Tokoh Kuta Wayan Wasista Tekankan 3 Point Penting Penataan Manajemen Pantai
MANGUPURA – baliprawara.com
Sebagai salah satu tokoh yang terlibat langsung dalam penataan fisik Pantai Kuta, Wayan Wasista berharap agar kondisi Pantai Kuta yang sudah cantik dapat disempurnakan kedepannya. Hal itu disampaikannya seiring dengan telah berakhirnya masa tugasnya sebagai Bendesa Adat Kuta, dan dilakukannya penataan internal manajemen pengelolaan Pantai Kuta. Salah satu yang menjadi fokus dimaksud adalah terkait manajemen pedagang, tata kebersihan dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Wayan Wasista, pihaknya berharap penataan fisik Pantai Kuta yang telah dilaksanakan dapat disempurnakan dengan tata kelola manajemen internal yang lebih baik kedepannya. Ada 3 hal yang menjadi fokus perhatiannya, yaitu menyangkut kebersihan, pengaturan manajemen pedagang dan pemberdayaan masyarakat. Adapun masalah kebersihan yaitu terkait bantuan DLHK Badung dalam pengangkutan sampah, realisasi TPS3R dan peran proaktif pedagang melakukan bersih-bersih.
Sinergi itu sangat diperlukan untuk menjaga kenyamanan kondisi Pantai Kuta agar tetap bersih. “Ketika pedagang sudah aktif berinisiatif tempat berjualannya dan dibantu pemerintah, maka ini akan nyambung. Masyarakat sangat mengharapkan dan mendorong agar TPS3R ini dapat segera terealisasi, karena sangat membantu dalam pengelolaan kebersihan,” katanya, Senin 23 Oktober 2023.
Khusus terkait TPS3R, pihaknya sebelumnya telah melirik lahan pemerintah yang berada di belakang kuburan Padang Seni. Lokasi lahan yang dimaksud, dinilai cukup representatif dan pihaknya sudah memohon ke kelurahan sejak setahun lebih. Hal itu sudah diajukan Lurah Kuta, namun sampai saat ini belum terealisasi. Ia berharap peran pemerintah dapat merealisasikan hal itu, karena keberadaan TPS3R ini sangat penting bagi Kuta. Masyarakat Kuta sangat mendukung agar TPS3R itu dapat terealisasi, tentu dengan sistem tidak sampai menimbulkan bau.
Diakuinya lahan itu merupakan satu-satunya tempat yang sangat memungkinkan dibuat TPS3R, ditengah keterbatasan lahan yang ada di Kuta. Lokasinya juga cukup strategis dan tersembunyi jauh dari pemukiman. Namun, lahan itu memang berada di perbatasan antara Kuta dan Tuban. Sekarang tergantung pemerintah dalam menyikapi hal itu, apakah bisa nantinya itu dijadikan TPS3R bersama antara Kuta dengan Tuban. Dimana pemerintah membangunkan fasilitasnya, dan pengelolaannya nanti dilakukan 2 desa. “Kalau itu bisa terealisasi sangat bagus sekali dalam menjaga kebersihan. Lahan itu merupakan satu satunya tempat yang memungkinkan,” ungkapnya.
Sedangkan untuk memperluas pemberdayaan, ia mengusulkan agar Pantai Kuta dapat beroperasi 24 jam kedepannya. Hal itu dinilai sangat memungkinkan, karena saat ini lampu pencahayaan sangat mendukung dan keberadaan kafe-kafe kecil di pinggir pantai. Ia berharap jam operasional Pantai Kuta dapat diperpanjang, minimal sampai jam 12 malam. Sehingga hal itu akan membuka peluang memperluas perputaran ekonomi di Pantai Kuta.
Sementara untuk pengelolaan Pantai Kuta, ia berharap bendesa bersama prajuru desa saat ini agar dapat melakukannya secara profesional dan adil. Jangan sampai terdapat banyak nomor yang dimiliki 1 pedagang ataupun pengontrakan nomor pedagang. Berikan nomor pedagang itu kepada masyarakat yang memerlukan pekerjaan, sehingga mereka dapat mencari sesuap nasi di tanah kelahirannya sendiri. “Berikan mereka peluang dan akomodir masyarakat yang membutuhkan dan mau berjualan langsung. Jangan sampai ada yang memiliki nomor lebih dan mengontrakkan nomornya,” imbuhnya sembari menerangkan hal itu sudah diatur dalam perarem Desa Adat Kuta. (MBP)