Sudah Diperbaiki, “Candi Bentar Bentir” Ternyata Masih Tak Sama

 Sudah Diperbaiki, “Candi Bentar Bentir” Ternyata Masih Tak Sama

Penampakan candi Bentar-bentir di pantai Legian usai diperbaiki, ternyata masih tak sama.

MANGUPURA – baliprawara.com

Pembangunan candi bentar di kawasan pantai Legian, serangkaian penataan tembok penyengker di Pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita), sempat dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, salah satu bentuk dari bangunan candi bentar, ukurannya tidak sama. Akibatnya, masyarakat setempat menamakan dengan nama “Candi Bentar Bentir”, akibat perbedaan yang cukup mencolok.

Setelah adanya keluhan masyarakat, candi bentar tersebut pun akhirnya dibongkar dan dibangun kembali. Sehingga candi bentar yang baru telah rampung. Hal ini setelah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung melayangkan surat peringatan kepada Direktur Konsultan Pengawas CV Bina Bwana Wisesa. Surat peringatan tersebut diberikan lantaran konsultan dinilai telah lalai dalam pengawasan pembangunan candi bentar.

Meski telah dilakukan perbaikan, namun kondisi di lapangan, ternyata masih ditemukan adanya perbedaan dari candi bentar tersebut. Seperti di bagian kepala candi, pundak candi, dan badan candi. 

Jika dilihat dari arah jalan, candi bentar di sebelah selatan terlihat lebih bulat di bagian kepala candi. Sedangkan di bagian utara lebih ramping dan tidak ada bagian yang terlihat cembung. Masih di sisi selatan, pada pundak candi terlihat adanya lubang. Sepertinya jarak antara satu dan lainnya berbeda. Sebab di sisi utara bagian pundak candi terlihat lebih menyatu. 

Pada bagian badan candi di sisi selatan terlihat lebih gemuk dibandingkan di sisi utara. Kemudian jika di lihat dari arah pantai ternyata pada badan candi, batu bata sedikit melengkung ke atas. Ini juga terjadi pada bagian candi di sisi selatan. Candi bentar di sisi selatan ini lah yang sebelumnya lebih besar, dan dibangun kembali. 

Masih kurang pasnya, candi bentar tersebut, mendapat tanggapan dari tokoh masyarakat Legian yakni I Wayan Puspa Negara. Menurutnya, perbedaan tersebut memang masih terlihat meski sudah dilakukan perbaikan. Pihaknya pun menyayangkan konsultan pengawas dari proyek tersebut sepertinya tidak melaksanakan tugasnya dengan optimal. Sehingga diperlukan evaluasi, apalagi pembangunan tembok penyengker dan candi bentar ditujukan untuk menata kawasan Pantai Samigita.

See also  “Toya Devasya Goes Digital”, Diharapkan Bisa Jadi Role Model dan Benchmark Digitalisasi

“Jadi setelah ditemukan adanya perbedaan di satu candi bentar yang satu besar yang satu kecil. Bahkan sampai sekarang sudah selesai diperbaiki pun masih kelihatan ada bedanya. Tapi sudah ada good will dari pihak pelaksana proyek,” ujarnya, Jumat 18 Agustus 2023. 

Lebih lanjut Puspa Negara mengungkapkan, perbedaan antara candi bentar tersebut cukup menggelitik. Sehingga menjadi bahan canda tawaan oleh masyarakat. Candi bentar bentir ini pun dinilai menjadi hiburan selepas menghadapi pandemi Covid-19. 

“Proyek ini juga bisa memberikan hiburan kepada masyarakat, yang ditemukan candi bentar yang banyak masyarakat memberikan nama yang unik-unik, ada yang menyebutkan candi bentar bentir. Ada juga yang menyebut candi ini seharusnya dibiarkan biar unik,” tegas mantan Ketua LPM Kelurahan Legian tersebut. 

Pihaknya pun mengakui, jika pembangunan candi bentar yang berbeda dapat menjadi daya tarik tambahan di Pantai Legian. Sebab akan menjadi viral, karena cenderung unik dan menarik. Namun dalam gambar penataaan harus disamakan, sehingga dalam pembangunan candi bentar tidak boleh memiliki perbedaan. 

“Menariknya dari dua sisi yang aneh, satu menarik karena memang tertarik, kedua menariknya akan menjadi perbincangan yang panjang. Itu juga akan menjatuhkan kredibilitas pemilik proyek, yaitu kontraktor dan konsultan pengawas” ucapnya.

Puspa Negara berharap agar kontraktor dan konsultan pengawas dapat menyediakan prototipe candi bentar bentir untuk menjadi monumen. Sehingga sejarah akan mencatat, bahwa dalam penataan Pantai Samigita, pernah ada Candi yang bentuknya Bentar Bentir. Justru itu akan menarik sebagai daya tarik.

See also  Polres Bangli Gelar Pelayanan Kesehatan, Jaga Performa Personel dalam Menjalankan Tugas

Kendati demikian, Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) tersebut tetap mengapresiasi Pemkab Badung yang telah melakukan penataan Pantai Samigita. Sebab kunjungan wisatawan sudah mulai bergeser ke arah utara yakni ke Canggu, Batu Belig, Tibubeneng dan sekitarnya. Namun pihaknya juga meminta agar proyek penataan pantai Samigita juga diikuti anggaran untuk upacara pemelaspasan dan pemeliharaanya. Sebab pemeliharaan dianggap penting dilakukan. 

Namun terkadang hal tersebut malah sering dilupakan. Karena pembangunan itu harus berjangka (berumur) panjang. Jadi kami berharap Pemkab Badung untuk segera menganggarkan biaya pemeliharaan atas penataan Pantai Samigita. Memang ada masa retensi jika mengalami kerusakan masih tanggung jawab proyek. Tapi kalau sudah habis masa itu, jadi saya sangat berharap segera dianggarkan dalam APBD Badung,” jelasnya. (MBP)

 

redaksi

Related post