Kasih Ibu Saba Sosialisasikan Layanan Terapi Hiperbarik, Miliki Chamber Bersertifikat dan Terakreditasi Divers Alert Network

 Kasih Ibu Saba Sosialisasikan Layanan Terapi Hiperbarik, Miliki Chamber Bersertifikat dan Terakreditasi Divers Alert Network

Sosialisasi layanan Hiperbarik di RS Kasih Ibu Saba. (ist)

GIANYAR – baliprawara.com
Terapi Oksigen Hiperbarik dalam chamber atau ruang udara bertekanan tinggi, kini terus berkembang dalam dunia kesehatan. Tidak hanya untuk para penyelam yang mengalami penyakit dekompresi, namun saat ini banyak juga untuk kebugaran dan kecantikan.

Untuk memperkenalkan layanan hiperbarik, keluarga besar Kasih Ibu Hospital Group khususnya Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Saba, menggelar sosialisasi, Minggu 23 Maret 2025, di Kori Maharani Villas, Gianyar. Sosialisasi ini digelar untuk mengajak garda terdepan yang bertugas di pelayanan kesehatan di wilayah Bali Timur, khususnya yang ada di daerah tujuan wisata, untuk memahami terkait layanan ini.

Menurut Direktur Pembina Kasih Ibu Saba, dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, M.M., MARS., melalui sosialisasi ini, pihaknya ingin mengedepankan bagaimana bisa membantu pemerintah dalam penyiapan layanan kesehatan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Khususnya ke daerah pesisir Bali, yang tentu sebagian besar wisatawan datang untuk menikmati keindahan bawah laut.

“Sosialisasi ini bukan pertama kali, namun sudah beberapa kali digelar untuk membantu pemerintah dalam rangka memberikan jaminan pelayanan Kesehatan terutama yang membutuhkan layanan terapi hiperbarik. Layanan ini bisa mempercepat penyelamatan, pemulihan kesehatan, dan yang saat ini berkembang adalah menjaga kesehatan para wisatawan, termasuk juga berkaitan dengan kecantikan dan kebugaran,” kata dr. Lanang.

Selama ini lanjut dr. Lanang, di RS Kasih Ibu Saba telah melayani berbagai macam gangguan kesehatan, terutama yang fokus pada mereka yang membutuhkan recovery akibat penyelaman. Kedua, layanan terapi hiperbarik berkembang untuk terapi yang komprehensif pada kasus klinis, ada juga kecantikan dan kebugaran. “Yang jelas kami di Saba dengan 1 chamber Hiperbarik, memberikan pelayanan 5 sesi dalam satu hari dengan kapasitas 5 orang untuk satu sesi,” bebernya.

See also  AMSI Harapkan Ada Kampanye Bersama dengan Pemerintah untuk Tangkal Hoaks

Ke depan, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan berbagai macam layanan, sehingga masyarakat bisa mempunyai pilihan, tidak hanya menyasar wisatawan, namu juga masyarakat umum.

Sementara itu, Dokter Hiperbarik RS Kasih Ibu Saba, dr. Anita Devi, M.Si., mengatakan, pada sosialisasi ini, pihaknya menyampaikan terkait pengenalan terapi hiperbarik secara umum, kemudian penyakit apa saja yang bisa dibantu dengan terapi ini. Secara umum, untuk teknis terapi itu seperti apa, bagaimana, dan persiapan apa yang perlu dilakukan.

Hiperbarik ini kata dia, dulunya hanya difokuskan pada penyelam. Namun saat ini dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran, juga untuk kebugaran dan kecantikan.

Untuk penyelam sendiri, memang digunakan untuk decompression illness (DCI), yang bisa menyebabkan nyeri sendi, kesemutan hingga kelumpuhan. Dan ada yang mengalami gelembung gas di otaknya, dimana bisa mengakibatkan kematian yang paling fatal.

Terapi hiperbarik yang dilakukan, pasien ini dimasukkan ke dalam chamber, kemudian diberikan tekanan seperti saat menyelam, namun dalam kondisi kering. Kemudian pasien ini diberikan oksigen. Apabila cepat ditangani dan responnya bagus, pada saat pasien masuk dalam keadaan lumpuh, dalam 5 jam terapi, begitu selesai terapi, bisa jalan kembali. “Ada yang seperti itu, dan ada yang perlu beberapa kali terapi tergantung kondisi dan respon pasien. Itu untuk penyelam yang sakit,” ucapnya.

Sedangkan untuk penyelam yang sehat, atau mereka yang diving sehari 2 kali bahkan sampai 5 kali sehari, di dalam tubuhnya bisa terbentuk gelembung gas nitrogen, karena dia menghirup gas dengan tekanan. Lama kelamaan apabila itu dibiarkan, akan menumpuk, meski orang itu belum merasakan sakit.

