Peringatan 22 Tahun Bom Bali, Ribuan Orang Lantunkan Doa Perdamaian di Ground Zero Kuta
MANGUPURA – baliprawara.com
Ribuan orang berkumpul di Tugu Peringatan Bom Bali atau Ground Zero, di Jalan Raya Legian, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu 12 Oktober 2024 untuk menggelar doa bersama demi perdamaian. Acara ini dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari keluarga korban, penyintas, hingga warga lokal dan wisatawan asing.
Doa perdamaian tersebut digelar sebagai bentuk penghormatan kepada 202 korban jiwa yang meninggal dunia dalam peristiwa tragis pada 12 Oktober 2002, serta sebagai upaya untuk terus mengobarkan semangat perdamaian dan persatuan.
Doa bersama ini diisi dengan menyalakan lilin dan meletakkan bunga sebagai simbol harapan agar tragedi serupa tidak pernah terulang. Selain itu, acara ini juga diisi dengan pelepasan sebanyak 22 burung merpati, dan berbagai pesan yang mengajak untuk menjaga kedamaian, toleransi, dan persatuan di tengah keberagaman.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Nyoman Rudiarta mengungkapkan jika salah satu kegiatan utama adalah doa bersama yang bertujuan menciptakan rasa aman dan nyaman, tidak hanya bagi masyarakat setempat tetapi juga bagi para wisatawan. Peringatan tahun ini mengusung tema “Light up from Bali to the World”, yang bermakna bahwa Bali menjadi titik awal dalam menyebarkan aura kedamaian bagi dunia.
Kegiatan ini juga melibatkan anak-anak korban tragedi Bom Bali sebagai bentuk penghargaan, serta hiburan yang akan disuguhkan oleh mereka. Selain itu, deklarasi dari berbagai komponen agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kuta disebut menjadi simbol komitmen untuk menjaga pariwisata dan perdamaian di Bali dan Badung pada khususnya.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Yayasan Isana Dewata, Thiolina Marpaung mengungkapkan bahwa pada peringatan 22 tahun tragedi Bom Bali tahun ini, Pemerintah Kabupaten Badung mengambil alih pelaksanaan kegiatan utama. Meski demikian, Yayasan Isana Dewata dan LPM Kuta tetap turut serta membantu dalam penyelenggaraan acara.
“Tahun ini Pemda Badung yang menangani, tetapi kami dari yayasan dan LPM tetap membantu, karena baru tahun ini mereka melakukannya,” jelas Lina.
Sementara, Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Polisi Imam Margono mengapresiasi gelaran doa perdamaian ini. Dia menilai, dengan adanya gelaran ini bisa menjadi contoh dalam mendukung peran korban.
“Sebagai agen perdamaian BNPT memberikan dukungan dan motivasi sesama korban lainnya untuk bangkit berdaya dan melanjutkan kehidupan yang baik pasca terjadinya peristiwa tersebut,” ujarnya.
Selaras dengan hal tersebut, Wakil Ketua LPSK Mahyudin menegaskan jika perdamaian merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan partisipasi aktif dari semua elemen bangsa. Dia berharap bahwa kegiatan doa perdamaian ini menjadi momen refleksi pengingat bagi seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan, memperkuat, kesatuan, dan persatuan. (MBP)