Webinar Selasa Seru, Kreativitas Guru dalam Menata Lingkungan Main yang Bermakna

 Webinar Selasa Seru, Kreativitas Guru dalam Menata Lingkungan Main yang Bermakna

Ida Ayu Cintiya Nurina, S.Pd., M.Pd. (depan di tengah) saat webinar.

DENPASAR – baliprawara.com

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah telah usai, kini saatnya para pendidik PAUD bersiap menciptakan pengalaman belajar terbaik bagi anak-anak. Untuk mendukung langkah tersebut, Direktorat GTK PAUD dan PNF Kemdikbudristek kembali menggelar Webinar Selasa Seru, dengan tema “Kreativitas Guru dalam Menata Lingkungan Main yang Bermakna”, pada Selasa, 22 Juli 2025, pukul 13.30–15.30 WIB.
Webinar ini menghadirkan Ida Ayu Cintiya Nurina, S.Pd., M.Pd., pengawas PAUD Kota Denpasar dan narasumber nasional, yang dikenal aktif mengembangkan inovasi dalam pembelajaran anak usia dini.
Dalam pemaparannya, Bu Cintiya mengajak para Sahabat Guru PAUD PNF untuk membangun pola pikir bertumbuh (growth mindset) dan lebih berani menciptakan ruang bermain yang mendukung eksplorasi, kolaborasi, dan kemandirian anak.
“Lingkungan main berubah saat cara pikir guru juga berubah,” tegasnya dalam sesi awal.
Ia menekankan pentingnya keberanian guru meninggalkan kebiasaan lama dan mulai menata ulang ruang kelas dengan pendekatan yang lebih bermakna dan kontekstual.
Bu Cintiya juga menyampaikan bahwa alat main tidak harus mahal. Penggunaan bahan open-ended seperti kardus, batu, daun, atau barang bekas dapat diubah menjadi media edukatif yang kaya makna, jika dirancang dengan niat pedagogis yang kuat.Menariknya, ia mengaitkan penataan lingkungan main dengan 8 dimensi Profil Pelajar Pancasila sebagaimana diatur dalam Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025.
“Sentra membangun, pojok cerita, hingga area bermain peran adalah ruang tumbuh bagi karakter anak sebagai pelajar Pancasila,” jelasnya.
Dalam kerangka Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Bu Cintiya juga membagikan strategi menata ruang bermain berbasis empat elemen penting, yakni: Pertama, Praktik Pedagogis: Guru aktif memfasilitasi proses belajar melalui refleksi dan pertanyaan. Kedua, Kemitraan Pembelajaran: Anak, orang tua, dan komunitas menjadi mitra belajar.
Kedua, Lingkungan Belajar: Dirancang fleksibel, kontekstual, dan mengundang eksplorasi. Keempat, Pemanfaatan Teknologi: Digunakan untuk dokumentasi dan refleksi pembelajaran, seperti membuat galeri digital karya anak.
Webinar yang berlangsung interaktif ini diikuti ratusan guru PAUD dari seluruh Indonesia yang antusias menyimak, berdiskusi, dan saling berbagi praktik baik. Sebagai penutup, Bu Cintiya mengingatkan bahwa “Lingkungan main adalah cermin visi pendidikan kita. Bukan untuk menyimpan barang, tapi untuk menumbuhkan potensi anak.”
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian dukungan GTK PAUD dan PNF dalam mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, inklusif, dan bermakna untuk semua anak Indonesia. (MBP2/r)

See also  Lima Hari Air PDAM Mati, Warga Ungasan Antre Air Bersih

Redaksi

Related post