Alumni Lintas Generasi Rayakan 100 Tahun SDN 1 Apuan

 Alumni Lintas Generasi Rayakan 100 Tahun SDN 1 Apuan

Alumni lintas generasi, berfoto di depan sekolah, SDN 1 Apuan. (ist)

TABANAN – baliprawara.com

SDN 1 Apuan, yang berlokasi di Banjar Apuan, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, pada 24 April 2024 genap berumur 100 tahun. Sekolah dasar yang dulunya bernama Sekolah Rakyat (SR) ini, berdiri pada zaman kolonial Belanda pada 24 April 1924, jauh sebelum Indonesia Merdeka.

Momentum seabad SDN 1 Apuan, dirayakan dengan penuh rasa sukacita oleh alumni lintas generasi, pihak sekolah dan komite sekolah, pada hari Rabu, 24 April 2024 di halaman SDN 1 Apuan.

Menurut Ketua Panitia Reuni Akbar 100 Tahun SDN 1 Apuan, Drs. I Wayan Nirkajaya, didampingi Sekretaris Panitia, I Nyoman Mawa, serangkaian perayaan seabad SDN 1 Apuan, berbagai kegiatan digelar, mulai dari jalan santai Minggu 21 April 2024, dan lomba-lomba, seperti lomba mewarnai, nyurat aksara Bali, dan lomba menggambar antar SD.

Menarik, panitia juga membuat semacam  tonggak peringatan, mengenang 100 tahun SDN 1 Apuan. 

Menyongsong peringatan seabad SDN 1 Apuan,  komite sekolah telah melakukan renovasi tembok panyengker, taman,  kolam ikan dan pengecetan patung Dewi Saraswati.

Merayakan seabad SDN 1 Apuan, merupakan momentum strategis untuk mengenang komitmen pemerintah dan didukung tokoh dan  masyarakat Apuan mendirikan lembaga pendidikan dasar pada era lampau di desa ini. Para tetua Apuan sangat responsif  terhadap pendirian sekolah tersebut  untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat pendidikan. Sebab, pendidikan dasarlah, pondasi kuat untuk mempelajari dan atau memahami pendidikan berikutnya yakni pendidikan menengah dan pendidikan atas.

Pada era penjajahan Belanda,  pendirian sekolah tentu disambut baik untuk menjadikan masyarakat melek  pengetahuan. Pun, kala itu tak semua masyarakat memiliki kesempatan mengenyam pendidikan. Bahkan, untuk mendapatkan murid, tetua desa sampai mendatangi calon siswa ke rumah-rumah.

See also  Motor Sport Adventure Touring New CB150X Dipasarkan dengan Harga Rp 32,95 Juta

Menurut Bendesa Adat Apuan, I Ketut Murtana, S.Sn., salah satu tetua Apuan, yakni almarhum I Nyoman Widia, sempat melakukan hal itu pada zaman dulu. Sebagai juru tulis Desa, kakeknya itu dari pintu ke pintu rumah, mencari murid agar mau bersekolah. Upaya yang dilakukan I Nyoman Widia, yang juga seorang seniman dalang wayang kulit, sangat berhasil mendorong masyarakat untuk bersekolah. 

Jadi, patut bersyukur, kehadiran SDN 1 Apuan telah menjadikan kita insan-insan yang melek pengetahuan.

Menyitir pendapat sejumlah narasumber, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan. Jika ajaran agama menuntun hidup, maka ilmu pengetahuan berfungsi  mempermudah hidup. Sedangkan seni budaya menghaluskan budi. Ketiganya itu penting dipelajari agar hidup lebih bermakna.

Demikian strategisnya peran SDN 1 Apuan menjalankan fungsinya, maka tak ada kata terindah diucapkan ketika sekolah ini berusia 100 tahun. “Dirgahayu 100 Tahun SDN 1 Apuan, moga jaya selalu”.

Sambut Baik 

Sebagai alumni SR Apuan, SD Apuan dan guru SD Apuan, tokoh pendidikan Apuan, Drs. I Wayan Singer menyambut baik perayaan satu abad SDN 1 Apuan. Suami dari Ni Wayan Wiratni yang pernah meraih penghargaan Kalpataru dari Presiden RI ini, berharap SDN 1 Apuan ke depan terus bisa meningkatkan mutu pendidikan dan melahirkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

Singer  mengatakan, SR Apuan didirikan tahun 1924 oleh pemerintah saat itu dan didukung oleh masyarakat. 

