Peresmian Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali, Wujud Sinergi dan Kepedulian untuk Penyu di Pulau Dewata
Peresmian Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali.
JEMBRANA – baliprawara.com
Dalam upaya memperkuat koordinasi dan kolaborasi antar kelompok pelestari penyu di seluruh Bali, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali resmi membentuk Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali (AKPPB), Selasa 11 November 2025. Peresmian berlangsung di Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih, Desa Perancak, Kabupaten Jembrana, dan menjadi tonggak penting bagi penguatan peran masyarakat pesisir dalam menjaga kelestarian penyu secara berkelanjutan, berbasis kearifan lokal dan semangat gotong royong.
Acara dihadiri oleh jajaran instansi pemerintah dan mitra konservasi, antara lain Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, serta perwakilan dari berbagai lembaga konservasi dan 32 KPP binaan BKSDA Bali.
Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembentukan AKPPB merupakan hasil pendampingan dan pembinaan panjang terhadap kelompok pelestari penyu di Bali.
“Asosiasi ini menjadi wujud nyata gerakan sosial masyarakat pesisir. AKPPB akan menjadi motor penggerak dalam advokasi, edukasi, serta peningkatan kesadaran publik terhadap konservasi keanekaragaman hayati, khususnya pelestarian penyu. Melalui wadah ini, kami ingin memastikan bahwa kegiatan konservasi dan wisata edukasi penyu di Bali berjalan sesuai regulasi, berkelanjutan, dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Ratna.
Pembentukan AKPPB telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0007593.AH.01.07.TAHUN 2025 tertanggal 17 September 2025. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Rapat Apresiasi Kelompok Pelestari Penyu se-Bali yang digelar BKSDA Bali pada 21 Januari 2025 di Denpasar. Peresmian ditandai dengan penyerahan SK dan Akta Pendirian AKPPB, deklarasi bersama anggota asosiasi, pemberian penghargaan kepada kelompok pelestari berprestasi, serta pelepasliaran tukik di Pantai Perancak sebagai simbol komitmen bersama menjaga kelestarian penyu di Pulau Dewata.
Ketua AKPPB dalam sambutannya menegaskan bahwa asosiasi ini diharapkan menjadi wadah komunikasi, koordinasi, dan pembelajaran bagi seluruh kelompok pelestari penyu di Bali. “Dengan adanya wadah resmi, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan mitra konservasi akan semakin kuat. Kami berkomitmen menjadikan AKPPB sebagai ruang sinergi untuk memperkuat upaya pelestarian penyu yang lebih terarah dan berdampak luas,” ungkapnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Agustin dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, yang menilai pembentukan AKPPB sebagai langkah penting dalam memperkuat jejaring kelompok pelestari penyu di Bali.
Sementara itu, Agus Sugianto, Kepala KPH Bali Barat Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, menekankan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi “Nangun Sad Kerthi Loka Bali”, yakni menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali. (MBP)