Optimalkan Keterisian Lambung Pesawat, Bandara Ngurah Rai Diharapkan Menjadi Hub Cargo Barang

 Optimalkan Keterisian Lambung Pesawat, Bandara Ngurah Rai Diharapkan Menjadi Hub Cargo Barang

Kargo barang di Bandara Ngurah Rai.

MANGUPURA – baliprawara.com

Potensi Bali menjadi Hub cargo barang, untuk wilayah Indonesia Timur sangatlah besar terutama melalui jalur udara. Mengingat, bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, saat ini semakin banyak dan semakin antre pesawat dengan wide body dari luar negeri yang melalui salah satu bandara tersibuk di Indonesia ini.

Seperti yang terbaru, ada maskapai Etihad yang sudah masuk Bali. Untuk itu, menurut Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, AA. Bayu Joni, yang perlu dioptimalkan saat ini adalah pengisian dari lambung pesawat. Karena selama ini, pesawat yang tiba di Bali, lambung pesawatnya hanya terisi 30 persen, meski penumpang di atasnya itu penuh.

“Jadi penuh tidak penuh, pesawat tetap berangkat. Makanya ini kita merekomendasikan kepada pihak terkait, supaya Bali bisa menjadi Hub internasional untuk Indonesia Timur agar dioptimalkan keterisian lambung pesawat untuk meningkatkan kinerja logistik,” katanya, di Nusa Dua belum lama ini.

Selain itu, terjadi peningkatan signifikan untuk transhipment. Karena pesawat wide body dari seluruh negara transit di Bali untuk mengambil penumpang dan kemudian lanjut terbang. Jika dilihat, lambung pesawat itu secara statistik terus mengalami peningkatan. Mengingat pesawat ke China juga selalu penuh direct. “Nah indirect nya kita bisa lalui lewat transhipment melalui bandara Ngurah Rai. Jadi kekuatan kita ada di angkutan jalur udara,” ucapnya.

Sementara itu, dengan penerapan autogate, juga memudahkan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. “Jadi kalau ini berhasil, Bali, bandara Ngurah Rai akan menjadi pioner seluruh bandara di Indonesia, kita berharap satu-satunya bandara pertama kali yang akan menjadi zona hijau,” harapnya.

See also  Arbi Kembali Cetak Poin di FIM JuniorGP

Ia mengatakan, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, berharap, proses ekspor dan impor melalui Bali tidak ada kendala. Karena hal itu berkaitan dengan supply chance dan connectivity.

Ia mengatakan, pihaknya banyak sekali memberikan masukan kepada pemerintah provinsi Bali dan juga stakeholder terkait seperti Pelindo dan Angkasa Pura, Otoritas Bandara, Balai Besar Karantina dan Bea Cukai termasuk Pajak. Bagaimana caranya agar ekspor dan impor melalui Bali itu tidak ada kendala.

Oleh karenanya, untuk di jalur darat, pihaknya mendorong agar jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang sempat di groundbreaking dan sekarang proses tender, agar bisa dipercepat proses pembangunan. Karena jalan Tol ini menjadi salah satu alternatif melalui jalur darat, mengingat pelabuhan Benoa belum dilayani oleh kapal peti kemas.

Untuk di Bali yang perdagangannya tidak banyak, sehingga pihaknya tidak bisa mengoptimalkan pelabuhan Benoa untuk ekspor impor direct ke luar negeri. Untuk itu jalur darat perlu didorong untuk segera diwujudkan. (MBP)

 

redaksi

Related post