Adi-Cipta Akan Fokus Masalah Macet, Sampah, dan Air Bersih Serta Pemerataan Pariwisata Melalui NEWA

 Adi-Cipta Akan Fokus Masalah Macet, Sampah, dan Air Bersih Serta Pemerataan Pariwisata Melalui NEWA

Paslon Bupati dan Wakil Bupati Badung  I Wayan Adi Arnawa dan I Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta) saat debat pertama, Jumat 25 Oktober 2024. (ist)

MANGUPURA – baliprawara.com

Kabupaten Badung, merupakan kabupaten yang hidup dari sektor pariwisata yang ditandai dengan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari sektor pajak hotel dan restoran. Dalam rangka menjaga keberlangsungan pariwisata di Badung, masalah kemacetan, sampah, dan ketersediaan air bersih harus segera dituntaskan.

“Kami pasangan Adi-Cipta berkomitmen dalam penanganan masalah kemacetan membangun ruas jalan di seluruh wilayah Badung, utamanya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Badung Selatan. Kami akan melanjutkan program pembangunan jalan lingkar selatan diawali dengan membangun akses dari Jimbaran menuju Uluwatu untuk mengurai kemacetan sepanjang GWK dan Simpang Nirmala,” kata Pasangan Calon Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, dalam Debat Terbuka Pertama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung Tahun 2024, di The Trans Resort, Seminyak, Jumat 25 Oktober 2024.

Didampingi Calon Wakil Bupati Badung I Bagus Alit Sucipta, keduanya tampil penuh percaya diri di hadapan lima orang tim panelis pada debat tahap pertama ini. Adapun panelis ini, tersiri dariWayan Sukma Winarya Prabawa., M.Par., M.Pro., (dosen Politeknik Pariwisata Bali), Prof. Dr. Desak Made Suarti Laksmi, S.Skar., M.A., (dosen ISI Denpasar), Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr., (dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana), Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP., (Direktur Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai) dan Prof. Dr. Ni Luh Made Mahendrawati, S.H., M.Hum. (dosen Pascasarjana Universitas Warmadewa).

Ada 3 masalah krusial di Gumi Keris yang menjadi fokus Paslon Adi-Cipta nomor utir 2 di Pilkada Badung, yakni kemacetan, sampah, dan krisis air bersih.

Untuk mengatasi kemacetan di Simpang Unud, lanjut I Wayan Adi Arnawa, Adi-Cipta akan membangun underpass yang saat ini sedang berproses pembebasan lahannya. Sedangkan untuk penanganan kemacetan di Badung Utara, ada beberapa titik yang menjadi konsentrasi, yaitu Simpang Lukluk, Simpang Mambal, dan Simpang Latu.
Untuk Simpang Lukluk, pihaknya berkomitmen membangun shortcut Abianbase-Penarungan.

See also  Old Fashioned Competition 2023, Ajang Bagi Bartender untuk Pembuktian Diri

“Untuk penanganan kemacetan di Simpang Mambal dan Latu kami akan membangun jalan lingkar sekitaran Mambal dan Latu tersebut,” bebernya dihadapan panelis, yang juga disiarkan secara langsung.
.
Terkait permasalahan sampah, I Wayan Adi Arnawa menjelaskan bahwa Adi-Cipta memandang hal tersebut sangat mendesak untuk segera dituntaskan. Sehingga pihaknya akan menerapkan teknologi tinggi berskema business to business (B2B) tanpa membebani APBD ke depan.

Untuk masalah air, Adi-Cipta akan menerapkan dan mengharapkan 2025 persoalan tersebut tuntas dengan menerapkan skema business to business (B2B) tanpa membebani APBD.
“Dengan penanganan 3 isu strategis ini, kami yakin dan percaya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung akan makin meningkat seiring memberikan dampak terhadap peningkatan PAD itu sendiri,” jelas mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Badung itu.

Dalam rangka menjaga keserasian antara Badung Utara dan Badung Selatan, Adicipta berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata dengan membangun pusat-pusat perekonomian berbasis nature, eco tourism, wellness tourism, adventure (NEWA).

Hal ini dilakukan mengingat Badung Utara sangat potensial dikembangkan sebagai wilayah pariwisata berbasis alam.“Dengan kondisi kultur dan wilayah yang sesuai ini, kami berharap adanya suatu pendapatan nantinya untuk masyarakat Badung Utara sekaligus dalam rangka meminimalisir ketimpangan pendapatan masyarakat Badung Utara dan masyarakat Badung Selatan melalui keserasian pembangunan,” ulas I Wayan Adi Arnawa.

“Dalam rangka melestarikan adat, budaya, dan kesenian di Badung, kami berkomitmen menjadikan bale banjar sebagai pusat peradaban dalam rangka kita untuk memberikan ruang bagi para seniman Badung untuk memberikan pelatihan dan keterampilan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan untuk meningkatkan daya saing pemuda kita,” tegasnya. (MBP)

See also  Penguatan Kelembagaan, Kunci Sukses Pengembangan Industri Kreatif

 

redaksi

Related post