Pekerja Migran Hadapi Segudang Masalah, Peran KPI Dipertanyakan
MANGUPURA – baliprawara.com
DPP Asosiasi Pekerja Migran Indonesia (APMI) I.B. Putu Astina menyayangkan munculnya berbagai masalah yang dihadapi pekerja migran Indonesia (PMI). Saat pandemi Covid-19, PMI yang notabene merupakan pahlawan devisa untuk negara kini tak sedikit yang terpuruk akibat tidak maksimalnya penanganan oleh pihak terkait termasuk dari Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI).
“Ini memang realita di lapangan, banyak rekan pelaut merasa kecewa tidak mendapat perhatian atau penanganan baik dan cepat ketika mereka harus kembali ke Bali,” katanya.
Astina menyebut, KPI sebagai leading sector penanganan PMI harus ambil bagian saat situasi sekarang. Apalagi, KPI memiliki anggaran yang bersumber dari iuran PMI.
“Kalau mekanisme manajemen bagus, KPI bisa ambil bagian dalam hal ini. Ada anggaran yang besar, belum dari kontrak bersama dengan kapal pesiar. Mereka ini pahlawan devisa bagi negara, kontribusi terhadap negara besar. Kan mereka membayar iuran dan juga asuransi, KPI khusus mengurusi pekerja pelaut,” beber Astina.
Dia melanjutkan, asosiasi mestinya bisa mensejahterakan anggotanya. Saat inilah semestinya KPI hadir untuk para PMI yang berhak mendapat pelayanan atau perlindungan. “PMI tidak mendapatkan tempat sebagaimana mestinya. Ada benarnya, saya sendiri melihat di medsos PMI teriak-teriak pertanyakan KPI dan kehadiran, keberpihakan terhadap PMI agar mendapat mereka dijembatani baik masalah hukum maupun yang lainnya,” imbuhnya.
Pihaknya berharap KPI yang berada dibawah naungan Dirjen Perhubungan Laut ini agar transparan dan benar-benar berguna bagi pelaut. Seperti diketahui, ada sekitar 1 juta pelaut dari Indonesia yang tersebar di seluruh dunia, dan tak kurang 25 ribu orang diantaranya berasal dari Bali. (MPB4)