Pekan Kebudayaan Daerah Jantra Tradisi Bali, Upaya Disbud Badung Lestarikan Permainan dan Olahraga Tradisional

 Pekan Kebudayaan Daerah Jantra Tradisi Bali, Upaya Disbud Badung Lestarikan Permainan dan Olahraga Tradisional

Sejumlah siswa SMP, beradu kecepatan saat mengikuti lomba tajog, pada pekan kebudayaan daerah Jantra Tradisi Bali, Kamis 18 April 2024.

MANGUPURA – baliprawara.com

Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Kebudayaan (Disbud), kembali menggelar kegiatan pekan kebudayaan daerah jantra tradisi Bali kabupaten Badung tahun 2024. Kegiatan yang memasuki tahun ketiga ini, dilaksanakan selama 5 hari mulai  Rabu 17 – Minggu 21 April 2024, di lapangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Mangupraja Mandala.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Drs. I Gde Eka Sudarwitha, S.Sos., M.Si., mengatakan, kegiatan ini digelar untuk melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional, sebagai wujud komitmen dalam melestarikan warisan budaya leluhur. “Selain itu, kegiatan ini juga untuk menyiapkan para atlet sebagai duta kabupaten Badung, dalam ajang lomba pekan kebudayaan daerah jantra tradisi Bali tingkat Provinsi Bali tahun 2024,” katanya saat ditemui di sela pembukaan kegiatan, Kamis 18 April 2024.

Pada kegiatan ini kata dia, ada beberapa lomba, diantaranya, lomba megala-gala, lomba tajog atau egrang, dan lomba deduplak atau batok kelapa. Kegiatan ini diikuti oleh para siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) se kabupaten Badung, dengan total jumlah peserta berjumlah 578 orang.

Dari total jumlah tersebut, rincian peserta masing-masing lomba yakni, untuk megala-gala putra dan putri, masing-masing diikuti sebanyak 24 sekolah. Untuk megala-gala ini, masing-masing kelompok berjumlah 6 orang, dengan total peserta 144 orang. Sementara, untuk lomba tajog putra, diikuti sebanyak 18 sekolah, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang dengan total 90 orang.

Untuk lomba terompah panjang putri, diikuti oleh 22 sekolah, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang dengan total 110 orang. Lomba deduplak kelapa putra, diikuti oleh 18 sekolah, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang, total 90 orang. “Selain lomba-lomba tersebut juga menampilkan festival yaitu pencak silat dan panahan tradisional,” katanya.

See also  Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Perdalam Pengetahuan dan Praktek Pembuatan Berbagai Macam Pangan Tradisional Bali

Kegiatan ini kata dia, juga didukung oleh Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Kabupaten Badung, yang baru dibentuk. Ke depan lomba seperti ini akan lebih diperluas jenisnya, dengan memasukkan pencak silat, dan  juga lomba layang-layang.

Terkait permainan tradisi Bali, untuk di Bandung ada banyak sekali permainan dan olahraga tradisional. Bahkan kata dia, ada beberapa yang sudah mendapatkan sertifikat cagar budaya. Untuk itu, Kabupaten Badung telah merencanakan akan meregistrasi beberapa olahraga tradisi ini sebagai warisan budaya tak benda.

Yang mana saat ini hal itu sedang dalam kajian dan pengumpulan dokumentasi. Sehingga, kedepannya akan dituangkan ke dalam suatu kajian untuk dimohonkan sebagai warisan budaya tak benda. “Untuk di Bandung, ada lebih dari 10 permainan yang didaftarkan. Saat ini sedang dalam kajian,” ucapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post