Kondisi ini kata dia dinamakan dengan silent bubbles. Pasien yang seperti ini, dianjurkan 3 atau 6 bulan sekali untuk diterapi dengan terapi hiperbarik agar kebugarannya kembali. Dalam hal ini, gas nitrogen perlahan dikeluarkan, untuk membersihkan sisa sisa gelembung gas nitrogen sebelum dia kena sakit.

See also  Presiden Jokowi Lantik Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito

Selain untuk penyelam, saat ini mulai berkembang terapi kebugaran untuk para atlet agar bisa meningkatkan performa. Di Surabaya, Jakarta, sudah melakukan terapi pada atlet sebelum tanding untuk meningkatkan performa. Kemudian untuk atlet yang cedera, terapi ini juga bisa mempercepat pemulihan pasca cedera.

Sementara untuk kecantikan, di beberapa center justru malah kecantikan ini yang berkembang, yang mana terapi ini membantu pembentukan kolagen untuk membuat kulit lebih kencang. Kemudian pasien-pasien pasca bedah plastik, dengan terapi ini bisa mempercepat proses pemulihan.

Termasuk juga pasien-pasien yang mengalami diabetes melitus yang mengalami luka sulit sembuh, dengan terapi oksigen hiperbarik, bisa membunuh kuman pada luka. Namun tidak bisa sekali terapi, tetapi dalam jangka panjang akan membantu pembentukan pembuluh darah baru, pembentukan jaringan baru, dan mudah-mudahan bisa mencegah amputasi yang berat.

Untuk pasien yang tuli mendadak, seperti anak muda yang suka main gadget, gelombang elektronik magnetik tersebut bisa tiba-tiba mengakibatkan tuli. Kondisi ini menurutnya bisa diterapi dengan terapi oksigen hiperbarik. Keracunan karbon monoksida seperti pada korban kebakaran, itu juga bisa dibantu dengan terapi hiperbarik. Pada pasien yang mengalami anemia, juga bisa diterapi, termasuk pasien post stroke yang sudah stabil bisa diterapi untuk membantu mengembalikan pembentukan saraf yang namanya sinaps. “Belakangan ini ada juga pasien yang sedang atau pasca radioterapi, dengan terapi hiperbarik bisa membantu mengurangi efek samping radioterapi”, bebernya.

Center Manager Hyperbaric and Diving Medicine Center, RS Kasih Ibu Saba, dr. Andrea Wijaya, mengatakan, layanan ini di RS Kasih Ibu Saba, sudah mulai dibuka sejak Agustus 2019. Untuk bisa mendapat layanan terapi oksigen hiperbarik ini kata dia sangat mudah. Bagi pasien yang tidak menggunakan asuransi, bisa datang langsung ke fasilitas Hiperbarik di RS Kasih Ibu Saba, tidak perlu mengantri di tempat pendaftaran poliklinik. Jika menggunakan asuransi, diperlukan surat pengantar dari dokter utama, yang kemudian diberikan ke tim. Untuk kuota terapi, setiap hari ada lima sesi, dengan total 5 orang dalam satu sesi. Sehingga dalam sehari jumlah kuota total ada 25 orang dalam 5 sesi.

See also  Objek Wisata Spiritual "Marga Wonder City" akan Dibangun di Bukit Hyang Api Karangasem
Chamber terapi Hiperbarik di RS Kasih Ibu Saba.

Hyperbaric & Diving Medicine Centre (HDMC) di RS Kasih Ibu Saba, menyediakan Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) melalui 4 layanan utama:
Terapi Reguler: Untuk kasus klinis, kebugaran, dan kecantikan.
Terapi Emergency: Untuk kasus emergency seperti Decompression Illness (DCI).
Medical Check-Up Penyelam: Prosedur diagnostik dan pemeriksaan fisik bagi penyelam untuk memeriksa kondisi kesehatan mereka sebelum menyelam. Disarankan dilakukan setiap tahun atau setelah perubahan kondisi kesehatan (misal, Pasca DCI).
IV Booster: Memberikan nutrisi melalui IV yang disesuaikan dengan kebutuhan Bapak/Ibu, saat atau setelah TOHB.

Layanan HDMC tersedia setiap hari (Senin – Sabtu) dari jam 9 pagi hingga 5 sore, kecuali pada hari libur nasional. Namun, layanan emergency tersedia 24 jam setiap hari.
Untuk Fasilitas yang dimiliki, Petugas yang terlatih dan telah bersertifikat, Chamber Multiplace dengan Standar Medis berkapasitas 6+2 tempat duduk, Masker yang nyaman serta disanitasi dan steril, Ruangan yang luas dan bersih.

“Chamber kami telah bersertifikat dan terakreditasi oleh Divers Alert Network (DAN) sebagai Preferred Provider, yang memastikan keselamatan dan keamanan selama terapi,” ucapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post