Akulturasi Budaya Tionghoa, Pentas Barongsai Meriahkan Imlek di Kota Denpasar
DENPASAR – baliprawara.com
Warga Tionghoa yang bermukim di kawasan Jalan Gajah Mada, Denpasar, menggelar pementasan barongsai. Dengan mengambil titik lokasi di kawasan heritage Kota Denpasar. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu, 2 Februari 2022, serangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2573. Prosesi ini dimulai dari klenteng Sing Bie Bio yang ada di Jalan Kartini Gang II Denpasar.
Rombongan Barongsai keluar dari klenteng diikuti oleh arca dewa yang ditandu, menuju kawasan Jalan Gajah Mada. Di perempatan jalan Gajah Mada, Kartini dan jalan Sulawesi dilakukan penyalaan petasan terlebih dahulu oleh penglingsir warga Tionghoa.
Kemudian rombongan menuju Pura Desa Adat Denpasar untuk melakukan persembahyangan. Selanjutnya rombongan menuju ke patung Sang Kala Tri Semaya. Di kedua patung tersebut Barongsai melakukan aksi, seperti mengambil angpao yang diletakkan di badan patung. Para Barongsai ini melompat untuk mengambilnya.
Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke depan pura melanting tepatnya di depan patung Ratu Mas Melanting. Di sana semua pengiring melakukan persembahyangan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan burung dan barulah dilanjutkan dengan atraksi barongsai.
Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali, Sudiarta Indrajaya mengatakan, hingga saat ini, akulturasi budaya tionghoa di kawasan Jalan Gajah Mada sudah terjalin kuat selama ratusan tahun. Selain itu, Indrajaya mengatakan, pelaksanaan peringatan Imlek ini digelar di pelataran Pasar Badung sebagai upaya membangkitkan lagi perekonomian masyarakat Kota Denpasar yang sejak dua tahun terakhir anjlok akibat Pandemi Covid-19. “Ini adalah salah satu upaya kami juga untuk mendukung pemerintah menghidupkan kembali heritage Gajah Mada dan juga pecinan di kawasan ini,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini sudah ada patung Dewi Mas Melanting yang diyakini bisa membawa kesejahteraan dan keselamatan. Menurut Indrajaya, terkait Barongsai yang mengambil angpao di Patung Tri Semaya memiliki makna tersendiri. Dimana Indrajaya mengatakan, meraih berkah angpao merupakan simbol berkah yang dinikmati saat Imlek. “Maknanya apa yang ditanam itu yang dipetik memetik berkah kebahagiaan di Gajah Mada dengan tujuan menguatkan akulturasi budaya yang sudah ada sejak ribuan tahun. Apalagi, Bali simbol keberagaman toleransi,” tutupnya. (MBP5)