“Badai Pasir” Dampak Angin Kencang di Pantai Kuta, Diperkirakan Masih Terjadi Beberapa Hari ke Depan
MANGUPURA – baliprawara.com
Kondisi kecepatan angin di wilayah Bali, mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi itu dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membuat daerah sekitarnya seperti Indonesia juga terjadi peningkatan kecepatan angin, termasuk Bali. Disisi lain, Siklon Tropis Anggrek yang terjadi sejak tanggal 17 Januari lalu, juga ikut mempengaruhi kondisi angin.
Dari catatan Balai Besar MKG wilayah III Denpasar, kecepatan angin tertinggi terjadi pada 20 Januari sebesar 23 knot atau 53 km/ jam. Kondisi ini diperkirakan masih memungkinkan terjadi selama 2-3 hari kedepan.
“Kecepatan angin memang meningkat dari kondisi normal. Biasanya normal kecepatan angin itu sekitar 15-20 knot (27-37 km/ jam). Kecepatan angin tertinggi tercatat terjadi pada 20 Januari yaitu 29 knot atau sekitar 53 km jam. Itu terjadi di wilayah stasiun Meteorologi Ngurah Rai,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Gede Agus Mahendra, Rabu 24 Januari 2024.
Namun demikian kata dia, secara kecenderungan, kondisi kecepatan angin saat ini sudah mulai menurun. Dari monitoring perkembangan terakhir, saat ini kondisi angin berada di kisaran 27 knot. Hal itu seiring dengan melemahnya pengaruh siklon tropis Anggrek, karena posisinya sudah menjauh dari wilayah Indonesia.
Kendati demikian, pusat tekanan rendah yang terjadi di Australia bagian utara diperkirakan masih mempengaruhi kondisi angin di Bali selama 2-3 hari kedepan. “Kondisi angin dominan berhembus dari arah barat daya ke arah barat,” ucapnya.
Kondisi siklon tropis Anggrek diakuinya juga berpengaruh terhadap dinamika cuaca di Bali. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah Bali, utamanya Bali Selatan mengalami peningkatan intensitas hujan. Sebab siklon ini membawa dampak munculnya awan konvervektif yang menjadi pemicu hujan. Seiring pengaruh siklon yang mulai melemah, kondisi labilitas cuaca mulai stabil.
Namun kondisi hujan masih berpeluang terjadi di wilayah Bali Timur, Bali Barat, Bali Tengah dan Bali Utara, karena pengaruh dinamika lokalan. “Beberapa hari kedepan secara umum masih perawan. Namun tidak menutup terjadinya hujan, angin kencang berdurasi singkat, maupun kilat petir,” imbuhnya.
Untuk di wilayah pesisir pantai Kuta, Badung, angin kencang sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan pasir pantai ikut terbawa angin hingga ke area parkir sekitar Skatepark Pantai Kuta. Bahkan sampai ke jalan Pantai Kuta.
Ketua Satgas Pantai Kuta, Wayan Sirna tidak memungkiri hal tersebut. Kata dia, hembusan angin kencang sudah terasa sejak beberapa hari terakhir, termasuk dengan turut menerbangkan pasir pantai.
Kata dia, fenomena tersebut beberapa kali mengakibatkan walkway diselimuti oleh pasir tebal. Terutama pada area sekitar Tsunami Shelter. “Tapi itu sudah setiap pagi dibersihkan untuk kenyamanan wisatawan juga,” ungkapnya.
Namun beruntung “badai pasir” tersebut belum terbilang parah. Karena dahulu pasir pantai pernah pula diterbangkan hingga ke jalan raya, yakni Jalan Pantai Kuta. “Yang sekarang ini saya rasa juga belum sampai mengganggu aktivitas wisata. Karena kebetulan, tamu di pantai juga lagi sepi,” ucapnya.
Sirna juga menyampaikan, fenomena pasir terbang sesungguhnya terbilang sudah biasa terjadi di pesisir Pantai Kuta. Utamanya ketika musim angin barat yang datang tanpa disertai turunnya hujan. (MBP)