SR ini merupakan cikal bakal berdirinya SD Apuan. Siswa SR hanya sekolah sampai kelas III. Baru pada tahun 1940, setelah berubah nama menjadi SD Apuan, siswanya belajar sampai kelas VI. Kemudian belakangan, karena murid sudah semakin banyak, kemudian ada program SD Inpres,  tahun 1977 dimekarkan menjadi SDN 1 Apuan berlokasi di Banjar Apuan, SDN 2 Apuan bertempat di Banjar Kambangan dan SDN 3 Apuan di Banjar Jelantik. 

See also  Bayi Hyena Lahir Pertama Kali di Bali Safari, Jessica Iskandar Beri Nama Mooi

Singer yang pemangku Pura Dang Kahyangan Bukit Sari Apuan ini tercatat sebagai angkatan terakhir kelas III di SR Apuan. Dikatakan, bangunan SR Apuan dulunya berada di Kantor Kepala Desa Apuan. Setelah berubah nama menjadi Sekolah Dasar Apuan, ruang belajarnya pindah di Wantilan Banjar Apuan sekarang. Terkena gempa bumi tahun 1976, gedung SD ini mengalami kerusakan. 

Kemudian siswanya sempat belajar di wantilan Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari Apuan (dulu merupakan lokasi Wantilan Banjar Apuan), berdindingkan klangsah. Kemudian, muncul pembangunan SD Inpres, SDN 1 Apuan pindah ke lokasi sekarang, di utara Banjar Apuan.

Saat menjadi siswa SR, Singer bersekolah satu angkatan dengan sejumlah siswa dari Banjar Apuan dan banjar lainnya di Desa Apuan. Tamat kelas III SR, karena sudah berdiri sekolah dasar, Singer sempat melanjutkan belajar sampai kelas VI di Baturiti. Tamat SD, ia melanjutkan pendidikan di SMP. Tamat SMP, Singer menempuh pendidikan di Sekolah Guru Bawah (SGB) Tahun 19 . Setelah tamat SGB, Singer sempat menjadi guru di SD Apuan, menjadi kepala sekolah di SD Angseri dan menjadi kepala  SMP Widya Dharma Apuan.

SMP Widya Dharma

Singer yang mantan anggota DPRD Tabanan ini bersama sejumlah tokoh pendidikan di Desa Apuan seperti I Ketut Wasa yang  guru SD Apuan, pada tahun 1966 sempat mendirikan Yayasan Pendidikan Widya Dharma, yang menaungi SMP Widya Dharma dan TK Widya Dharma Apuan.

Salah satu alumni SDN 1 Apuan, yakni Drs. I Wayan Nirkajaya tamat tahun 1972, dan menjadi siswa SMP Widya Dharma angkatan I, sekaligus Ketua Panitia Alumni Akbar Lintas Generasi dan Perayaan/Peringatan 100 Tahun SDN 1 Apuan// Wayan Nirkajaya yang merupakan anak mantan seorang Kepala Desa Apuan mengatakan, SD Apuan telah mengalami berpindahan tempat atau lokasi sekolah. Demikian juga SMP Widya Dharma.

See also  Sembuh dari Cidera, Delvintor Siap Hadirkan Laga Kompetitif pada Gelaran MXGP 2023

Sebelum SMP Widya Dharma, di Apuan pernah  berdiri sekolah Sekolah Kesehatan Masyarakat (SKM) jarak jauh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu ‘Mashuri’. Nirka sempat belajar di SKM beberapa bulan, selanjutnya SKM bubar (dalam mencari bentuk). Sebagai siswa ia ingin belajar. 

Hanya berbekal semangat karena SKM bubar, ia sempat pindah ke SMP Budhi Karya Senganan (hanya 1 semester). SKM yang diperjuangan akhirnya berdirilah SMP Widya Dharma di bawah naungan Yayasan Pendidikan Widya Dharma Apuan. Beberapa tahun kemudian berdirilah TK Widya Dharma. Ruang belajar SMP ini memanfaatkan gedung SD Apuan, yang berlokasi di wantilan Banjar Apuan sekarang. 

SMP Widya Dharma merupakan cikal bakal berdirinya SMPN 3 Baturiti. Kini, SMP Widya Dharma tidak ada lagi. Tetapi TK Widya Dharma, masih ada sampai sekarang, berlokasi di SDN 1 Apuan. (MBP)

 

redaksi

Related post