Abrasi Pantai Selagan Nusa Dua, Penataan Akan Segera Dilakukan
MANGUPURA – baliprawara.com
Pantai Selagan Nusa Dua, yang berada di antara Nusa Besar dan Nusa Kecil di kawasan ITDC ini, biasanya ramai dikunjungi wisatawan untuk bersantai. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, kawasan ini sempat ditutup untuk umum.
Lama tak ada kunjungan wisata ke pantai Selagan Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, ternyata kondisi pantai ini, terlihat amburadul. Ini terjadi pasca hantaman ombak yang mengakibatkan tergerusnya pasir. Bahkan, bongkahan bekas pondasi dan paving pedestrian yang tersapu ombak, masih berserakan.
Managing Director The Nusa Dua ITDC, I Gusti Ngurah Ardita, saat mengatakan, pantai Segalan Nusa Dua, yang masih dalam kawasan ITDC, tentu menjadi bertanggung jawab pihak ITDC. Berkaitan dengan hal itu, penataan pantai pun akan segera dilakukan bersama dengan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. “Kami saat ini sedang proses perencanaan, tapi sudah pasti akan diperbaiki dan target kami selesai di Bulan September,” ujarnya.
Menurutnya, penataan yang akan dilakukan tentunya akan memperbaiki kembali jalan setapak di pantai tersebut. Hanya saja terkait anggaran, Ardita enggan berkomentar. “Untuk anggaran nanti, sekarang masih proses penetapan anggaran. Untuk perbaikan, jalan setapak akan tetap ada, kemudian kami akan menggunakan konsep dengan penempatan pasir kembali jadi tidak menggunakan bio bag kembali. Untuk pasirnya akan disesuaikan dari kondisi area, sekarang sedang dihitung jumlah yang akan digunakan,” jelasnya.
Sementara itu, terpisah, Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Made Denny Satya Wijaya, memastikan, penanganan akan segera dilakukan. Jika melihat kondisi di pantai Selagan Nusa Dua, memang sudah terjadi kerusakan yang cukup parah.
Untuk penataannya nanti kata Denny, akan masuk dalam Bali Beach Conservation Project fase II yang merupakan lanjutan dari Bali Beach Conservation Project fase I yang telah dikerjakan tahun 2001-2004 silam. Adapun fase I sebelumnya melingkupi kegiatan di Tanah Lot, Kuta, seputaran Legian, Sanur dan di Nusa Dua.
Kegiatan ini kata dia, merupakan konservasi pantai, yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi pantai yang ada. Seperti diketahui, pantai di Bali ini, tak hanya digunakan sebagai lokasi pariwisata, namun juga untuk perikanan, dan digunakan untuk kegiatan keagamaan, sepeti melasti. Apalagi begitu banyak Pura di sekitar pantai, yang tentu memerlukan pengamanan daripada abrasi pantai.
Pengerjaan selama fase I sebelumnya yakni, revetment atau tanggul pantai, growin atau mengatasi pergerakan pasir, pembuatan breakwater seperti di Sanur, Kuta, dan yang lain pembuatan revetment dan pengisian pasir. Mengingat banyak pantai yang tergerus yang pasirnya banyak hilang.
Khusus untuk di ruas pantai yang ada di Selagan Nusa Dua, ini akan masuk dalam lingkup kegiatan penanganan pantai, di ruas Nusa Dua-Tanjung Benoa. “Jadi, untuk di Bali Beach Conservation Project Fase II ini, dilakukan di ruas sepanjang pantai Tanjung Benoa dan juga di pantai Selagan. Disini ada tiga zona, yakni zona A ada di kawasan Tanjung Benoa, dan zona B ada di lokasi pantai Selagan, dan zona C ada di tengah-tengah diantara dua zona ini, yang perlu membutuhkan adaptasi karena ini merupakan pengerjaan lanjutan dari yang pernah dilaksanakan tahun 2001-2004,” katanya , Senin (17/1).
Untuk rencana fase II ini, sudah dilakukan identifikasi, pengambilan data, pemodelan, dan rencananya akan dilakukan kegiatan konservasi di ruas tersebut dengan pengisian pasir. Adapun kebutuhan pasir untuk konservasi di selagan Nusa Dua ini, sekitar 37ribu m³. Dari jumlah itu, ada dua sumber yakni Stockpile mertasari sebanyak 22 ribu m³, kemudian ada sand by passing, yang akan diambilkan dari sisi selatan Nusa Besar. Mengingat, disitu ada kondisi pasir yang banyak menumpuk dan akan dipindahkan sekitar 15 ribu m³.
Dengan pengisian pasir ini, diharapkan kondisi akan lebih rapi. Dalam pengerjaan, dirinya juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait, baik itu di lokasi terkait dengan sumber pasir dan aset aset yang ada disana. Untuk target pengerjaan akan di finalisasi dulu, karena ini baru konsep yang digarap bersama konsultan, dan sudah sempat disosialisasikan dengan stakeholder terkait, pada 14 Desember 2022. Dengan desain-desain yang ada, tidak hanya di ruas ini saja, termasuk juga di sekitar tanjung Benoa.
Jadi konsep desain ini diharapkan bisa final termasuk koordinasi di Akhir bulan Januari. Setelah ini final akan dilanjutkan tahap tender. Pertengahan Tahun paling lambat diharapkan telah kontrak untuk melakukan kegiatan di lapangan. Estimasi pengerjaan rata rata 6-9 bulan. Namun mepertimbangkan akan ada kegiatan G20, berharap ada yang bisa diupayakan untuk percepatan, dengan catatan bahwa desain sudah clear, koordinasi dengan stakeholder terkait juga sudah clear, termasuk juga masalah teknis dan sosial di lapangan,” harapnya. (MBP1)