Air Laut Pasang, Pedestrian di Pantai Kuta Ikut Tergerus

 Air Laut Pasang, Pedestrian di Pantai Kuta Ikut Tergerus

Kondisi pedestrian di pantai Kuta yang rusak diterjang ombak.

MANGUPURA – baliprawara.com

Air laut pasang yang melanda kawasan pesisir pantai Barat Kabupaten Badung, berdampak pada tergerusnya pasir pantai. Seperti yang terlihat di kawasan pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung.

Hempasan ombak yang cukup keras sejak beberapa hari terakhir, mengakibatkan abrasi yang semakin parah. Tak hanya itu, gerusan pasir yang cukup parah, juga mengakibatkan pedestrian atau area pejalan kaki di Pantai Kuta.

Menurut penuturan Koordinator Regu 4 Satgas Pantai Kuta, Made Oka Adnyana, hempasan air laut yang cukup keras, tak hanya menghabiskan pasir pantai, namun juga mengakibatkan kerusakan pada pedestrian Pantai Kuta. Kerusakan terlihat mulai dari depan Hotel Grand Inna, hingga ke utara di Beachwalk Shopping Center.

Ia mengungkapkan, gelombang tinggi tersebut, tidak hanya merusak fasilitas pedestrian, tetapi juga berdampak terhadap aktivitas wisata, di pantai Kuta. Pasalnya kata dia, wisatawan yang biasanya menikmati waktu santai di tepi pantai, kini terganggu akibat abrasi yang terjadi cukup parah. “Kerusakan terjadi di pinggir pantai, termasuk di area yang telah ditata oleh pemerintah. Kantor Satgas kami juga terkena dampak dari gelombang pasang,” katanya Kamis 15 Maret 2024, sembari berharap kondisi seperti ini harus segera mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, meski belum ada keluhan dari wisatawan.

Sementara itu, dikonfirmasi terkait kerusakan pada pedestrian akibat tergerus ombak, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, Ida Bagus Surya Suamba, mengatakan kalau fenomena air laut pasang ini, sangat berdampak terhadap infrastruktur milik Pemerintah Kabupaten Badung. Bahkan tak.hanya itu, kondisi pasir di sejumlah pesisir pantai juga ikut tergerus.

See also  Permudah Pengawasan, 17 Akses Masuk Pantai Kuta Ditutup Permanen

Ia mengakui kalau kejadian ini, tidak hanya terjadi di Pantai Kuta saja, tetapi juga terjadi di beberapa pantai lain di sisi barat, termasuk Pantai Pandawa. Untuk di Pantai Kuta, dampak dari gelombang tinggi ini, ditemukan bahwa salah satu bagian pedestrian mengalami penurunan elevasi akibat tergerusnya pasir yang ada di bawahnya.

Mengenai kerusakan yang terjadi pada pedestrian di Pantai Kuta, Surya Suamba mengatakan kalau saat ini sedang melakukan kajian dan observasi lapangan. Sesuai dengan ketentuan kontrak, apabila kerusakan yang timbul disebabkan oleh kesalahan konstruksi, maka kata dia, untuk tanggung jawab perbaikan, masih berada di pihak kontraktor. Namun, jika kerusakan akibat faktor alam, maka perbaikan akan dilakukan oleh Dinas PUPR sebagai bagian dari pekerjaan non-pemeliharaan. “Saat ini kita sedang kaji hal itu. Apakah itu disebabkan oleh bencana atau adanya kesalahan pelaksanaan. Setelah itu kita ketahui baru bisa kita simpulkan pengerjaan perbaikannya, apakah masuk pemeliharaan atau bukan,” jelasnya.

Untuk proses perbaikan, direncanakan akan segera dilaksanakan, kemungkinan pekan depan, setelah proses administrasi dan pengecekan selesai. Sementara itu, untuk mengatasi kondisi pasir pantai yang tergerus, Dinas PUPR Badung berencana melakukan perataan pasir guna mengembalikan kondisi pantai seperti semula. Langkah ini diambil sambil menantikan proses pengisian pasir berikutnya yang dijadwalkan oleh BWS Bali Penida pada Mei 2024.

Perataan pasir akan diusulkan untuk semua pesisir di wilayah Barat, mulai dari Kuta hingga Canggu. Adapun dana yang dipergunakan nantinya akan diusulkan melalui dana kebencanaan di BPBD, karena kejadian tersebut tergolong bencana alam. (MBP)

 

redaksi

Related post