FIATA-RAP Meeting 2024 di Bali, Bahas Navigasi Masa Depan Investasi Logistik dan Rantai Pasok Berkelanjutan

 FIATA-RAP Meeting 2024 di Bali, Bahas Navigasi Masa Depan Investasi Logistik dan Rantai Pasok Berkelanjutan

Jumpa Wartawan jelang digelarnya FIATA-RAP Meeting 2024, di Merusaka Nusa Dua, Rabu 10 Juli 2024.

MANGUPURA – baliprawara.com

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA), bersama Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA), menggelar kegiatan tahunan FIATA-RAP Meeting 2024. Bertempat di Merusaka, Nusa Dua, Bali, kegiatan yang mengusung tema “The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability” ini, akan digelar selama dua hari, dari tanggal 11-12 Juli 2024.

Menurut Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi, acara ini mempertemukan para pemimpin industri, investor, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia, khususnya Asia Pasifik. Yang mana, pada pertemuan ini, akan mendiskusikan masa depan investasi di sektor logistik dan bagaimana membangun keberlanjutan dalam rantai pasok global.

Acara ini rencananya akan dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, yang bakal memberikan arahan terkait strategi investasi dan pembangunan sektor logistik. Selain itu, juga dihadiri para menteri diantaranya, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Presiden FIATA Turgut Erkeskin – FIATA.

Dalam diskusi panel FIATA – RAP 2024, sejumlah pembicara yang hadir antara lain Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM, PT Pelindo (Persero), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pertamina International Shipping (PIS), hingga perwakilan FIATA.

“Kegiatan ini juga bakal dihadiri oleh perwakilan 22 negara anggota ALFI, sekaligus lebih dari 200 pengusaha nasional dan internasional juga bakal bertemu untuk mengeksplorasi potensi bisnis baru, baik melalui kemitraan strategis, investasi, pengelolaan aset, konsultasi pajak, maupun adopsi teknologi yang meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing,” katanya saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu 10 Juli 2024 di Merusaka.

Sementara itu, Ketua Umum ALFI/ILFA Akbar Djohan, mengungkapkan, Benchmark international mencatat pasar pengangkutan (freight) dan logistik global, diperkirakan akan tumbuh menjadi USD18,69 miliar pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 4,4 persen. Pasar freight forwarder logistik, mencakup penjualan jasa oleh perusahaan yang mengangkut barang dan komoditas melalui darat, laut, dan udara. Ini mencakup pergudangan operator, transportasi, pengiriman, hingga pengemasan.

See also  ICBME Ke-5 dan ICIAT Ke-2 Digelar di Bali, FTP Unud Jadi Tuan Rumah

Di Asia Pasifik, Mordor Intelligence menyebut ukuran nilai pasar logistik dan forwarder mencapai USD3,55 triliun pada 2024, yang diperkirakan akan mencapai USD4,56 triliun pada 2029. “Dengan jumlah sekitar USD3,9 triliun, pasar logistik di kawasan Asia Pasifik menjadi yang terbesar secara global, didorong meningkatnya permintaan dari sektor manufaktur dan perkiraan kembalinya penggunaan ruang dari sektor e-commerce,” katanya.

Sektor logistik di Indonesia kata dia, terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume perdagangan, ekspansi infrastruktur, dan adopsi teknologi baru dalam manajemen rantai pasok.

“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen,” bebernya.

Industri logistik di Indonesia, terang Akbar berada di persimpangan jalan yang kritis menghadapi tantangan sekaligus harapan. Krisis geopolitik di Eropa, Asia, hingga Afrika Utara, regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar menjadi tantangan. Di sisi lain, terdapat peluang besar untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren industri yang terus berubah.

Untuk itu, FIATA-RAP Meeting 2024 akan menjadi platform untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam industri logistik. “Selain mempertemukan gagasan baru, para peserta anggota FIATA juga dapat merumuskan ide dan usulan kepada regulator dan pemerintah masing-masing negara terkait keberpihakan terhadap sektor logistik,” ucapnya.

See also  Masih Banyak WNA di Bali Menggelar Acara di Ruangan Tertutup Tanpa Masker

Presiden FIATA, Turgut Erkeskin, juga menyatakan optimismenya terhadap masa depan sektor ini. “Melalui FIATA-RAP Meeting, kita dapat menemukan solusi dan strategi yang efektif untuk mendorong investasi yang berkelanjutan di sektor logistik. Pertemuan ini adalah kesempatan emas untuk bertukar wawasan dan ide inovatif demi masa depan yang lebih baik,” katanya. (MBP)

 

redaksi

Related post