Puncak Gunung Batukau Dipenuhi Sampah Plastik, Aktivitas Pendakian Dihentikan Sementara

 Puncak Gunung Batukau Dipenuhi Sampah Plastik, Aktivitas Pendakian Dihentikan Sementara

TABANAN – baliprawara.com

Di tengah pandemi Covid19, masyarakat masih ada yang melakukan aktivitas mendaki gunung. Salah satunya mendaki Gunung Batukau yang berlokasi di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel. Sayangnya, aktivitas yang mereka lakukan tidak dibarengi dengan upaya menjaga kelestarian alam maupun menjaga kawasan suci. Buktinya, puncak gunung justru dipenuhi sampah pendaki yang tidak bertanggung jawab.

Geram akan hal itu, prajuru Desa Adat Pekandelan Sad Kahyangan Jagat Bali Pura Luhur Batukau akhirnya memutuskan menghentikan sementara kegiatan pendakian Gunung Batukau. Keputusan ini juga dikuatkan dengan surat edaran dari desa adat setempat.

Bendesa Adat Wangaya Gede sekaligus Ketua Umum Pura Batukau I Ketut Sucipto saat dikonfirmasi, Selasa (30/6), membenarkan adanya surat edaran mengenai penghentian sementara pendakian Gunung Batukau. Tidak hanya itu saja, pihaknya kali ini lebih selektif lagi mengizinkan pamedek tangkil ke Pura Pucak Kedaton. Ini dilakukan lantaran banyak pendaki awalnya mengatakan berniat untuk melakukan persembahyangan, namun kenyataannya justru lebih banyak kegiatan refreshing. “Pendakian kami hentikan karena berbagai pertimbangan,” terangnya.

Pertimbangan yang dimaksud seperti sejumlah pendaki tidak memiliki rasa peduli terhadap lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Pihaknya sudah banyak mengeluarkan dana untuk pengangkutan sampah. Selama ini, agar lingkungan hutan Batukau terbebas dari sampah khususnya sampah plastik, karang taruna dan sekaa teruna di Desa Wongaya Gede tiap minggu naik memungut sampah. “Karena jarak jauh, medan sangat berat tidak mungkin terus memungut sampah,” kata Sucipto.

Selain itu, jalur menuju puncak Gunung Batukau yakni salah satu jalur yang diberi nama Bangkiang Jaran juga nyaris putus. Dikhawatirkan jika sering dilintasi akan putus total dan aktivitas upacara yang akan dilakukan di Pura Pucak Kedaton terganggu. “Jadi, yang mengaku hendak sembahyang kita tanyakan betul. Bagi yang hendak masesangi (bayar kaul), dan nunas tirta ke Pura Pucak Kedaton baru dikasih. Kalau yang hanya tujuan sembahyang sementara tidak diperbolehkan,” tegasnya.

See also  Pedagang Jangan "Bengkung" Kalau Tidak Mau Seperti Ini

Sucipto menegaskan, penghentian aktivitas pendakian bukanlah bentuk keegoisan, namun lebih mempertimbangkan menjaga kelestarian lingkungan. Jika di hulu kotor maka akan berimbas pada umat seluruh Bali, bukan Tabanan saja, mengingat Pura Batukaru adalah sumber kehidupan umat seluruh Bali. Sucipto menegaskan selama pandemi Covid-19 ini banyak pamedek yang hendak mendaki untuk sembahyang. Per hari bisa saja mencapai 50 orang. (MBP5)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *