwanya dalam lukisan Kumbakarna. “Pengagum Kumbakarna karena membela negara yang mendapat serangan dari luar, bukan untuk Rahwana, tapi untuk rakyat,” terangnya.

Sejak awal, gaya lukisan Nyoman Gunarsa cenderung ekspresionis kemudian berkembang dari tema keseharian masyarakat Bali tradisional, abstraksi sesaji, deformasi aringgit (wayang), dan gerak penari. Nyoman Gunarsa meramu gaya tersebut dengan imajinasi yang diasah dari konsistensinya mendalami kesenian Bali sehingga melahirkan karya dengan “gaya Gunarsa” yang sangat terkenal. 

Lima tahun silam Nyoman Gunarsa meninggal dunia, tepatnya pada Minggu, 10 September 2017. Tidak hanya meninggalkan karya berupa sketsa, drawing, maupun lukisan yang dapat mengisahkan ribuan jejak berkeseniannya, tetapi juga sebuah museum seni dengan ribuan koleksi yang sangat kaya khazanah seni budaya adiluhung. (MBP)

 

redaksi

Related post