Antisipasi Gempa Susulan, BPBD Bangun Tenda Darurat di RSUD Karangasem
AMLAPURA – baliprawara.com
Pascagempabumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Karangasem, Selasa 13 Desember 2022, BPBD Karangasem bergerak cepat membangun tenda darurat. Tenda ini, dipasang di halaman RSUD Karangasem, untuk para pasien, guna mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
Kalak BPBD Karangasem IB Ketut Arimbawa mengatakan, tenda yang dipasang di halaman RSUD Karangasem, memiliki ukuran 12×6 meter.
Arimbawa menambahkan, Untuk pembangunan tenda ini dilakukan lantaran pasien tidak berani berada di dalam gedung, karena takut terjadi gempa susulan.
Tenda ini kata dia, dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi pasien dan mencegah diguyur hujan. “Semua pasien tidak berani untuk dirawat di dalam gedung, karena trauma, dan takutnya terjadi lagi gempa susulan,” kata Arimbawa.
Terkait Gempabumi Tektonik di wilayah Pantai Timur Karangasem, Bali, Selasa 13 Desember 2022 pukul 17.38 WIB atau 18.38 WITA, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Sementara, episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,29° LS ; 115,62° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 Km arah Timur Kubu, Karangasem, Bali pada kedalaman 30 km.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores ( Flores back arc thrust). “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya melalui siaran persnya.
Dikatakan, Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Karangasem dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dengan skala intensitas III MMI, daerah Tabanan, Kuta, Buleleng, Lombok Timur dengan skala intensitas II MMI. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” bebernya.
Hingga pukul 18.52 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 24 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6. “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ucapnya. (MBP6)