Nyoman Suartha Terpilih sebagai Ketua AKU Bali, Dorong Pembentukan DPC

AKU – Dr. Nyoman Suartha, SE., M.Si (kiri) usai terpilih secara aklamasi menjadi Ketua BPD AKU Bali 2025-2029.
DENPASAR – baliprawara.com
Akademisi Dr. Nyoman Suartha, SE., M.Si., terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Andalan Kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor) atau AKU Provinsi Bali periode 2025-20209.
Suartha yang memiliki karier panjang sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi ini, terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) AKU Bali, Jumat (19/9/2025) bertempat di Kantor Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Bali.
Suartha merasa terhormat dipercaya menduduki Ketua BPD AKU Bali, meski dirinya ingin beristirahat karena usia yang makin senja. Namun karena merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama keluarga akseptor, ia bersedia mengemban kepercayaan itu.
Ia bakal segera membentuk struktur organisasi inti, terutama menunjuk sekretaris dan bendahara sebelum dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua BPP AKU/Kepala Perwakilan BKKBN Bali.
Ia juga siap menjalankan perintah BPP untuk membentuk kepengurusan di tingkat kabupaten/kota bahkan ranting. Namun yang terpenting di awal, seluruh anggota timnya punya semangat yang sama. “Saya ingin organisasi ini produktif,” kata Suartha.
Ia menjelaskan, UPPKA adalah program pemberdayaan ekonomi yang diinisiasi oleh BKKBN untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga akseptor program Keluarga Berencana (KB) melalui kegiatan ekonomi produktif.
Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan keluarga akseptor KB melalui usaha ekonomi, mendorong keluarga akseptor untuk lebih berdaya dan produktif secara ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Kelompok keluarga akseptor bekerja sama dalam berbagai kegiatan usaha ekonomi. Mereka memanfaatkan potensi ekonomi sosial dan bahan baku lokal untuk mengembangkan usaha. Melalui kegiatan ini, anggota keluarga dapat membuka atau menambah usaha, seperti memproduksi barang untuk dijual.
Di Bali sendiri, menurut Suartha, banyak kelompok (UPPKA) yang telah sukses menjalankan roda usaha sesuai potensi daerah masing-masing. Salah satunya di bidang tenun endek Bali.
“Kami mendorong kelompok di kabupaten/kota untuk berinovasi. Misalnya kalau di bidang pertanian, tiru cara orang Thailand. Enggak apa-apa niru yang baik-baik kan bagus,” jelasnya.
Menurutnya, peluang usaha kelompok UPPKA sangat terbuka lebar bahkan hingga ekspor, karena di tingkat BPP (Pusat) AKU telah menjalin berbagai kerja sama dengan stakeholder terkait. (MBP2)