Dua Pejuang Lingkungan dari Bali Akan Terima Penghargaan Kalpataru di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

 Dua Pejuang Lingkungan dari Bali Akan Terima Penghargaan Kalpataru di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kementerian LH/BPLH Rosa Vivien Ratnawati, saat membuka sarasehan 45 Tahun Kalpataru, Rabu 4 Juni 2025, di Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com
Tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), kembali memberikan Penghargaan Kalpataru Lestari kepada pejuang lingkungan. Penghargaan dibidang lingkungan ini diberikan kepada para pejuang lingkungan penerima Kalpataru sebelumnya yang tetap konsisten dan setia melakukan langkah pelestarian.

Penghargaan ini rencananya akan diserahkan kepada 12 orang yang memenuhi sejumlah kriteria. Mereka dipilih karena selama lima tahun telah bekerja secara konsisten untuk melestarikan lingkungan hingga saat ini. Selain itu juga peran mereka dalam melakukan peningkatan kegiatan, dan mereplikasi kegiatan pelestarian itu di tempat lain.

Dari 12 penerima tersebut, dua pejuang lingkungan dari Bali akan menerima penghargaan Kalpataru di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Pertama adalah, Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari, Kabupaten Badung. Komunitas Peduli Sungai Tukad Mati Lestari Kuta ini sebelumnya juga mendapatkan penghargaan kalpataru pada tahun 2019 atas penyelamatan sungai dan mangrove di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya yang dulunya rusak parah, kering, dan dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Saat ini kawasan dimaksud telah bertransformasi menjadi lingkungan hijau yang asri, hidup kembali secara ekologis, dan layak menjadi destinasi edukatif dan wisata.

Kemudian penerima penghargaan yang kedua adalah Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli. Sebelumnya Penglipuran juga telah menerima Kalpataru Penyelamat Lingkungan Tahun 1995 berkat keberhasilannya dalam memelihara dan melestarikan hutan bambu seluas 75 Ha. Selain itu juga secara konsisten melakukan pemilahan 14 jenis sampah dan menerapkan awig-awig antara lain larangan merusak lingkungan dan menjaga kebersihan desa.

Penghargaan itu akan diberikan langsung oleh Menteri LH kepada para penerima penghargaan, saat puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang akan dilaksanakan pada Kamis 5 Juni 2025.

See also  Hadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Menteri LH Sampaikan Pesan Khusus Kepada Bali

Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kementerian LH/BPLH Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan, selama 45 tahun sejak dimulai pada 1980 hingga tahun 2024, penghargaan Kalpataru telah menghasilkan pahlawan lingkungan hingga sebanyak 428. Dari jumlah itu, kemudian dipilih lagi untuk diberikan penghargaan di tahun ini.

Namun demikian, pihaknya mengaku kesulitan melacak keberadaan dari ratusan penggiat lingkungan di seluruh Indonesia. Yang mana dari penelusuran yang dilakukan, para pegiat lingkungan yang sebelumnya telah mendapat penghargaan mulai dari tahun 1980-2024, ada yang sudah meninggal dunia, ada yang tidak lagi melanjutkan kegiatannya, dan ada yang keberadaannya tidak diketahui.

Dari total 482, sebanyak 200 penggiat lingkungan tidak bisa lagi dihubungi alias lost contact. Karena itu, pihaknya meminta bantuan Dinas Lingkungan Hidup di daerah untuk melakukan pelacakan lebih lanjut. “Setelah ditelusuri ada yang suda meninggal, ada yang tidak terus, atau informasimya juga kita tidak dapat beliaunya ada dimana,” katanya saat ditemui usai membuka Sarasehan 45 Tahun Kalpataru, Rabu 4 Juni 2025, di Kuta.

Para pejuang lingkungan berkumpul di Kuta untuk mengikuti sarasehan 45 Tahun Kalpataru, Rabu 4 Juni 2025.

Kegiatan Sarasehan ini menurutnya merupakan momentum strategis untuk merefleksikan perjalanan dan capaian para pejuang lingkungan hidup selama 45 tahun terakhir. Selain itu juga untuk mengidentifikasi berbagai tantangan dan peluang ke depan dalam upaya pelestarian lingkungan. “Sarasehan ini juga diharapkan dapat memperkuat jejaring dan kolaborasi lintas sektor, termasuk keterlibatan dunia usaha, akademisi, serta masyarakat sipil,” harapnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, sarasehan 45 Tahun Kalpataru ini juga menjadi ruang temu lintas generasi, yang mempertemukan para Penerima Penghargaan Kalpataru dari masa ke masa dengan generasi muda penerus perjuangan lingkungan, serta mempertemukan penggerak lokal dengan para pemangku kebijakan. Diharapkan kegiatan ini dapat menambah semangat dan nilai-nilai perjuangan lingkungan serta dapat terus diwariskan untuk memperkuat dalam menghadapi tantangan masa depan. (MBP1)

See also  Sembilan Hari Tanpa Hasil, Pencarian Dua WNA di Diamond Beach Dihentikan

 

redaksi

Related post