Pura Catur Parahyangan Punduk Dawa, Akan Dikembangkan Menjadi Tempat Wisata Spiritual

 Pura Catur Parahyangan Punduk Dawa, Akan Dikembangkan Menjadi Tempat Wisata Spiritual

Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, saat menghadiri upacara melaspas alit di Pura Catur Parahyangan linggih Ida Betara Mpu Gana di Desa Punduk Dawa, Klungkung, Sabtu (24/2).(ist)

SEMARAPURA – baliprawara.com

Pasca rampungnya pembangunan, Pura Catur Parahyangan linggih Ida Betara Mpu Gana di Desa Punduk Dawa, Klungkung, secara resmi dipelaspas Sabtu 24 Februari 2024. Ke depan, Pura Catur Parahyangan Punduk Dawa ini, akan dikembangkan menjadi tempat wisata spiritual, serta sekaligus sebagai tempat untuk mempelajari tattwa agama. Apalagi saat ini, di sor Mandala Pura, sudah ada fasilitas pasraman untuk pemangku.

“Kami juga ingin memberikan pengetahuan tentang ketattwaan pemangku, sehingga kualitas pemangku yang sudah melaksanakan proses Ekajati apabila nanti menuju jenjang selanjut yaitu Dwija, betul-betul memiliki kualitas yang mumpuni untuk melayani diri sendiri, melayani dadia, maupun umat secara keseluruhan,” kata Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, selaku Ketua MGPSSR Provinsi Bali, saat menghadiri upacara melaspas alit di Pura Catur Parahyangan linggih Ida Betara Mpu Gana di Desa Punduk Dawa, Klungkung, Sabtu 24 Februari 2024.

Upacara melaspas ini digelar bertepatan dengan hari Purnama Sasih Kesanga. Upacara ini terlaksana berdasarkan hasil keputusan rapat, yang diikuti oleh Saba Pandita, Saba Walaka, pengurus MGPSSR Provinsi dan seluruh pengurus MGPSSR Kabupaten/Kota se-Bali. “Hari ini dilaksanakan upacara melaspas, kita merasa bangga sebagai umat Hindu utamanya semeton MGPSSR, karena pembangunan Parahyangan ini mengedepankan konsep Tri Mandala yaitu Utama, Madya dan Sor Mandala,” ucap Giri Prasta.

 Lebih lanjut Giri Prasta mengungkapkan, perkembangan agama Hindu di Indonesia dewasa ini semakin pesat dan kompleks, sehingga umat perlu mendapatkan tuntunan dari pemuka agama (Wiku), sebagai orang ahli yang membidangi upacara maupun upakaranya. Bila hal ini bisa dipenuhi maka tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam memberikan tuntunan kehidupan spiritual umat, terutama dalam pelaksanaan upacara keagamaan.

See also  Secara live Konsumen Program “BOS BEKEN” Diumumkan Lagi

“Berdasarkan Sesasa, Wiku akan memberikan sebuah tatanan, sehingga pelaksanaan agama Hindu Dresta Bali ini berjalan, karena merupakan warisan yang harus kita teruskan. Bagaimana kita harus bergerak bersama-sama membuat legacy untuk anak cucu. Sederhananya Bali boleh maju tapi dengan kemajuan Bali jangan sampai menggerus akar budaya kita,” tegasnya.

Turut hadir Ketua MGPSSR Pusat Prof. Wayan Wita, anggota DPR RI Nyoman Parta dan Ketut Kariyasa Adnyana, Wakil Bupati Bangli Wayan Diar, Pengurus MGPSSR Kabupaten/Kota se-Bali beserta Tokoh Warga Pasek. (MBP)

 

redaksi

Related post