Peluncuran Buku “Unveiling Borrowed Light: Shadows of Wanita Sulawesi”, Ungkap Judul Asli Lukisan Bersejarah Koleksi ARMA Museum

 Peluncuran Buku “Unveiling Borrowed Light: Shadows of Wanita Sulawesi”, Ungkap Judul Asli Lukisan Bersejarah Koleksi ARMA Museum

BUKU – Peluncuran Buku “Unveiling Borrowed Light: Shadows of Wanita Sulawesi” karya tim peneliti dari Malaysia. Dalam gambar tampak tim peneliti foto bersama dengan pendiri ARMA Museum, dan Rektor ISI Bali, Senin (27/10).

GIANYAR – baliprawara.com
‎‎Sebuah lukisan berukuran 68 cm x 48cm, bermedia cat minyak dengan media kayu, yang merupakan koleksi ARMA Museum Ubud, Gianyar, menarik perhatian peneliti seni asal Malaysia. Lukisan berumur 100 tahun itu karya seorang seniman Belanda, Jan Frank Niemantsverdriet. Lukisan itu menarik diteliti karena sarat informasi, baik di permukaan karya, maupun belakang karya. Awalnya lukisan itu berjudul “Wanita Sulawesi”, setelah diteliti ternyata lebih tepat bertitel ” Dua Wanita Batavia”. Kenapa?

‎Sebuah proyek penelitian seni yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ts. K. Azril Ismail dan Azrul K Abdullah telah berhasil mengungkap kembali judul asli dari sebuah lukisan awal abad ke-20 tersebut. ‎Lukisan ini sebelumnya dikenal dengan nama Wanita Sulawesi. Namun, setelah penelitian mendalam yang dilakukan bersama Museum Seni Agung Raka (ARMA) Ubud, kini telah dipastikan judul aslinya. Lukisan tersebut, yang sejak 1983 menjadi bagian dari koleksi ARMA, mulai diteliti secara intensif pada tahun 2023 ketika Prof. Azril pertama kali melihatnya saat berkunjung ke Bali.

‎”Awalnya, saya penasaran melihat sebuah karya yang tampak berkaitan dengan seniman Malaysia. Lalu saya ingin menyandingkannya dengan karya seniman besar seperti Raden Saleh dan Walter Spies. Dari situlah rasa ingin tahu saya semakin dalam,” ujar Prof. Dr. Ts. K. Azril Ismail dan Azrul K Abdullah saat ‎pengumuman resmi penamaan ulang yang dilakukan pada peluncuran buku publikasi baru tim penelitian, “Unveiling Borrowed Light: Shadows of Wanita Sulawesi” di ARMA Museum, Senin (27/10/2025). Acara ini juga dihadiri Pendiri ARMA Museum, Agung Rai dan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana.

Lukisan “Wanita Sulawesi” karya seniman Belanda, Jan Frank Niemantsverdriet, koleksi ARMA Museum.


‎Dikatakan Prof. Azril, proses penelitian lukisan ini berlangsung selama dua tahun melalui berbagai kunjungan, dokumentasi detail, pengukuran, fotografi, analisis pigmen, serta kajian arsip. Hasilnya, ditemukan bahwa judul lukisan tersebut adalah Dua Wanita Batavia (Twee Bataafse Vrouwen), sesuai catatan dari penemuan karya ini. Penemuan ini menjadi bukti penting yang memperkaya sejarah seni rupa Indonesia dan Asia Tenggara.

‎“Proyek ini bukan hanya tentang mengidentifikasi kembali sebuah lukisan, tetapi juga tentang merangkai kembali memori budaya dan sejarah kolonial di kawasan ini. Penelitian ini membantu membuka dialog tentang identitas, migrasi, dan persilangan budaya antara Asia dan Eropa,” tambah Prof. Azril.

‎Kata Prof. Azril, penelitian ini berpuncak pada penemuan sebuah foto bersejarah yang menggambarkan ‎wanita yang sama, yang diterbitkan dalam Twentieth Century Impressions of British Malaya (1908), menghubungkan lukisan ini dengan budaya visual era kolonial yang lebih luas.

Media Edukasi

‎Pendiri ARMA Museum, Agung
‎Rai menyampaikan, museum tak hanya memajang karya seni, tetapi juga sebagai media edukasi. “Penelitian karya seni berkolaborasi dengan museum penting dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang seni agar semakin baik. Borrowed Light mendokumentasikan temuan lengkap penelitian ini dan mewakili langkah signifikan menuju kemajuan kajian sejarah seni di kawasan Nusantara.

‎”Mengidentifikasi karya seniman, media yang digunakan, dan teknik pembuatannya, strategis dilakukan untuk kepentingan dunia akademis. Dari riset yang dilakukan, kita akan tahu perbedaan karya seorang R Bonnet dan Walter Spies, misalnya. Museum ARMA memiliki peran dalam konteks itu berkolaborasi dengan peneliti dan akademisi seni. Dengan demikian, museum tak hanya memajang karya seni, tetapi juga media edukasi.

‎Agung Rai mengaku tertarik membeli lukisan “Wanita Sulawesi” yang sekarang sudah penamaan ulang berjudul “Dua Wanita Batavia” untuk melengkapi koleksi Museum ARMA, sebagai cermin budaya Nusantara. Lukisan itu dibeli tahun 1983 di Belanda. (MBP2)

See also  Unud Sosialisasikan Peraturan Menteri PANRB RI Nomor 6 Tahun 2022

Redaksi

Related post