Prodi Informatika FMIPA Unud Tambah Doktor Baru Bidang Ergonomi Computing
DENPASAR – Baliprawara.com
Ujian terbuka promosi Doktor pada program Studi Doktor Ilmu Kedoteran Univesitas Udayana menguji Promovendus Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si dengan Disertasi yang berjudul “APLIKASI MODRESCRIPT BERBASIS PENDEKATAN ERGONOMI TOTAL MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS PEMBELAJARAN PENULISAN AKSARA MODRE PADA MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS UDAYANA” ini dipromotori oleh Prof. Dr. dr. I Putu Gde Adiatmika, M.Kes, Kopromotor 1 Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, M.OH.PFK, Kopromotor II Dr. Ir. Ida Bagus Alit Swamardika, M.Erg. IPM serta diuji oleh ketua Penguji Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes, Anggota Penguji: Dr. Ir. Ida Bagus Alit Swamardika, M.Erg, IPM, Prof . Dr. dr. J Alex Pangkahilah, M.Sc. Sp. And (KSAAM), Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S, AIF, Prof. Dr. Drs. I Made Sutajaya, M.Kes, Cokorda Rai Adi Pramartha, ST, MM, PhD. bertempat di Aula Gedung Pasca sarjana Universitas Udayana Lantai 3, Selasa (07/03/2023).
Dalam disertasinya, Santiyasa menyampaikan bahwa Aksara Bali adalah bentuk budaya tulis masyarakat Bali yang memiliki 3 buah fungsi, yaitu: aksara Wreastra untuk menulis huruf Bali pada umumnya, aksara Swalalita untuk penulisan huruf Bali yang berasal dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno serta aksara Modre yang dipergunakan untuk menulis aksara suci seperti dalam menulis pada ulap-ulap, rurub, kajang dan rerajahan. Berbeda dengan aksara wreastra dan aksara swalalita yang ditulis dalam bentuk baris sehingga dapat diketikkan melalui keyboard Aksara Bali. Berbeda dengan kedua jenis aksara, maka aksara modre penulisannya selain berbaris juga dituliskan menyudut (45°, 135°, 225° dan 315°), horizontal (90° dan 270°) dan bahkan ada yang dituliskan terbalik (180°) sehingga tidak dapat dituliskan menggunakan keyboard aksara Bali, namun harus ditulis menggunakan goresan tangan.
Berdasarkan hal tersebut Santiyasa menciptakan aplikasi khusus untuk menuliskan aksara modre ini yang didisain berbasis pendekatan ergonomi total, agar mampu menciptakan sistem kerja yang enak, nyaman, aman dan efisien (ENASE). Dengan sistem yang ENASE ini diharapkan kualitas kesehatan dan produktivitas penulisan aksara modre nantinya dapat meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang melibatkan 63 responden didapatkan penurunan beban kognitif sebesar 14,6%, penurunan kelelahan otot sebesar 48,29%, penurunan kelelahan mata sebesar 21,32%. Lebih Lanjut Santiyasa menyatakan sistem kerja yang ENASE akan mengurangi beban kerja mental dan fisik dalam bekerja yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas kesehatan bagi penulis aksara modera.
Ditemui di sela-sela diskusi para penguji, Dekan FMIPA Universitas Udayana Dra. Ni Luh Watiniasih, M,Si, Ph.D menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan satu kebanggaan bagi FMIPA dan puji syukur tentunya dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bahwa hari ini akan bertambah satu doktor di FMIPA dan khususnya di PS Informatika. Hal ini merupakan tambahan yang sangat berharga karena ini merupakan satu syarat yang harus dipenuhi baik dari prasyarat IKU (Indikator Kinerja Utama) maupun prasyarat akreditasi. Selama ini pihaknya terus berjuang untuk menambah doktor di FMIPA maupun di Prodi pada khususnya. Dengan adanya penambahan dosen bergelar doktor ini, pihaknya berharap apapun yang mempersyaratkan jumlah dosen bergelar doktor tidak menjadi masalah lagi.
“Dengan keilmuan baru yang dihasilkan oleh Saudara Doktor I Wayan Santiyasa, kami berharap pengembangan program dan pelestarian budaya lokal Bali dalam hal ini khususnya script Modre yang dikembangkan dapat juga mendukung kebijakan pemerintah daerah maupun nasional,” ungkapnya.
Eka Kusumayanti, putri pertama Santiyasa yang ditemui setelah ujian terbuka dilaksanakan dengan senyum bahagia menyampaikan bahwa keluarga merasa sangat bangga atas capaian Dr. Santiyasa. Meskipun di usianya yang terbilang tidak muda lagi plus ditengah kesibukan di kantor, “Bapak mampu menyelesaikan studi dengan tepat waktu dan meraih predikat cumlaude. Harapan Eka semoga Bapak semakin sukses dan tetap dapat terus menghasilkan ide-ide brilian yang bermanfaat bagi Universitas Udayana,” ucapnya.
Promotor 1 dalam sambutannya menyampaikan bahwa rasa syukur dan bangganya kepada Dr. Santiyasa. Adiatmika mengatakan Dr. Santiyasa selain merupakan seorang akademisi, juga merupakan seorang Jero Mangku (Pandita dalam agama Hindu). Beranjak dari pengalaman dan permasalahan yang ada dalam peran beliau sebagai seorang Jero Mangku maka disertasi ini dihasilkan. Tentunya apa yang dihasilkan saat ini bukanlah sebuah akhir, namun merupakan awal dari tantangan-tantangan selanjutnya. Ergonomi Total menegaskan semua permasalahan harus dikaji dalam berbagai aspek. Tantangan berikutnya adalah bagaimana membawa apa yang sudah dihasilkan ini nantinya ke dunia internasional.
Adiatmika mohon kepada Santiyasa untuk mempersiapkan diri agar dapat melakukan publikasi pada tahun 2024 di seminar internasional di Korea. Temuan yang sudah dihasilkan jika bisa disumbangkan ke prodi atau universitas akan sangat besar manfaatnya. Apa yang dihasilkan agar dikembangkan lagi sehingga makin besar manfaatnya bagi masyarakat. Adiatmika juga berharap agar temuan ini dapat disinergikan dengan kebijakan pemerintah provinsi Bali yang mengusung slogan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sebagai akhir kata Adiatmika mengucapkan selamat kepada Dr. Santiyasa atas capaiannya, semoga kedepannya Dr. Santiyasa bisa semakin bermanfaat bagi Universitas Udayana, Keluarga, dan Masyarakat. (MBP/Unud.ac.id)