DLHK Mulai Petakan Penanganan Sampah Kiriman di Pesisir Barat Badung

 DLHK Mulai Petakan Penanganan Sampah Kiriman di Pesisir Barat Badung

Sampah kiriman mulai menepi di pantai Kuta, Senin 2 Desember 2024.

MANGUPURA – baliprawara.com

Sampah pantai yang sering disebut sampah kiriman, mulai bermunculan di pesisir barat pantai di Kabupaten Badung. Meningkatnya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir, juga menjadi salah satu pemicu selain kondisi musim angin barat yang terjadi.

Seperti yang terlihat di kawasan Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta), dan Pantai Jimbaran Senin 2 Desember 2024, munculnya sampah ini diperkirakan sudah terlihat sejak Kamis 28 November 2024. Sampah yang menepi di pinggir pantai ini sebagian besar berupa plastik, ranting kayu dan batang pohon. Dengan mulai munculnya sampah kiriman, tentu Dinas LHK Badung mulai disibukkan untuk penanganan sampah kiriman tahun ini.

Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, Made Gede Dwipayana menerangkan bahwa sampah kiriman memang telah mulai muncul sejak Kamis 28 November 2024. Hal itu dipicu oleh intensitas hujan yang mulai meningkat belakangan ini, ditambah faktor musim angin baratan.

Minggu ini pihaknya akan mulai melakukan pemetaan lapangan dalam menangani sampah kiriman. Seperti tahun sebelumnya, puncak sampah kiriman diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari dan berakhir pada akhir Maret atau awal April.

“Sudah mulai muncul sejak Kamis, yaitu di Seminyak, Legian dan Kuta. Selain di Samigita, di Jimbaran juga mulai muncul, yang lainnya belum,” kata Dwipayana, Minggu 1 Desember 2024.

Jumlah sampah kiriman yang muncul di awal musim ini diakuinya masih standar. Rata-rata sampah yang diangkut sekitar 20 ton per hari dan itu masih dikumpulkan pada sejumlah STO (stop over) di sejumlah titik pantai terkait. Kondisi maupun jumlah sampah itu hampir sama seperti awal musim sampah kiriman tahun lalu.

See also  Bupati Giri Prasta Hadiri Penyaluran Bantuan BTPKLW-MIGOR

“Untuk sampah kayu kita bawa ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwi. Disana nanti akan diolah menjadi serbuk kayu dengan mesin Woodchipper. Yang lainnya kita masih kumpulkan di STO,” ungkapnya.

Untuk menangani sampah ini pihaknya mengerahkan 50 orang personil yang mobile melakukan pemantauan. Apabila terdapat sampah kiriman, mereka akan langsung bekerja dengan dibantu 4 loader, 2 beach cleaner, dan 2 crawler carrier. (MBP)

 

redaksi

Related post