Hadiri Kongres ke-14 AOTA di Bali, Ratusan Ahli Bahas Pengembangan Manajemen Tiroid Terpadu
MANGUPURA – baliprawara.com
Asosiasi Tiroid Asia Oceania (AOTA), bersama Indonesia Thyroid Association (InaTa), menggelar The 14th Congress Asia and Oceania Thyroid Association (AOTA), di Bali. Konggres ke-14 AOTA yang dihadiri ratusan ahli dibidang Tiroid dari 12 negara termasuk Indonesia ini, digelar selama 4 hari dari tanggal 22-25 Mei 2024, di Discovery Kartika Plaza.
Mengangkat tema ‘Pengembangan Manajemen Tiroid Terpadu : Fokus pada Biomolekul dan Kecerdasan Buatan’, kongres ini dibuka secara resmi Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, ditandai pemukulan gong, Kamis 23 Mei 2024. Turut mendampingi Ketua AOTA, Won Bae Kim, MD, PhD., Presiden InaTa, Tjokorda Gde Dalem Pemayun, MD, Ph.D., Kepala Dinas Kesehatan Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., berharap, melalui konggre ini, dapat saling berbagi informasi dan teknologi terbaru dari pengobatan tiroid dan pengalaman-pengalaman yang baik dari negara-negara di Asia dan Oceania. Sehingga diharapkan, bisa memperbaiki sistem pelayanan tiroid yang lebih handal ke depannya. “Yang paling penting adalah, membuat literasi masyarakat baik tentang gejala awal tiroid, sehingga kelainan kelaina tiroid bisa ditangani dengan lebih dini,” harapnya.
Sementara itu, Ketua AOTA, Won Bae Kim, MD, PhD., menambahkan, kegiatan ini merupakan pertemuan para pakar tiroid dari Asia dan Oceania. Ia mengungkapkan, sejumlah ahli tiroid dari berbagai negara Asia, berkumpul untuk bertukar ilmu pengetahuan dan membangun jaringan yang kuat satu sama lain.
Selain itu, kongres ini juga bertujuan untuk mempertemukan para peserta pelatihan dan ilmuwan muda, untuk belajar dan mempresentasikan karya mereka. “Jadi kita bisa saling berkolaborasi, dan kita bisa memberikan penatalaksanaan yang lebih baik untuk pasien Tiroid. Kita juga bisa membuat penelitian bersama, yang bisa kita lakukan lebih maju lagi,” ucapnya.
Presiden InaTA, Tjokorda Gde Dalem Pemayun, MD, Ph.D., menambahkan, tujuan utama Kongres AOTA ini adalah untuk meningkatkan persepsi umum tentang tiroid. Termasuk juga masalahnya berdasarkan pengalaman klinis, perkembangan ilmu tiroid, publikasi penelitian terbaru, kecerdasan buatan di kelenjar tiroid, dan terobosan dalam terapi kanker tiroid terbaru di masa depan.
“Target utama sebagai peserta adalah semua dokter yang mengamati tiroid, baik dokter umum yang melayani di garis depan layanan kesehatan tiroid di masyarakat, serta dokter konsultan tiroid multidisiplin, yang bekerja di pusat pendidikan kedokteran serta pusat penelitian biomolekuler sebagai penelitian klinis dan epidemiologi,” katanya saat ditemui di sela kegiatan.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk Indonesia pesannya adalah, kita harus mengenalkan tiroid sejak dini. Yang mana menurutnya, penyakit Tiroid ini, harus dikenalkan setelah usia dewasa, namun harus dimulai sejak ibu hamil, kemudian kelahiran, hingga menjadi dewas dan usia lanjut. “Jadi targetnya adalah meberikn edukasi kepada kelompok-kelompok usia tersebut,” ucapnya.
Tentu apabila edukasi yang dilakukan cukup baik, maka dipastikan angka kesakitan, angka kematian akibat tiroid ini, akan turun. “Jadi tidak ada lagi kematian akibat tiroid, karena sebenarnya hal itu bisa dicega. Cara menceganya adalah dengan mengonsumsi bahan baku hormon tiroid. Ini harus diedukasi sejak wanita itu masa subur atau sejak hamil, anak SD sampai sekolah, bahkan sampai usia lanjut. Jadi harapannya, angka kesakitan dan angka kematian bisa turun,” katanya menambahkan. (MBP)