Dua Hari Hilang, Pencarian Ketut Winas Libatkan 12 Orang Pintar
TABANAN – baliprawara.com
Seorang warga Banjar Adat Wangaya Kelod yang bernama I Ketut Winas (68) atau yang akrab dipanggil Pan Suwi, dikabarkan belum kembali ke rumahnya sejak Rabu (25/11). Pencarian bahkan sudah sempat dilakukan, namun belum membuahkan hasil.
Menurut Bendesa Adat Wangaya Gede I Ketut Sucipto saat dihubungi, Kamis (26/11), pihaknya sebelumnya mendapat laporan dari anak korban bernama I Wayan Suwi, sekitar pukul 06.00 Wita. Anak dari I Ketut Winas warga Banjar adat Wongaya Kelod ini, menyatakan orang tuanya meninggalkan rumah sejak, Rabu sekitar pukul 03.00 Wita dini hari dan belum kembali. Anaknya kata Sucipta, sudah berusaha mencari di sekitar rumahnya. Kondisi orang tuanya pada saat ini menderita sakit dan hilang ingatan.
“Iya ada salah satu warga Desa Adat Wangaya Gede, atas nama I Ketut Winas meninggalkan rumah dan sampai saat ini belum juga kembali kerumah,” kata Ketut Sucipto.
Sucipto menambahkan, pasca diterimanya laporan dari anak korban, dirinya langsung melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Wangaya Gede. Sebagai langkah pertama, menurunkan anggota tempek regu banjar wangaya kelod untuk menyisir sekitar rumah dan tegalan di wilayah banjar adat Wangaya Kelod. Namun kata dia, usaha pencarian belum membuahkan hasil.
Menjelang siang pada Rabu setelah dikabarkan hilang, penyisiran diperluas lagi dengan melibatkan lima Banjar Adat di Desa Adat Wangaya Gede yaitu Banjar Adat Wangaya Kelod, Kauh, Kangin, Kaja dan Banjar Adat Wangaya Bendul. Bahkan pencarian terpaksa dihentikan pada Kamis dini hari setelah kondisi kawasan diguyur hujan. Selain pencarian langsung, pencarian juga dilakukan secara niskala sesuai kepercayaan warga setempat, dengan melibatkan orang pintar. Tak tanggung-tanggung, pencarian secara niskala bahkan sampai melibatkan 12 orang pintar. Atas petunjuk orang pintar, pencarian dilanjutkan pada Kamis pagi dengan Mekekaron atau dengan sarana benda-benda yang mengeluarkan bunyi.
Ada ritual khusus sebelum melakukan tradisi Mekekaron ini, yaitu melakukan upacara mesegeh, menghaturkan canang wangi dan daksina, melakukan persembahyangan ke Dalem Kahyangan Luhur Batukau dan di Kemulan serta Tugu. “Kamis pagi, kami lanjutkan pencarian atas petunjuk orang pintar,dengan cara Mekekaron. Mekekaron ini adalah pencarian sambil membunyikan gong, penggorengan, sok, kul-kul, atau benda-benda yang mengeluarkan bebunyian,” jelas Sucipto.
Sucipto dan masyarakat Desa Wangaya Gede akan terus melakukan dan berharap bisa segera ditemukan. Karena selama 2 hari ini, kondisi cuaca di Lembah Batukaru sempat diguyur hujan. (MBP5)